
Berlangsungnya Sekolah Legislatif yang diselenggarakan oleh SEMA FDI 2025. Sumber. Dok. Pribadi
Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) menggelar kegiatan Sekolah Legislatif SEMA FDI 2025 dengan tema “Integrity and Smart Politics for Smart Nation: Legislator Muda di Era Digital Governance.” Acara yang berlangsung pada Selasa (4/11) di Aula Student Center (SC) ini menghadirkan para akademisi dan pakar sebagai narasumber utama. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa aktif UIN Jakarta mengenai kepemimpinan, mekanisme legislatif, serta penerapan politik cerdas di era pemerintahan digital.
Ketua Pelaksana (Ketuplak), Muhammad Yasin Hasibuah menuturkan, kegiatan ini diinisiasi sebagai upaya mendorong mahasiswa agar berperan sebagai agen perubahan sekaligus calon penerus pemerintahan yang berintegritas dan berwawasan luas. Di tengah pesatnya perkembangan digital, generasi muda dinilai perlu memahami penerapan teknologi dalam sistem pemerintahan dan politik yang modern.
“Kegiatan ini juga berperan sebagai sarana untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa sebagai legislator muda yang melek digital, memahami tata kelola pemerintahan berbasis teknologi, serta menjunjung tinggi etika dan integritas dalam setiap tindakan. Melalui ajang ini, mahasiswa diharapkan mampu membangun semangat kolaborasi dan inovasi, serta memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan pemerintahan yang cerdas, transparan, dan berorientasi pada kemajuan bangsa di masa depan,” tuturnya.
Salah satu pengunjung acara Meirin Aurellia Putri menyampaikan, mahasiswa perlu mempelajari dan memahami politik serta kepemimpinan karena hal tersebut membantu dalam mengenali dan menilai situasi politik di era modern. Pemahaman politik tidak hanya terbatas pada ranah pemerintahan, tetapi juga mencakup dinamika politik kampus dan berbagai isu sosial yang memengaruhi kehidupan mahasiswa. Dengan pemahaman yang baik, mahasiswa dapat bersikap lebih bijak serta mampu menentukan posisi yang tepat dalam menghadapi berbagai kondisi.
“Tantangan terbesar bagi generasi muda saat ini adalah derasnya arus informasi di media sosial yang kerap membentuk opini publik secara tidak seimbang. Kondisi ini menuntut mahasiswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan selektif dalam menyaring informasi agar tidak mudah terpengaruh oleh opini menyesatkan. Sikap kritis dan kesadaran digital menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam menghadapi dinamika politik dan sosial yang semakin kompleks,” ujarnya.
(Nadine Fadila Azka)