107.9 RDKFM

Atasi Kendala UKT, FORMABI UIN Jakarta Perkuat Penerima KIP Lewat Program ORMASI

Sesi talkshow dalam kegiatan ORMASI KIP. Sumber. Dok. Pribadi Forum Mahasiswa Bidikmisi (FORMABI) menyelenggarakan kegiatan Orientasi Mahasiswa Berprestasi (ORMASI) Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Auditorium Harun Nasution (Harnas), pada Jumat (17/10). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran mahasiswa penerima KIP dalam mengembangkan prestasi akademik sekaligus membantu mereka yang mengalami kesulitan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Melalui kegiatan tersebut, peserta juga dibekali dengan berbagai wawasan dan pengetahuan untuk mendukung pengembangan potensi diri di bidang akademik maupun nonakademik. Sekretaris Pelaksana (Sekpel) ORMASI KIP 2025, Hasna Nurulbaeti Fauzi menuturkan, pelaksanaan kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu mahasiswa berprestasi yang mengalami kesulitan dalam membayar UKT. Pihak kampus menyediakan beasiswa berupa bantuan KIP bagi mahasiswa yang memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan. “Salah satu syarat untuk mengikuti program beasiswa KIP adalah mahasiswa berada pada semester satu hingga tiga. Setelah bantuan diberikan, akan diadakan pelatihan lanjutan agar penerima dapat mengelola bantuan tersebut dengan bijak. Harapannya, bantuan ini dapat dimanfaatkan secara optimal dan tidak digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat di masa mendatang,” tuturnya. Peserta acara ORMASI KIP 2025, Siti Fadilah Hidayat mengungkapkan, adanya bantuan KIP dari pihak kampus sangat membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam membayar UKT, terutama bagi mereka yang memiliki kendala ekonomi. Program tersebut dinilai mampu meringankan beban biaya pendidikan sekaligus memberikan semangat baru bagi mahasiswa untuk terus berprestasi. “Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan dan tidak berhenti, karena mahasiswa sangat membutuhkan dukungan tersebut. Selain itu, para penerima bantuan juga diharapkan mampu mengelola keuangannya dengan bijak serta mempertahankan semangat belajar dan prestasi mereka,” ujarnya. (Nayla Putri Kamila)

Kuliah Umum KPI-Jurnalistik FDIKOM: Mengupas Peluang Bisnis Media Digital

Berlangsungnya Kuliah Umum KPI-Jurnalistik di Ruang Teater Prof. Dr. Aqib Suminto. Sumber. Dok. Pribadi Pada Selasa (14/10), Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) bersama Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta menggelar Kuliah Umum bertema “Bisnis Media di Era Digital: Strategi Bisnis dan Realitas Fenomenologis.” Kegiatan yang berlangsung di Ruang Teater Prof. Dr. Aqib Suminto ini bertujuan memberikan wawasan dan pengalaman akademik bagi mahasiswa agar mampu memahami dinamika serta perkembangan bisnis media di era digital. Kepala prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Yopi Kusmiati menuturkan, di era digital, mahasiswa dinilai telah siap menghadapi sekaligus mengembangkan industri bisnis berbasis digital. Beberapa mata kuliah kini berfokus pada digitalisasi, dan kuliah umum ini digelar untuk memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap perkembangan industri media digital. Mahasiswa, khususnya generasi muda, diharapkan mampu memanfaatkan media digital secara bijak, bukan dikendalikan olehnya. “Kuliah umum ini bertujuan mengenalkan luasnya peluang industri media digital di berbagai bidang, seperti fashion, pendidikan, dan kecerdasan buatan,  agar mahasiswa FDIKOM, khususnya prodi KPI dan Jurnalistik, dapat mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja digital,” ujarnya. Salah satu peserta kuliah umum, Gelsano Zevan Anargya mengungkapkan, topik yang diangkat sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana hampir seluruh aspek kehidupan telah beralih ke media digital. Media tradisional kini turut beradaptasi, sehingga pembahasan mengenai bisnis media digital menjadi penting bagi generasi muda untuk memahami arah perkembangan industri tersebut, terutama dari sisi peluang dan tantangannya. Menurutnya, siapa pun kini dapat membangun media sendiri melalui platform digital dengan kreativitas dan konsistensi, meski persaingan yang ketat menuntut strategi serta pemahaman audiens yang baik. “Generasi muda memiliki peran besar sebagai penggerak perubahan di industri media melalui ide, komunikasi, dan inovasi. Kuliah umum ini memberikan wawasan luas mengenai peluang di dunia media digital sekaligus memotivasi untuk terus belajar dan terlibat langsung dalam industri tersebut,” ungkapnya. (Nadine Fadila Azka)

