107.9 RDKFM

Dorong Peran Gen Z sebagai Pilar Ekonomi Nasional, HMPS Manajemen Gelar Seminar UMKM

Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Digital, Ahmad Ridha Sabana dalam Seminar Management Talking About UMKM di Teater Lantai Lima FEB. Sumber. Dok. Pribadi Seminar Management Talking About Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bertajuk “Peran Generasi Z dalam Mendorong UMKM sebagai Pilar Pemulihan Nasional” sukses digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen UIN Jakarta, pada Kamis (2/10). Acara berlangsung di teater lantai lima Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dengan menghadirkan Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Digital, Ahmad Ridha Sabana, sebagai pemateri utama. Organizing Comitee (OC) Seminar Management Talking About UMKM, Wahyu Bintang Mahendra menjelaskan, seminar ini digagas karena melihat besarnya peluang yang dimiliki generasi Z dalam mendukung UMKM. Generasi muda, khususnya mahasiswa, dinilai sangat akrab dengan dunia digital sehingga praktik digitalisasi dapat diterapkan untuk memperkuat daya saing UMKM. “Pemateri yang kompeten di bidang UMKM menjadi salah satu faktor kesuksesan acara ini. Peserta mendapatkan wawasan baru terkait dunia usaha, sehingga diharapkan generasi Z dapat lebih aktif berperan dalam UMKM, mengingat perekonomian Indonesia banyak bertumpu pada sektor ini,” jelasnya. Salah satu peserta, Muhammad Ikhwan mengatakan, dirinya mengikuti seminar untuk memperluas pengalaman dan memperdalam pengetahuan seputar UMKM. Menurutnya, materi yang disampaikan membuka sudut pandang baru mengenai praktik usaha dan strategi pemasaran. “Pak Ridha sebagai Utusan Khusus Presiden di Bidang UMKM sangat menginspirasi, terutama dari cara beliau membangun usaha dan menjalin jaringan luas. Generasi muda, khususnya mahasiswa, harus terlibat aktif dalam meningkatkan pemasaran digital guna mendorong kemajuan UMKM,” pungkasnya. (Mahendra Dewa Asmara)

Perkuat Penegakan HAM, HIMAPOL Peringati September Hitam 2025 dengan Seruan Kritis

Berlangsungnya September Hitam 2025 yang diselenggarakan HIMAPOL di Plaza dan Teater Merah FISIP. Sumber. Dok. Pribadi Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) UIN Jakarta menggelar peringatan September Hitam 2025 dengan tema “Merawat Ingatan, Menagih Keadilan” di Plaza dan Teater Merah FISIP, pada Senin (29/9). Kegiatan ini menghadirkan diskusi bersama tokoh serta dimeriahkan seni dan musik sebagai upaya menghidupkan kembali ingatan kolektif atas perjuangan mahasiswa menentang kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Salah satu anggota HIMAPOL, Aksara Niti Wacana Sukma menyampaikan, peringatan September Hitam 2025 digelar untuk mengingatkan kembali kasus-kasus pelanggaran HAM yang belum tuntas di Indonesia. Kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi bagi mahasiswa agar tetap kritis terhadap isu keadilan. “Acara ini mengingatkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan, seperti kasus Munir dan kasus anak Bu Sumarsih. Rangkaian kegiatan meliputi talkshow On Memorial Trouble: Berapa Korban Lagi, dilanjutkan melukis, dan ditutup dengan penampilan band. Harapannya, kasus-kasus ini segera mendapat titik terang dan keadilan di Indonesia terus terjaga,” ujarnya. Salah satu peserta September Hitam 2025, Metswaya Zeta mengungkapkan, kehadiran mahasiswa dalam acara yang digelar HIMAPOL UIN Jakarta menjadi wujud kepedulian untuk merawat ingatan sekaligus menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Ia menegaskan, momentum ini penting sebagai ruang refleksi agar generasi muda tidak melupakan sejarah kelam bangsa. “Saya datang untuk merawat ingatan sekaligus mendukung pengusutan tuntas pelanggaran HAM. Harapannya, mahasiswa semakin sadar terhadap isu HAM dan mampu menghadirkan kembali suasana September lalu. Bagi negara, semoga kesadaran masyarakat makin luas dan pemerintah tidak lagi meremehkan hak asasi manusia,” ungkapnya.(Fayruz Zalfa Zahira)

Peringati IHSD, LDK Syahid Ajak Masyarakat Hapus Stigma Negatif terhadap Perempuan Berhijab

