107.9 RDKFM

Fenomena Aksi Santri: Menguji Keseimbangan Media dan Pentingnya Literasi Publik

Aksi santr menguji keseimbangan media dan menyoroti pentingnya literasi publik dalam menyikapi pemberitaan. Sumber. radarjember.jawapos.com Balamuda ngerasa nggak sih, akhir-akhir ini aksi masyarakat, terutama santri, makin sering muncul di media sosial? Ternyata, fenomena tersebut jadi sorotan karena para peserta aksi ingin menekankan pentingnya liputan media yang adil dan berimbang. Tapi kalau dipikir-pikir, kira-kira ini kesalahan siapa sih? Yuk, kita bahas bareng-bareng. Beberapa hari terakhir, aksi santri terjadi di berbagai kota. Para peserta membawa poster dan spanduk, bahkan beberapa membuat konten di media sosial untuk menyuarakan aspirasinya. Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat kini mulai aktif mengawasi media, bukan hanya sebagai penonton berita, tapi juga sebagai pengawas kritis. Aksi ini berlangsung damai dan tertib, meski tetap menarik perhatian warga sekitar. Banyak orang berhenti sejenak untuk melihat jalannya aksi, sementara sebagian orang mengabadikan momen lewat sosial media. Interaksi ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai peduli dengan isu yang diangkat. Selain itu, aksi ini memicu diskusi publik di berbagai platform, mulai dari grup WhatsApp, Twitter, sampai forum komunitas. Banyak orang ikut memberikan opini, kritik, atau dukungan, sehingga isu yang awalnya hanya berita lokal bisa jadi sorotan nasional. Bahkan, beberapa komunitas lain yang awalnya tidak terlibat juga ikut mempertimbangkan sikap mereka terhadap media dan liputan berita. Kalau dipikir-pikir, masalah yang muncul sebenarnya berlapis. Di satu sisi, media dianggap kurang berimbang dalam liputan dan menimbulkan salah paham di masyarakat. Dan di sisi lain, aksi santri yang viral juga menjadi sorotan karena bisa menimbulkan persepsi berbeda di publik. Jadi sebenarnya bukan sepenuhnya kesalahan salah satu pihak aja, tapi.. soal kurangnya komunikasi dan kesadaran masing-masing pihak. Media perlu memahami dampak liputan yang diangkat, sementara publik, termasuk santri, perlu menyampaikan kritik dengan cara yang konstruktif dan damai. Menurut berbagai sumber, aksi tersebut mencerminkan hubungan yang erat antara masyarakat dan media. Media harus lebih berhati-hati dalam memilih sudut pandang berita dan menyajikan informasi secara akurat dan berimbang. jika sebuah isu sensitif diberitakan, media sebaiknya menampilkan semua sisi cerita, sesuai data, bukan hanya satu pihak. Supaya tidak menimbulkan salah paham atau konflik di masyarakat. Dalam konteks antri dan publik, tindakan yang bijak juga sangat penting. Kritik harus disampaikan dengan cara yang jelas, tertib, dan tetap menghargai pihak media. Menggunakan jalur yang sah dan etis, seperti mengirim surat resmi, dialog terbuka, atau memanfaatkan platform sosial media untuk edukasi publik, bisa membuat tuntutan lebih efektif dan diterima tanpa menimbulkan ketegangan atau kericuhan yang dapat memecah belah pihak lain. Fenomena tersebut juga menyoroti pentingnya literasi media. Masyarakat dinilai mampu menilai mana informasi yang faktual dan mana yang berpotensi bias. Sementara media harus sadar bahwa liputannya bisa berdampak luas, terutama jika menyangkut kelompok sensitif seperti santri atau komunitas tertentu. Dengan kesadaran ini, harapannya hubungan antara media dan publik bisa lebih sehat dan konstruktif. Nah, Balamuda sendiri gimana? Setuju nggak kalau media harus lebih berhati-hati dalam liputan, dan masyarakat juga bisa menyuarakan pendapat tapi tetap dengan cara yang bijak? Fenomena ini jelas menunjukkan kalau tanggung jawab menyajikan dan menerima informasi itu bukan hanya di media, tapi juga ada di tangan masyarakat. Harapannya dengan adanya aksi seperti ini, masyarakat semakin sadar hak mereka untuk mendapatkan informasi yang adil, dan media semakin memahami tanggung jawab serta mengedepankan kode etik jurnalistik, semoga persoalan ini dapat terselesaikan secara damai dengan mengutamakan nilai-nilai sosial. (Maura Maharani Rizky)