Perkuat Pemahaman Nilai Pluralisme dan Jati Diri Bangsa, DEMA FDIKOM Sukses Gelar Semarak Budaya

DEMA FDIKOM sukses selenggarakan Semarak Budaya. Sumber. Dok. Pribadi Seminar bertajuk “Semarak Budaya” dengan tema “Pluralisme dan Kebudayaan dalam Konteks Persatuan Bangsa”diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (DEMA FDIKOM) di Teater lantai dua FDIKOM, pada Rabu (8/10). Kegiatan ini menghadirkan Milki Amirush Sholeh, M.Hum., peneliti dari Politica Research Consulting (PRC), yang bertujuan memperkuat nilai-nilai pluralisme sekaligus melestarikan kebudayaan sebagai upaya menjaga persatuan bangsa di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Ketua DEMA FDIKOM, Muhammad Khafidz Al Banan menuturkan, kegiatan tersebut merupakan upaya membangkitkan semangat pemahaman terhadap kebudayaan di kalangan mahasiswa FDIKOM. Seminar ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memperdalam kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai kebudayaan yang menjadi identitas bangsa. “Pemahaman terhadap pluralisme dinilai esensial karena keberagaman merupakan kekuatan yang harus dijaga agar tidak menimbulkan polarisasi dalam memandang perbedaan. Melalui kegiatan ini, diharapkan wawasan mahasiswa mengenai nilai-nilai kebudayaan semakin luas, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya merawat keberagaman dan memperkuat toleransi dalam kehidupan sosial,” tuturnya. Salah satu peserta, Muhammad Syafrinaluddin menyampaikan, pluralisme dan kebudayaan memiliki peran penting sebagai fondasi dalam menjaga keberagaman di Indonesia. Generasi muda diharapkan mampu menumbuhkan sikap toleran, menghargai perbedaan, serta berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan kampus sebagai wujud nyata pelestarian nilai-nilai kebudayaan. Melalui kegiatan Semarak Budaya, diharapkan muncul kesadaran kolektif tentang pentingnya pluralisme dan kebudayaan sebagai jati diri bangsa yang perlu dijaga bersama. “Pluralisme di Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif, namun masih menghadapi tantangan berupa sikap intoleransi di berbagai lapisan masyarakat. Karena itu, generasi muda memiliki peran penting dalam memperkuat kesadaran untuk menghargai perbedaan serta menjadi agen penyebar nilai-nilai toleransi di ruang publik demi terwujudnya kehidupan sosial yang harmonis dan inklusif,” ujarnya. (Maura Maharani Rizky)

Dorong Peran Gen Z sebagai Pilar Ekonomi Nasional, HMPS Manajemen Gelar Seminar UMKM

Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Digital, Ahmad Ridha Sabana dalam Seminar Management Talking About UMKM di Teater Lantai Lima FEB. Sumber. Dok. Pribadi Seminar Management Talking About Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bertajuk “Peran Generasi Z dalam Mendorong UMKM sebagai Pilar Pemulihan Nasional” sukses digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen UIN Jakarta, pada Kamis (2/10). Acara berlangsung di teater lantai lima Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dengan menghadirkan Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Digital, Ahmad Ridha Sabana, sebagai pemateri utama. Organizing Comitee (OC) Seminar Management Talking About UMKM, Wahyu Bintang Mahendra menjelaskan, seminar ini digagas karena melihat besarnya peluang yang dimiliki generasi Z dalam mendukung UMKM. Generasi muda, khususnya mahasiswa, dinilai sangat akrab dengan dunia digital sehingga praktik digitalisasi dapat diterapkan untuk memperkuat daya saing UMKM. “Pemateri yang kompeten di bidang UMKM menjadi salah satu faktor kesuksesan acara ini. Peserta mendapatkan wawasan baru terkait dunia usaha, sehingga diharapkan generasi Z dapat lebih aktif berperan dalam UMKM, mengingat perekonomian Indonesia banyak bertumpu pada sektor ini,” jelasnya. Salah satu peserta, Muhammad Ikhwan mengatakan, dirinya mengikuti seminar untuk memperluas pengalaman dan memperdalam pengetahuan seputar UMKM. Menurutnya, materi yang disampaikan membuka sudut pandang baru mengenai praktik usaha dan strategi pemasaran. “Pak Ridha sebagai Utusan Khusus Presiden di Bidang UMKM sangat menginspirasi, terutama dari cara beliau membangun usaha dan menjalin jaringan luas. Generasi muda, khususnya mahasiswa, harus terlibat aktif dalam meningkatkan pemasaran digital guna mendorong kemajuan UMKM,” pungkasnya. (Mahendra Dewa Asmara)