Berlangsungnya sesi talkshow tentang hijab bersama dengan Annisa Rahma. Sumber Dok. Pribadi International Hijab Solidarity Day (IHSD) diperingati Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus Syarif Hidayatullah (LDK Syahid) di Aula Student Center UIN Jakarta, pada Jumat (26/9). Acara yang menghadirkan influencer muslimah seperti Chiki Fawzi dan Annisa Rahma ini digelar untuk membantah stigma negatif terhadap perempuan berhijab serta mendorong perlakuan yang adil tanpa diskriminasi. Ketua Pelaksana IHSD, Azka Adinda Rahika menjelaskan, acara ini digelar tidak hanya untuk memperingati Hari Hijab Sedunia, tetapi juga sebagai pengingat atas peristiwa 4 September, ketika seorang perempuan berhijab di Jerman mendapat perlakuan tidak baik. Menurutnya, momentum tersebut menjadi refleksi penting agar masyarakat di seluruh dunia memperlakukan perempuan muslimah dengan hormat. “Sudah seharusnya masyarakat, baik di Indonesia maupun di negara lain, memperlakukan perempuan dengan baik tanpa memandang pilihan berbusana mereka. Stigma yang menilai perempuan yang baru memutuskan berhijab sebagai sosok yang ingin terlihat suci atau paling baik harus dihapuskan. Sesungguhnya, keputusan berhijab hanyalah bentuk ikhtiar untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,” jelasnya. Salah satu peserta IHSD, Amanda Nurrahma mengungkapkan, acara ini memberikan motivasi bagi mahasiswa, khususnya muslimah, untuk semakin memperhatikan cara berpakaian sesuai syariat, mulai dari memilih busana yang tidak membentuk tubuh hingga mengenakan kerudung yang menutup dada. Menurutnya, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama muslimah, sehingga ketika ada perempuan yang diperlakukan tidak baik, yang lain siap untuk saling membela. “Harapannya setelah mengikuti IHSD, mahasiswa termasuk saya pribadi dapat semakin memperbaiki cara berpakaian dan memperoleh pengetahuan yang cukup. Dengan begitu, stigma negatif terhadap perempuan berhijab dapat segera hilang, dan seluruh perempuan bisa diperlakukan dengan baik oleh semua orang,” ungkapnya. (Nayla Putri Kamila)

Perkuat Solidaritas dan Motivasi Beasiswa, FDIKOM UIN Jakarta Gelar Dies Natalis ke-35 

Potrait foto bersamaPasca kegiatan Milad FDIKOMK ke-35. Sumber. Dok. Pribadi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta menggelar Dies Natalis ke-35 di Teater Lantai Dua, pada Jumat (26/10). Perayaan rutin tahunan ini dihadiri jajaran dekanat, wakil dekan, serta mahasiswa lintas program studi, sekaligus menghadirkan sesi talkshow beasiswa luar negeri. Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi sivitas akademika untuk memperkuat solidaritas dan pengembangan prestasi mahasiswa. Ketua Pelaksana Dies Natalis ke-35, Nabila Khoirunnisa mengungkapkan, perayaan ini tidak hanya dimaksudkan untuk merayakan milad FDIKOM, tetapi juga menjadi ajang berbagi ilmu bagi mahasiswa yang ingin mengajukan beasiswa, baik di dalam maupun luar negeri. Selain talkshow, rangkaian kegiatan juga mencakup senam bersama serta fun walk and run yang digelar keesokan harinya. “Melalui acara ini, saya ingin FDIKOM semakin maju dan terus menghadirkan perubahan positif. Selain itu, semoga semakin banyak mahasiswa yang tertarik memanfaatkan peluang beasiswa, baik di dalam maupun luar negeri, sehingga mereka memiliki tekad kuat untuk menata masa depan,” ungkapnya. Pemateri sekaligus penerima beasiswa luar negeri, Farabi Ferdiansah menyampaikan, saat pertama kali mengikuti program beasiswa, dirinya mengalami sejumlah culture shock yang cukup berbeda dengan kondisi di Indonesia. Mulai dari metode mengajar dan belajar yang berbeda hingga budaya individualis masyarakat setempat, yang lebih menekankan fokus pada diri sendiri. Hal ini membuatnya harus beradaptasi dengan kebiasaan baru yang ada di lingkungan tersebut. “Untuk mahasiswa yang ingin mendaftar beasiswa luar negeri, sebaiknya lebih bersemangat dalam belajar. Apalagi dengan teknologi yang semakin canggih, akses informasi kini jauh lebih mudah. Namun, tetaplah cermat dalam memilah informasi, agar bisa membedakan mana yang benar-benar fakta dan mana yang sekadar hoaks,”ujarnya. (Nayla Putri Kamila)