Pembatasan Impor BBM Picu Kelangkaan di SPBU Swasta, Wacana Etanol (E10) Tambah Persoalan

Panjangnya antrean di SPBU Pertamina. Sumber. kabarbaik.co Balamuda ngerasa gak sih, akhir-akhir ini kalo bepergian pakai kendaraan pribadi tuh agak ribet buat isi bensin? Mau beli di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) swasta, stoknya sering kosong. Beli di Pertamina, antreannya panjang banget. Tapi pernah kepikiran nggak kenapa bisa kayak gitu? Yuk, kita bahas bareng-bareng. Selama pertengahan Agustus sampai 12 Oktober 2025, penulis nemuin kalau kelangkaan stok BBM di SPBU swasta masih sering terjadi di berbagai daerah. Ternyata, hal ini terjadi karena kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang membatasi kuota impor BBM. Permintaan masyarakat terhadap SPBU swasta yang cukup tinggi karena dianggap punya kualitas lebih bagus bikin kuota impor mereka cepat habis, dan akhirnya stok pun kosong dalam waktu lama. Kebijakan ini bikin masyarakat heboh karena dianggap merugikan konsumen BBM dan bikin posisi kerja pegawai SPBU swasta terancam. Untuk ngatasin hal itu, Bahlil menyarankan supaya SPBU swasta beli BBM dari Pertamina dalam bentuk base fuel, yaitu bahan bakar murni tanpa campuran tambahan. Tapi ternyata, beberapa SPBU swasta yang awalnya setuju malah batalin kesepakatan itu karena mereka bilang base fuel Pertamina masih mengandung etanol 3,5 persen. Kementerian ESDM sih bilang kalau batas maksimal etanol dalam BBM itu 20 persen, jadi masih aman. Tapi pihak swasta tetap nggak mau karena mereka punya standar sendiri soal bahan bakar yang murni dan berkualitas, yang menurut mereka harus bebas dari zat tambahan. Nah, di tengah polemik itu, muncul lagi kebijakan baru soal penambahan etanol 10 persen (E10) yang udah disetujui Presiden Prabowo. Kata Bahlil, langkah ini bisa bantu Indonesia ngurangin ketergantungan impor bahan bakar dan jadi bagian dari transisi ke energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Cuma, pertanyaannya, gimana dampaknya buat kendaraan? Walaupun etanol bagus buat lingkungan, ternyata bisa berdampak kurang baik buat mesin. Soalnya etanol punya sifat menyerap air dari udara yang bisa bikin korosi di tangki, pipa, dan komponen logam lainnya. Lama-lama, hal ini bisa merusak bagian dalam mesin kendaraan. Nah, Balamuda sendiri gimana? Setuju nggak sama kebijakan E10 ini? Katanya sih buat ngurangin impor BBM, tapi jangan sampai malah jadi alasan baru buat impor etanol juga ya. (Mahendra Dewa Asmara)