Peringati IHSD, LDK Syahid Ajak Masyarakat Hapus Stigma Negatif terhadap Perempuan Berhijab

Berlangsungnya sesi talkshow tentang hijab bersama dengan Annisa Rahma. Sumber Dok. Pribadi International Hijab Solidarity Day (IHSD) diperingati Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus Syarif Hidayatullah (LDK Syahid) di Aula Student Center UIN Jakarta, pada Jumat (26/9). Acara yang menghadirkan influencer muslimah seperti Chiki Fawzi dan Annisa Rahma ini digelar untuk membantah stigma negatif terhadap perempuan berhijab serta mendorong perlakuan yang adil tanpa diskriminasi. Ketua Pelaksana IHSD, Azka Adinda Rahika menjelaskan, acara ini digelar tidak hanya untuk memperingati Hari Hijab Sedunia, tetapi juga sebagai pengingat atas peristiwa 4 September, ketika seorang perempuan berhijab di Jerman mendapat perlakuan tidak baik. Menurutnya, momentum tersebut menjadi refleksi penting agar masyarakat di seluruh dunia memperlakukan perempuan muslimah dengan hormat. “Sudah seharusnya masyarakat, baik di Indonesia maupun di negara lain, memperlakukan perempuan dengan baik tanpa memandang pilihan berbusana mereka. Stigma yang menilai perempuan yang baru memutuskan berhijab sebagai sosok yang ingin terlihat suci atau paling baik harus dihapuskan. Sesungguhnya, keputusan berhijab hanyalah bentuk ikhtiar untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,” jelasnya. Salah satu peserta IHSD, Amanda Nurrahma mengungkapkan, acara ini memberikan motivasi bagi mahasiswa, khususnya muslimah, untuk semakin memperhatikan cara berpakaian sesuai syariat, mulai dari memilih busana yang tidak membentuk tubuh hingga mengenakan kerudung yang menutup dada. Menurutnya, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama muslimah, sehingga ketika ada perempuan yang diperlakukan tidak baik, yang lain siap untuk saling membela. “Harapannya setelah mengikuti IHSD, mahasiswa termasuk saya pribadi dapat semakin memperbaiki cara berpakaian dan memperoleh pengetahuan yang cukup. Dengan begitu, stigma negatif terhadap perempuan berhijab dapat segera hilang, dan seluruh perempuan bisa diperlakukan dengan baik oleh semua orang,” ungkapnya. (Nayla Putri Kamila)

Perkuat Solidaritas dan Motivasi Beasiswa, FDIKOM UIN Jakarta Gelar Dies Natalis ke-35 

Potrait foto bersamaPasca kegiatan Milad FDIKOMK ke-35. Sumber. Dok. Pribadi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta menggelar Dies Natalis ke-35 di Teater Lantai Dua, pada Jumat (26/10). Perayaan rutin tahunan ini dihadiri jajaran dekanat, wakil dekan, serta mahasiswa lintas program studi, sekaligus menghadirkan sesi talkshow beasiswa luar negeri. Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi sivitas akademika untuk memperkuat solidaritas dan pengembangan prestasi mahasiswa. Ketua Pelaksana Dies Natalis ke-35, Nabila Khoirunnisa mengungkapkan, perayaan ini tidak hanya dimaksudkan untuk merayakan milad FDIKOM, tetapi juga menjadi ajang berbagi ilmu bagi mahasiswa yang ingin mengajukan beasiswa, baik di dalam maupun luar negeri. Selain talkshow, rangkaian kegiatan juga mencakup senam bersama serta fun walk and run yang digelar keesokan harinya. “Melalui acara ini, saya ingin FDIKOM semakin maju dan terus menghadirkan perubahan positif. Selain itu, semoga semakin banyak mahasiswa yang tertarik memanfaatkan peluang beasiswa, baik di dalam maupun luar negeri, sehingga mereka memiliki tekad kuat untuk menata masa depan,” ungkapnya. Pemateri sekaligus penerima beasiswa luar negeri, Farabi Ferdiansah menyampaikan, saat pertama kali mengikuti program beasiswa, dirinya mengalami sejumlah culture shock yang cukup berbeda dengan kondisi di Indonesia. Mulai dari metode mengajar dan belajar yang berbeda hingga budaya individualis masyarakat setempat, yang lebih menekankan fokus pada diri sendiri. Hal ini membuatnya harus beradaptasi dengan kebiasaan baru yang ada di lingkungan tersebut. “Untuk mahasiswa yang ingin mendaftar beasiswa luar negeri, sebaiknya lebih bersemangat dalam belajar. Apalagi dengan teknologi yang semakin canggih, akses informasi kini jauh lebih mudah. Namun, tetaplah cermat dalam memilah informasi, agar bisa membedakan mana yang benar-benar fakta dan mana yang sekadar hoaks,”ujarnya. (Nayla Putri Kamila)