Upayakan Swasembada Pangan Lewat Peran Generasi Muda, Agribisnis Gelar Seminar Nasional

Penampilan Lembaga Semi Otonom (LSO) Seragri, sebagai rangkaian acara Seminar Nasional GANTARI 2025 Agribisnis UIN Jakarta. Sumber. Dok. Pribadi Seminar Nasional bertajuk “Peran Strategis Generasi Muda Terhadap Swasembada Pangan Menuju Indonesia Emas”, sukses digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis UIN Jakarta pada Kamis, (25/7). Acara tersebut merupakan program kerja (proker) dari Gebyar Ajang Tani Inspiratif (GANTARI) yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari tani ke-65. Seminar yang berlangsung di Auditorium Harun Nasution (Harnas) tersebut, diharapkan dapat meningkatkan peran mahasiswa dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.  Ketua pelaksana GANTARI 2025, Bima Rio Ramdhan mengungkapkan, minimnya kepedulian generasi muda terhadap sektor pertanian dan pangan, menjadi faktor utama yang melatarbelakangi terselenggaranya acara ini. Padahal dalam kenyataanya, Indonesia merupakan negara agraris yang menempatkan petani sebagai salah satu pilar utama dalam kemajuan bangsa. “Setelah kita melihat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dari 2025 hingga 2045, di sana tertera tentang ketahanan pangan dan kemandirian pangan. Dari situ kita mulai memerhatikan para generasi muda untuk ikut serta dalam mewujudkan ketahanan pangan yang sudah dirancang oleh Bappenas, terutama dalam seminar nasional ini”, ungkapnya.  Salah satu peserta GANTARI 2025, Zidani Akbar Saputra mengatakan, tema generasi muda dalam mewujudkan swasembada pangan menjadi suatu hal yang mendorong dirinya untuk mengikuti seminar ini. Acara ini pun banyak memberikan insight menarik terutama tentang swasembada pangan yang pada kenyataannya bukanlah tentang pangan, melainkan tentang kesejahteraan ekonomi dan juga pemerataan sosial.  “Mahasiswa Agribisnis maupun Pertanian harus bisa berkomitmen terhadap bidang ilmu yang telah dipelajari, karena minat dan bakat bisa didapatkan melalui ilmu pengetahuan yang sudah diketahui. Mahasiswa harus berperan dalam mengatasi permasalahan pertanian, seperti ketidaktahuan para petani tentang peluang, inovasi, dan juga jalur bisnis yang lebih relevan”, ujarnya.  (Mahendra Dewa Asmara)

Bongkar Isu Pelanggaran HAM, Diskusi Publik Ajak Mahasiswa Latih Sikap Kritis

Berlangsungnya Diskusi Publik bertajuk “September Hitam” di FAH. Sumber. Dok. Pribadi Lingkar Kajian IImu Sosial dan Sejarah (Lkissah), Angkatan Muda Peduli Hukum (AMPUH), dan Ruang Publik Politik (Rublikpol) menggelar Diskusi Publik bertajuk “September Hitam” di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Jakarta pada Rabu (24/7). Kegiatan ini bertujuan membangkitkan rasa keterikatan dan kepedulian masyarakat terhadap tanah air, dengan menyoroti banyaknya korban serta ratusan laporan yang menunjukkan kondisi bangsa masih menghadapi tantangan serius. Ketua pelaksana (Ketuplak), Dhimas Sugian menjelaskan, tema “Menolak Lupa” diangkat sebagai pengingat atas belum adanya langkah serius dari pemerintah terkait penyelesaian pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Tema ini lahir dari rangkaian komunikasi diskusi yang dibangun sebagai ruang representasi bagi masyarakat yang tidak memiliki suara, sekaligus sebagai penegasan pentingnya menjaga ingatan kolektif terhadap sejarah kelam, terutama terkait hilangnya nyawa manusia. “Melalui pengusungan tema ini, masyarakat diharapkan mampu merasakan keterikatan dan rasa memiliki terhadap tanah air. Kesadaran akan isu-isu terkini pun perlu ditingkatkan agar publik tidak mudah terprovokasi ataupun terseret opini tertentu, sehingga tercipta sikap kritis serta kepedulian yang lebih kuat terhadap kondisi bangsa,” jelasnya. Peserta acara, Adiba Bahira Zahiyah menyampaikan, kurangnya transparansi anggaran dan berbagai aspek lainnya menunjukkan tata kelola negara belum berjalan optimal. Aspirasi rakyat pun dinilai belum sepenuhnya terealisasi, sehingga forum diskusi ini dianggap sebagai wadah penting untuk menyalurkan tuntutan masyarakat. “Dalam pandangannya, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menyeimbangkan isu-isu ini. Mahasiswa diharapkan mampu bersikap lebih bijaksana dalam menentukan pilihan politik sekaligus meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, sehingga tercipta partisipasi aktif dalam memperbaiki kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya. (Maura Maharani Rizky)