Cerminan Gaya Hidup: Fashion Mahasiswa Buktikan Stylish Tak Harus Mahal

Fashion Mahasiswa. Sumber. rri.co.id Balamuda, gaya berpakaian mahasiswa selalu menjadi topik menarik untuk dibahas. Di tengah kesibukan kuliah dan tumpukan tugas, mereka tetap punya cara untuk tampil percaya diri. Uniknya, dari keterbatasan anggaran justru lahir kreativitas yang membuat fashion ala mahasiswa memiliki ciri khas tersendiri. Dari outfit thrift, tote bag sederhana, hingga sneakers dengan beragam model, semuanya menjadi bagian dari identitas anak kampus. Nah, soal gaya ini penting banget, Balamuda. Fashion mahasiswa bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi juga mencerminkan bagaimana mereka beradaptasi dengan kondisi. Ada yang lihai berburu barang preloved di thrift shop, ada yang menjadikan tote bag sederhana sebagai identitas diri, hingga ada yang rela menabung demi sepasang sneakersimpian. Semua itu menunjukkan bahwa gaya berpakaian mahasiswa adalah cermin kreativitas yang lahir dari keterbatasan. Dari Thrift Shop ke Lorong KampusBagi banyak mahasiswa, thrift shop sudah menjadi destinasi favorit untuk mencari pakaian. Selain harganya ramah di kantong, pilihannya pun beragam dan sering kali unik. Mulai dari kemeja flanel, jaket oversized, hingga celana jeans bergaya retro bisa didapat dengan harga jauh lebih murah dibandingkan di toko bermerek. Menariknya, mahasiswa tidak hanya membeli untuk dipakai sendiri, tapi juga pintar memadukan setiap item agar tampilannya setara dengan gaya selebgram. Bahkan, sebagian memanfaatkan thrifting sebagai peluang usaha kecil dengan menjual kembali barang preloved yang dikreasikan lewat mix and match. Tas: Dari Tote Bag sampai Ransel MultifungsiTas menjadi sahabat setia mahasiswa dalam menjalani aktivitas kampus. Tote bag kain sederhana dengan tulisan nyeleneh atau gambar unik sering terlihat di bahu anak kampus. Sementara sebagian lainnya memilih ransel multifungsi agar bisa memuat laptop, buku, hingga bekal makan siang. Bagi mereka, tas bukan sekadar kebutuhan praktis, melainkan medium untuk mengekspresikan kepribadian. Dari desain minimalis hingga penuh warna, setiap pilihan tas seakan menjadi “kode” gaya hidup si pemiliknya. Sneakers, Nyaman sekaligus StylishJika berbicara sepatu, sneakers hampir selalu menjadi pilihan utama. Alasannya sederhana: praktis, nyaman, dan tetap terlihat trendi. Dari merek lokal seperti Ventela atau Compass yang ramah di kantong, sampai sneakers KW yang sulit dibedakan dengan aslinya, semuanya punya penggemar. Ada pula mahasiswa yang rela menabung berbulan-bulan demi edisi terbatas, sekadar memuaskan diri atau menunjang penampilan. Namun bagi kebanyakan, bukan harga yang utama, melainkan kenyamanan untuk beraktivitas seharian penuh mulai dari kuliah, rapat organisasi, hingga nongkrong. Kreativitas di Tengah KeterbatasanYang membuat gaya mahasiswa istimewa adalah kemampuan mereka mengolah keterbatasan menjadi sesuatu yang unik. Meski hanya punya beberapa baju thrift, satu tote bag, dan sepasang sneakers, kombinasi kreatif mampu menghadirkan tampilan berbeda setiap hari. Keterbatasan justru melatih mereka untuk lebih kreatif, tidak hanya soal penampilan tetapi juga cara bertahan hidup di dunia kampus. Refleksi Gaya Hidup MahasiswaBalamuda, fashion mahasiswa pada akhirnya bukan sekadar tren, tetapi cerminan gaya hidup. Mereka mungkin hidup dengan anggaran terbatas, namun tetap bisa tampil percaya diri dengan gaya sederhana dan kreatif. Dari thrift shop hingga sneakers, semua menjadi bagian dari cerita perjalanan kuliah yang penuh warna. Gaya ini membuktikan bahwa percaya diri tidak selalu lahir dari merek mahal, melainkan dari keberanian mengekspresikan diri apa adanya. Baiklah, itu dia gambaran gaya fashion mahasiswa yang perlu Balamuda ketahui, di balik kantong pas-pasan tapi penuh kreativitas. Semoga bisa jadi bahan refleksi bagi kita semua untuk lebih menghargai cara anak muda memadukan keterbatasan menjadi sesuatu yang menarik. Ingat, percaya diri bukan soal brand mahal, melainkan keberanian mengekspresikan diri dengan jujur. Semoga gaya sederhana mahasiswa ini terus menginspirasi banyak orang! (Fayruz Zalfa Zahira)