UIN Jakarta Rayakan Dies Natalis ke-68, Teguhkan Komitmen Menuju Reputasi Global

Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta. Sumber. Dok. Pribadi Pada Rabu (24/9), UIN Jakarta menggelar sidang senat terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-68 pada di Auditorium Harun Nasution. Mengusung tema “Mewujudkan Reputasi Global dalam Mencetak Generasi Unggul Menuju Indonesia Emas 2045”, acara ini dihadiri sivitas akademik, alumni lintas generasi, serta mitra strategis baik dari dalam maupun luar negeri. Panitia sidang senat terbuka dari divisi fotografer, Muhammad Ghifari Rahman menjelaskan, tujuan utama penyelenggaraan acara ini adalah mengenang perjalanan panjang UIN Jakarta sejak berdiri sebagai Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) pada 1957, kemudian berubah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN), hingga bertransformasi menjadi UIN. Perjalanan tersebut menjadi bukti komitmen kampus dalam menciptakan pendidikan tinggi keislaman yang unggul dan modern. “Dukungan sivitas akademik terhadap tiga program utama, yakni Green Campus, digitalisasi, dan kemandirian usaha melalui pusat bisnis, dinilai mampu memperkuat langkah UIN Jakarta untuk terus berkembang. Dengan sinergi tersebut, kampus diharapkan dapat menjadi institusi pendidikan yang lebih baik sekaligus berdaya saing di masa depan,” jelasnya. Peserta sidang senat terbuka Dies Natalis ke-68, Aqilah Qurrotulaini menuturkan, melalui acara ini mahasiswa diingatkan akan peran penting sebagai agen perubahan bagi kemajuan kampus maupun Indonesia di masa depan. Kesadaran tersebut perlu tumbuh dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar, sehingga mahasiswa mampu berkontribusi nyata dalam setiap langkah kecil yang dilakukan. “Tindakan sederhana seperti mengerjakan tugas sesuai standar operasional prosedur (SOP), menjaga kebersihan kampus, hingga mendukung kebijakan yang ditetapkan universitas menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa. Sinergi bersama civitas akademika, alumni, dan seluruh pihak terkait diharapkan mampu membawa UIN Jakarta terus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” tuturnya. (Yuzka Al-Mala)

Perkuat Tata Kelola Lembaga, Magister MD Jalani Asesmen Akreditasi

Berlangsungnya asesmen lapangan akreditasi Prodi Magister Manajemen Dakwah. Sumber. Dok. Pribadi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) menggelar asesmen lapangan akreditasi Program Studi (Prodi) Magister Manajemen Dakwah (MD) pada Jumat (19/9) di Ruang Meeting Lantai Dua FDIKOM. Kegiatan ini bertujuan mengonfirmasi data dan informasi untuk memastikan kesesuaian antara laporan dengan kondisi nyata di lapangan. Dekan FDIKOM, Gun Gun Heryanto menjelaskan, akreditasi merupakan instrumen penting untuk memperkuat tata kelola kelembagaan. Menurutnya, penjaminan mutu di tingkat program studi tidak dapat berjalan secara mandiri, melainkan membutuhkan validasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan kriteria yang telah ditetapkan. “Persiapan yang dilakukan cukup banyak, mulai dari pembentukan tim, penerbitan SK Dekan, brainstorming, hingga penyusunan timeline. Kurikulum saat ini juga sudah diarahkan untuk lebih menekankan pada program studi, sehingga setiap langkah harus benar-benar menunjang keberlangsungan prodi tersebut,” jelasnya. Kepala Prodi (Kaprodi) Magister MD, Cecep Castrawijaya menuturkan, evaluasi dilakukan baik untuk mahasiswa maupun dosen. Hasil evaluasi tersebut kemudian menjadi dasar perbaikan yang diharapkan mampu meningkatkan mutu prodi. Secara umum, metode pembelajaran lebih diarahkan pada konsep mahakarya, yakni mendorong mahasiswa untuk berkarya, berkontribusi, serta memperkuat partisipasi bersama. “Kami memerlukan waktu dua tahun untuk mempersiapkan asesmen ini, kemudian disubmit dan menunggu satu tahun hingga akhirnya asesmen lapangan dapat terlaksana hari ini. Keunggulan yang ingin kami tampilkan adalah kekuatan prodi yang menjadi poin utama guna meningkatkan nilai akreditasi,” tuturnya.(Yuzka Al-Mala)

