
Muhammad Lazuardi Naftali menjembatani kolaborasi dan sinergi antar-provinsi. Sumber. Dok. Pribadi
Muhammad Lazuardi Naftali, yang akrab disapa Lazuardi, merupakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Dengan dedikasi tinggi dan semangat luar biasa, Lazuardi berhasil meraih kesempatan berharga mewakili Kota Tangerang Selatan sekaligus Provinsi Banten dalam Program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (KEMENPORA RI). Kesempatan ini menjadi pengalaman berharga yang tidak semua orang dapatkan, sebab hanya individu terpilih yang dipercaya membawa nama daerah di tingkat nasional.
Motivasi terbesarnya mengikuti program ini adalah keinginan kuat untuk memperkenalkan potensi Provinsi Banten secara lebih luas kepada para pemuda dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Lazuardi ingin menunjukkan kekayaan budaya, keberagaman tradisi, dan nilai-nilai kearifan lokal Banten yang belum banyak dikenal secara mendalam oleh daerah lain.
“Harapannya, kehadiran aku dalam program ini tidak hanya sebatas sebagai perwakilan daerah, tetapi juga mampu menjadi jembatan yang mempererat hubungan antar pemuda dari berbagai provinsi dan menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas daerah aku sendiri,” ungkapnya dengan rendah hati.
Tanggung jawab terbesar yang diembannya adalah menjaga nama baik kota dan provinsi yang diwakilinya, tidak hanya dalam kegiatan resmi, tetapi juga dalam sikap dan tindakan sehari-hari. “Aku juga harus selalu siap kapan pun dan di mana pun untuk memperkenalkan kekayaan budaya, tradisi, serta ciri khas yang dimiliki oleh Banten dan Kota Tangerang Selatan kepada masyarakat luas agar identitas daerah aku semakin dikenal dan dihargai,” jelasnya.
Selama mengikuti program PPAP, Lazuardi ditempatkan di Desa Natai Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Ia bergabung bersama sembilan delegasi dari berbagai provinsi di Indonesia dan merasakan pengalaman yang sangat berkesan.
Salah satu momen paling membekas baginya adalah ketika dapat saling belajar, bercengkrama, dan tumbuh bersama sebagai perwakilan daerah masing-masing. “Suasana penuh kebersamaan, canda, dan tawa menciptakan ikatan emosional yang kuat selama pelaksanaan kegiatan. Pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga yang tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga mempererat rasa persaudaraan lintas daerah,” tuturnya.
Setelah program berakhir, Lazuardi berencana menerapkan ilmu, pengalaman, dan wawasan yang diperolehnya selama kegiatan berlangsung. Ia ingin membawa pembelajaran tersebut untuk direalisasikan di lingkungan tempat tinggalnya, baik di Kota Tangerang Selatan maupun di wilayah Provinsi Banten.
“Melalui langkah tersebut, aku ingin memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama dalam bentuk program yang relevan dengan kebutuhan daerah dan mampu mendorong perkembangan komunitas lokal agar lebih maju dan berdaya,” ujarnya penuh semangat.
Di akhir perbincangan, Lazuardi berpesan kepada mahasiswa agar tidak takut mencoba hal baru dan terus membuka diri terhadap berbagai kesempatan. “Jangan pernah berhenti belajar, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus, karena setiap pengalaman sekecil apa pun membawa pelajaran berharga bagi perkembangan diri. Kesempatan itu banyak, tinggal bagaimana kita berani mengambil langkah atau membiarkannya lewat begitu saja. Yang terpenting adalah tetap konsisten untuk terus belajar, karena proses itu tidak akan pernah berhenti dan justru menjadi jalan menuju pengalaman luar biasa,” pesannya.
(Nadine Fadila Azka)