Ajang Pramuka Dunia, WMSJ 2025 Jadi Ruang Pertukaran Budaya dan Bakat Anak Muda

Opening WMSJ 2025. Sumber. pramukadiy.or.id Balamuda, siapa sih yang nggak tahu acara besar yang lagi berlangsung bulan ini di Indonesia? Yup, Indonesia baru saja jadi tuan rumah World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025 yang digelar pada 9–13 September 2025 di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur, Jakarta Selatan. Acara ini jadi bagian dari peringatan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dengan tujuan memberdayakan pramuka muslim muda agar bisa berkembang sebagai individu maupun komunitas yang interaktif. Melalui semangat persatuan, keberagaman, dan perdamaian, kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan budaya harmonis sekaligus menginspirasi generasi muda secara global. Tercatat ada 15.333 peserta ikut meramaikan jambore ini, terdiri atas 7.149 peserta putra, 6.349 peserta putri, dan 1.718 pembina. Mereka datang dari berbagai kontingen Indonesia seperti Jakarta, Jambi, dan Sumatera Selatan, juga kontingen mancanegara seperti Arab Saudi, Malaysia, Oman, Kamboja, dan lainnya. Keseruan WMSJ 2025 makin terasa dengan rangkaian acara yang super beragam, mulai dari Wisata Budaya, Lomba Pionir, Halang Rintang, Orientasi Perkemahan, Pertunjukan Malam Pertukaran Budaya, Festival Remaja Islam, hingga Musik Live. Bintang tamu yang hadir pun nggak main-main, ada Iwan Fals, Wali, Alffy Rev, dan masih banyak lagi. Nggak cuma itu, balamuda juga bisa seru-seruan di berbagai stand yang tersedia, mulai dari kuliner Nusantara, cinderamata, sampai games interaktif yang pastinya bikin betah. Jadi, buat balamuda yang penasaran dengan keseruan WMSK tahun ini, bisa banget langsung datang dan ikutan meramaikan. Nah, yang belum sempat hadir, jangan khawatir karena masih ada kesempatan untuk ikut di jambore dunia selanjutnya. (Yuzka Al-Mala)

Kontroversi Roblox: Dilarang Pemerintah, Sisi Lain Jadi Ruang Dakwah dan Kreativitas