UIN Jakarta Rayakan Dies Natalis ke-68, Teguhkan Komitmen Menuju Reputasi Global

Dies Natalis ke-68 UIN Jakarta. Sumber. Dok. Pribadi Pada Rabu (24/9), UIN Jakarta menggelar sidang senat terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-68 pada di Auditorium Harun Nasution. Mengusung tema “Mewujudkan Reputasi Global dalam Mencetak Generasi Unggul Menuju Indonesia Emas 2045”, acara ini dihadiri sivitas akademik, alumni lintas generasi, serta mitra strategis baik dari dalam maupun luar negeri. Panitia sidang senat terbuka dari divisi fotografer, Muhammad Ghifari Rahman menjelaskan, tujuan utama penyelenggaraan acara ini adalah mengenang perjalanan panjang UIN Jakarta sejak berdiri sebagai Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) pada 1957, kemudian berubah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN), hingga bertransformasi menjadi UIN. Perjalanan tersebut menjadi bukti komitmen kampus dalam menciptakan pendidikan tinggi keislaman yang unggul dan modern. “Dukungan sivitas akademik terhadap tiga program utama, yakni Green Campus, digitalisasi, dan kemandirian usaha melalui pusat bisnis, dinilai mampu memperkuat langkah UIN Jakarta untuk terus berkembang. Dengan sinergi tersebut, kampus diharapkan dapat menjadi institusi pendidikan yang lebih baik sekaligus berdaya saing di masa depan,” jelasnya. Peserta sidang senat terbuka Dies Natalis ke-68, Aqilah Qurrotulaini menuturkan, melalui acara ini mahasiswa diingatkan akan peran penting sebagai agen perubahan bagi kemajuan kampus maupun Indonesia di masa depan. Kesadaran tersebut perlu tumbuh dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar, sehingga mahasiswa mampu berkontribusi nyata dalam setiap langkah kecil yang dilakukan. “Tindakan sederhana seperti mengerjakan tugas sesuai standar operasional prosedur (SOP), menjaga kebersihan kampus, hingga mendukung kebijakan yang ditetapkan universitas menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa. Sinergi bersama civitas akademika, alumni, dan seluruh pihak terkait diharapkan mampu membawa UIN Jakarta terus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” tuturnya. (Yuzka Al-Mala)

Ajak Mahasiswa Baru Jadi Pemimpin Beradab, LDK Syahid FITK Gelar Syahid Fair Tarbiyah 2025

Berlangsungnya Acara Syahid Fair Tarbiyah 2025. Sumber. Dok. Pribadi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) menyelenggarakan Syahid Fair Tarbiyah 2025 dengan tema “Dari Kampus Menuju Mimbarnya Umat: Membangun Karakter Pemimpin Beradab Melalui Pendidikan Kepemimpinan Mahasiswa”. Kegiatan ini menghadirkan perlombaan, seminar pendidikan dan keislaman, hingga fun activity, sekaligus memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperoleh ilmu dan pengalaman baru bersama narasumber ternama. Ketua pelaksana (Ketuplak) Syahid Fair Tarbiyah 2025, Faisa Agara menuturkan, kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan utama merekrut mahasiswa baru sekaligus mengembangkan potensi unggul mahasiswa FITK agar mampu menjadi penerus bangsa. Keberhasilan penyelenggaraan acara disebut sebagai hasil kerja keras dan konsistensi panitia selama persiapan hingga pelaksanaan. “Upaya kami untuk keberlanjutan acara ini adalah dengan mewadahi peserta dan menghadirkan pembicara yang memiliki wawasan luas. Harapannya, semakin banyak mahasiswa baru yang tertarik bergabung dengan LDK Syahid serta dapat melanjutkan tradisi menyelenggarakan acara yang lebih baik ke depannya,” tuturnya. Salah satu peserta Syahid Fair Tarbiyah 2025, Devia Febriana mengungkapkan, ketertarikannya hadir karena pembicara yang dihadirkan dianggap menarik sekaligus memberikan banyak manfaat. Selain memperluas relasi, acara ini juga memberikan tambahan wawasan, khususnya terkait pendidikan, mulai dari strategi hingga cara pengelolaan yang bisa diterapkan di masyarakat. “Yang saya dapatkan bukan hanya relasi, melainkan juga wawasan baru yang sebelumnya belum saya ketahui. Apalagi pembahasan mengenai pendidikan, mulai dari cara mengelolanya hingga strategi untuk diterapkan ketika berkiprah di masyarakat, khususnya dalam upaya memperbaiki pendidikan di negeri ini,” ungkapnya.(Yuzka Al-Mala)