Ruang Edukasi Sejarah Kampus bagi Mahasiswa, UIN Jakarta Resmikan GLAM

A Historical Timeline of UIN Jakarta. Sumber. Dok. Pribadi UIN Jakarta menghadirkan fasilitas Gallery, Library, Archive, and Museum (GLAM) yang berlokasi di samping Gedung Rektorat. Fasilitas ini dirancang sebagai ruang edukasi bagi mahasiswa untuk mengenal lebih dekat sejarah berdirinya UIN Jakarta, termasuk arsip perjalanan institusi, tulisan tentang asal-usul pendirian, hingga dokumentasi nama-nama rektor dari masa awal hingga sekarang. Kepala Humas dan Informasi UIN Jakarta, Zaenal Muttaqim menjelaskan, fasilitas GLAM dihadirkan khususnya bagi mahasiswa baru UIN Jakarta yang ingin memahami sejarah kampus secara lebih mendalam. Melalui ruang ini, mahasiswa dapat mengenal perjalanan panjang UIN Jakarta sekaligus menambah wawasan tentang identitas kampus mereka. “Harapannya, keberadaan fasilitas ini dapat mendorong mahasiswa UIN Jakarta untuk melestarikan kampus serta menjaga sarana yang ada, sehingga kelestariannya tetap terjaga dan semakin banyak orang yang mengenal UIN lebih dekat,” jelasnya. Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester delapan, Nahdah Aulia mengatakan, fasilitas GLAM sangat bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa baru yang ingin mengenal sejarah kampus secara lebih mendalam. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat berbagai barang peninggalan bersejarah yang tersimpan di dalamnya. “Pembangunan fasilitas ini penting, namun perlu ditingkatkan lagi promosinya agar seluruh civitas akademika UIN Jakarta mengetahui keberadaan museum tersebut. Harapannya, lebih banyak mahasiswa yang tertarik berkunjung, apalagi jika GLAM dilengkapi dengan hiasan atau tampilan yang lebih menarik,” ujarnya. (Nayla Putri Kamila)

Keterbatasan Ruang Kelas FDIKOM, Mahasiswa Keluhkan Kuliah Gabungan dan Daring

Ruang kelas FDIKOM. Sumber. Dok. Pribadi Kondisi ruang kelas di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) dinilai tidak memadai akibat peningkatan signifikan jumlah mahasiswa baru pada awal tahun ajaran 2025, sehingga proses pembelajaran seringkali terkendala oleh keterbatasan kapasitas. Sebagian kegiatan perkuliahan terpaksa dialihkan ke sistem daring dan adanya penggabungan kelas untuk mengatasi keterbatasan ruangan. Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), Program Studi (Prodi) Jurnalistik, semester lima, Mahesa Kholiviar mengatakan, penggabungan kelas maupun peralihan ke sistem daring tidak efektif serta menimbulkan ketidaknyamanan dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut dinilai menyulitkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan yang disampaikan. “Harapannya, kampus dapat menambah ruang kelas yang memadai atau menghadirkan solusi pembelajaran yang lebih efektif. Sistem kelas gabungan maupun perkuliahan daring merupakan solusi yang kurang optimal, karena mengurangi kenyamanan dan menyulitkan mahasiswa dalam menangkap materi,” ucapnya. Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), prodi Manajemen Dakwah (MD), semester tiga, Salsa Nurrahmi mengungkapkan, kondisi ruang kelas saat ini belum memadai akibat peningkatan jumlah mahasiswa baru. Situasi tersebut dianggap menyulitkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan sekaligus membatasi interaksi langsung dengan dosen. “Untuk mengatasi persoalan ini, diperlukannya pembangunan ruang kelas cadangan. Upaya ini juga diharapkan dapat mencegah penggabungan kelas maupun pemindahan proses pembelajaran ke sistem daring,” ungkapnya. (Maura Maharani Rizky)