Balamuda, pasti sudah tidak asing lagi dengan game online Roblox yang tengah digandrungi berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan larangan terkait game ini. Kebijakan tersebut diklaim sebagai salah satu upaya pemerintah untuk melindungi generasi muda dari paparan konten negatif dan radiasi berlebih yang dikhawatirkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) juga menegaskan bahwa Roblox mengandung banyak unsur kekerasan. Lebih dari itu, sebagian anak muda memanfaatkannya untuk hal-hal negatif seperti eksploitasi konten dewasa, kekerasan seksual, dan cyberbullying. Karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi anak saat bermain game. Meski begitu, Roblox tidak melulu berisi konten negatif, lho. Banyak juga kegiatan positif yang dapat dilakukan di dalamnya. Ada yang memanfaatkan Roblox untuk berdakwah, mengaji, atau sekadar bermain demi melepas penat setelah beraktivitas. Salah satunya adalah Ustad Kadam Sidik, seorang da’i muda yang kerap menyampaikan dakwah lewat Roblox. Melalui akun media sosialnya, ia mengajak pengikutnya bergabung dalam Ikatan Server Taat Istiqamah Qalbu Roblox (ISTIQBLOX). Dalam kegiatan ISTIQBLOX, Ustad Kadam tidak hanya berceramah, tetapi juga membuka sesi tanya jawab. Antusiasme anak muda pun tinggi, dengan beragam pertanyaan seputar agama maupun topik lain yang mereka lontarkan. Menariknya, Roblox juga menjadi ruang bagi generasi muda untuk berkreasi. Di sana, pemain bisa mendesain karakter, membangun rumah, membuat mini game, hingga belajar coding. Mereka tidak hanya bermain, tetapi juga berinteraksi dan berdiskusi, menjadikan Roblox sebagai wadah sosial yang membangun relasi. Jadi, Balamuda yang gemar bermain Roblox sebenarnya tidak masalah, asalkan tetap memprioritaskan kegiatan yang lebih penting. Gunakan game ini untuk hal-hal positif yang bisa mengasah kreativitas dan meningkatkan kualitas diri. Jangan sampai bermain Roblox membuat lalai terhadap tugas dan tanggung jawab. Yuk, kita jadikan generasi muda Indonesia sebagai generasi emas yang mengharumkan nama bangsa! (Nayla Putri Kamila)

Program Barak Militer Viral, Orang Tua Pakai Cara Ini untuk Disiplinkan Anak

Balamuda, siapa sih yang nggak kenal sama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa KDM? Belakangan ini namanya kembali jadi sorotan, gara-gara program “Pembinaan Siswa Nakal” yang melibatkan barak militer sebagai tempat pembinaan. Program ini mulai dijalankan sejak 1 Mei 2025 dan langsung menyita perhatian publik, khususnya masyarakat Jawa Barat. Komentar pun bermunculan, dari yang mendukung sampai yang mengkritik, rame banget di media sosial, balamuda! Sebenarnya, program ini punya tujuan mulia, yaitu membentuk karakter remaja agar lebih disiplin, mandiri, dan kembali ke jati dirinya sebagai generasi penerus bangsa. Tapi anehnya, program yang cukup serius ini justru jadi bahan bercandaan orang tua. Kok bisa, ya? Ternyata, banyak orang tua yang pakai nama Kang Dedi buat “ngancem lucu” anak-anaknya biar nurut—misalnya pas anak susah makan, nggak mau tidur, atau ogah belajar. Dediphobia, Fenomena Baru di Kalangan Anak-anak Karena banyak yang pakai cara ini, akhirnya muncullah istilah “Dediphobia”. Istilah ini gabungan dari kata “Dedi” dan “phobia” yang artinya takut berlebihan. Banyak video viral beredar, nunjukin orang tua yang muterin rekaman suara Kang Dedi lagi menegur anak-anak. Responsnya? Anak-anak langsung nurut dan takut, balamuda! Meskipun niatnya buat lucu-lucuan, fenomena ini bikin banyak orang sadar akan kuatnya figur Kang Dedi di mata anak-anak. Ia jadi simbol ketegasan yang bahkan bisa dijadikan alat bantu orang tua dalam mendidik. Tapi di sisi lain, kita juga harus mulai mikir—jangan-jangan cara ini punya efek yang nggak disangka. Ancaman yang Jadi Candaan, Tapi Bisa Berdampak Serius Orang tua mulai kreatif dalam “ancamannya”, balamuda. Ada yang bilang, “Jangan main HP terus, nanti Kang Dedi datang, HP-nya disita diganti buku sejarah.” Atau, “Kalau buang sampah sembarangan, disuruh mungutin satu kampung!” Sampai ada juga yang bilang, “Nggak mau belajar? Nanti ikut kelas budaya Sunda bareng Kang Dedi!” Kocak sih, tapi lama-lama bisa bikin anak beneran takut. Masalahnya, kalau terus-terusan ditakut-takuti, anak bisa tumbuh dengan rasa cemas dan nggak percaya lagi sama orang tuanya. Soalnya ancaman itu seringkali cuma omongan doang, nggak pernah kejadian. Lebih parah lagi, anak jadi mikir kalau militer itu tempat hukuman, bukan tempat pengabdian. Padahal, kan, nggak gitu juga. Jadi, balamuda, penting banget buat orang tua lebih bijak dalam mendidik anak. Gunakan cara yang positif, bangun komunikasi yang sehat, dan jangan sering-sering menakut-nakuti. Soalnya pendekatan yang penuh pengertian justru lebih ampuh buat membentuk karakter anak yang kuat, mandiri, dan percaya diri. Dediphobia boleh viral, tapi mendidik dengan cinta tetap juaranya, ya, balamuda! (Safia Salsabila Putri)