Perkuat Tata Kelola Lembaga, Magister MD Jalani Asesmen Akreditasi

Berlangsungnya asesmen lapangan akreditasi Prodi Magister Manajemen Dakwah. Sumber. Dok. Pribadi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) menggelar asesmen lapangan akreditasi Program Studi (Prodi) Magister Manajemen Dakwah (MD) pada Jumat (19/9) di Ruang Meeting Lantai Dua FDIKOM. Kegiatan ini bertujuan mengonfirmasi data dan informasi untuk memastikan kesesuaian antara laporan dengan kondisi nyata di lapangan. Dekan FDIKOM, Gun Gun Heryanto menjelaskan, akreditasi merupakan instrumen penting untuk memperkuat tata kelola kelembagaan. Menurutnya, penjaminan mutu di tingkat program studi tidak dapat berjalan secara mandiri, melainkan membutuhkan validasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan kriteria yang telah ditetapkan. “Persiapan yang dilakukan cukup banyak, mulai dari pembentukan tim, penerbitan SK Dekan, brainstorming, hingga penyusunan timeline. Kurikulum saat ini juga sudah diarahkan untuk lebih menekankan pada program studi, sehingga setiap langkah harus benar-benar menunjang keberlangsungan prodi tersebut,” jelasnya. Kepala Prodi (Kaprodi) Magister MD, Cecep Castrawijaya menuturkan, evaluasi dilakukan baik untuk mahasiswa maupun dosen. Hasil evaluasi tersebut kemudian menjadi dasar perbaikan yang diharapkan mampu meningkatkan mutu prodi. Secara umum, metode pembelajaran lebih diarahkan pada konsep mahakarya, yakni mendorong mahasiswa untuk berkarya, berkontribusi, serta memperkuat partisipasi bersama. “Kami memerlukan waktu dua tahun untuk mempersiapkan asesmen ini, kemudian disubmit dan menunggu satu tahun hingga akhirnya asesmen lapangan dapat terlaksana hari ini. Keunggulan yang ingin kami tampilkan adalah kekuatan prodi yang menjadi poin utama guna meningkatkan nilai akreditasi,” tuturnya.(Yuzka Al-Mala)

Asah Keterampilan Editing Mahasiswa, HMPS KPI Gelar Editing Skill Training

Berlangsungnya acara Edstrain di di Student Center (SC) lantai tiga. Sumber. Dok. Pribadi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) menggelar Editing Skill Training (Edstrain) di Student Center (SC) lantai tiga, pada Selasa (16/9). Kegiatan ini bertujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis editing sekaligus mengasah kompetensi agar lebih siap bersaing di industri media. Organizing Committee (OC), Muhammad Ridzi Kandias menyampaikan, Editing Skill Training menjadi sarana penting bagi mahasiswa untuk mendalami keterampilan editing secara menyeluruh. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan aspek teknis, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang desain sebagai media komunikasi. “Peserta diajak melihat desain bukan sekadar tampilan visual, melainkan sebuah karya yang mampu menyampaikan pesan dengan lebih efektif. Dengan begitu, mereka dapat mengembangkan perspektif baru bahwa editing memiliki nilai strategis dalam dunia komunikasi dan media,” ucapnya. Pemateri Edstrain, Aji Juasal menjelaskan, prinsip dasar editing mencakup hierarki, tipografi, dan perpaduan warna, namun yang paling utama adalah selera. Tanpa selera yang terasah, prinsip tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Setiap karya visual perlu disesuaikan dengan tujuan pembuatannya agar narasi dalam poster tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mampu menyentuh logika dan emosi audiens. “Editing dapat dilakukan oleh siapa saja, tetapi hanya mereka yang konsisten yang mampu bertahan. Karena itu, dibutuhkan kesiapan untuk meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam mempelajari hal-hal baru secara berkelanjutan sehingga keterampilan editing terus berkembang dan memberikan dampak yang lebih kuat,” jelasnya. (Nadine Fadila Azka)