Animasi Jumbo, Berikan Pesan dan Pelajaran Bermakna yang Dapat Diambil

Balamuda, kalo ngobrolin film yang rilis baru-baru ini, pasti udah gak asing lagi kan sama film Jumbo. Film animasi yang menceritakan tentang perjalanan seorang anak laki-laki bernama Don, yang sering dipanggil Jumbo oleh teman-temannya karena tubuhnya yang gemuk, saat ini penayangannya di bioskop sudah mendapatkan jutaan penonton loh. Tapi Balamuda tau gak sih, film animasi buatan anak bangsa ini dinilai bukan hanya sekedar animasi belaka. Namun, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dari film ini. Apa saja pelajaran bahkan pesan berharga dari penayangan Film Jumbo? Yuk kita bahas satu per satu! Jangan Membully atau Meremehkan Teman Pada Film Jumbo, Don sering banget mendapatkan perundungan dan diremehkan oleh teman-temannya, karena mereka menganggap Don lambat dan selalu gagal dalam melakukan permainan. Perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya terhadap Don bisa merusak rasa percaya diri dan membuat seseorang merasa tidak dihargai atau bahkan tidak berharga. Oleh karena itu Balamuda, penting bagi kita untuk selalu menghargai perasaan orang lain dan mendukung teman-teman kita tanpa merendahkan mereka. Melawan Tindakan Bullying Melawan disini bukan berarti membalas dengan kekerasan atau melakukan perundungan balik ya Balamuda, tapi kita bisa membalas dengan membuktikan kalau kita itu berhasil. Meski Don sering dianggap remeh, dan lambat dalam segala hal oleh teman-temannya, tapi Don tidak tinggal diam. Ia berusaha membuktikan kemampuannya dengan mengikuti sebuah pertunjukan bakat, menunjukkan bahwa ia bisa melawan bullying dengan cara yang positif. Kasus perundungan memang sering terjadi di kalangan anak-anak, bahkan terkadang dari lingkungan terdekat mereka. Film ini mengajarkan kita bahwa setiap anak memiliki keunikan masing-masing dan tidak boleh merasa insecure hanya karena berbeda atau memiliki kekurangan. Tingkatkan Kepercayaan Diri Sensiri Setelah mengalami perundungan dari teman-temannya, Don sempat kehilangan kepercayaan diri dan meragukan kemampuannya untuk melakukan hal-hal besar. Namun, dukungan dari sahabat-sahabatnya, memberinya semangat untuk bangkit. Dalam perjalanannya, Don menyadari bahwa setiap orang memiliki potensi dan kemampuan untuk tumbuh, asal diberi kesempatan. Sering kali, seseorang terjebak dalam pandangan negatif tentang dirinya sendiri karena pengaruh pendapat orang lain. Padahal, setiap individu memiliki keistimewaan yang layak dihargai dan dikembangkan. Hilangkan Rasa Iri Kepada Teman Film Jumbo memberikan pesan kepada para penontonnya untuk menghindari rasa iri terhadap teman. Ketika rasa iri muncul, hal itu bisa mendorong kita untuk melakukan tindakan yang kurang baik kepada teman, yang pada akhirnya dapat menyakiti perasaan mereka. Dalam sebuah pertemanan, perasaan iri memang bisa saja timbul, misalnya ketika teman mencapai sesuatu yang belum bisa kita capai, atau memiliki hal-hal yang belum kita miliki. Melalui film ini, kita diajak untuk tidak memelihara rasa iri, bahkan terhadap orang-orang terdekat, karena rasa iri justru dapat merugikan diri sendiri dan merusak hubungan yang sudah terjalin. Belajar Mendengarkan dan Jangan Hanya Ingin Didengarkan Don sering kali ingin didengarkan dan dimengerti oleh teman-temannya, namun ia lupa untuk memperhatikan perasaan mereka. Ia tidak menyadari bahwa orang-orang di sekitarnya juga memiliki persoalan dan tantangan yang mereka hadapi sendiri. Melalui nasihat yang diberikan Nenek kepada Don, anak-anak bisa belajar pentingnya mendengarkan dan memahami orang lain. Ketika anak mau mendengarkan, itu menjadi salah satu cara menunjukkan empati dan rasa hormat terhadap orang lain. Nah, Balamuda, itulah sejumlah pesan dan pelajaran yang bisa kita petik dari Film Jumbo ini. Kira-kira Balamuda udah sering mengimplementasi perihal di atas belum sih? (Mahendra Dewa Asmara)

Oriental Circus Indonesia, Kisah Para Pemain di Balik Gemerlap Pertunjukan

Balamuda, pernah dengar tentang Oriental Circus Indonesia (OCI)? Sirkus ini sempat populer dengan pertunjukannya di berbagai kota, bahkan pernah berkolaborasi dengan Taman Safari Indonesia. Tapi, di balik itu semua, ada cerita yang baru terungkap. Sejak April 2025, mantan pemain OCI mengungkapkan pengalaman mereka melalui podcast dan pertemuan dengan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), menyentil soal tekanan kerja dan dugaan pelanggaran HAM yang mereka alami. Nah, cerita mereka ini penting banget, Balamuda. Mereka tidak hanya berbagi kisah tentang rutinitas yang padat, tapi juga tentang bagaimana dampak mental dari pekerjaan tersebut. Pengakuan ini membuka pandangan baru tentang industri hiburan sirkus yang jarang kita ketahui sebelumnya. Dari Podcast ke Meja Pemerintah Cerita dibalik OCI mulai jadi sorotan publik setelah dua mantan pemainnya muncul di sebuah podcast di YouTube, Balamuda. Mereka tidak hanya bicara soal panggung dan pertunjukan, tapi juga buka suara soal tekanan kerja, aturan internal yang ketat, sampai dugaan perlakuan yang dinilai melanggar batas kemanusiaan. Awalnya sih banyak yang menanggap ini hanya cerita lama yang dibikin santai, akan tetapi semakin ke sini, respons netizen makin ramai. Tidak berhenti di situ Balamuda, keduanya juga sempat dipertemukan langsung dengan Wakil Menteri Hukum dan HAM buat menjelaskan kondisi yang mereka alami selama bergabung di sirkus. Sejak saat itu, cerita di balik gemerlap tenda pertunjukan mulai dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Hidup di Balik Panggung Di balik aksi salto, tawa penonton, dan cahaya lampu panggung, ternyata kehidupan para pemain sirkus tidak selalu seindah yang tampak, Balamuda. Mantan pemain OCI cerita kalau mereka harus latihan terus-menerus, kadang sampai larut, dengan jadwal pertunjukan yang padat hampir tiap hari. Istirahat terbatas, ruang gerak juga dibatasi, bahkan ada yang bilang kalau komunikasi ke luar lingkungan kerja pun diatur. Meskipun mereka mengaku sempat senang bisa tampil keliling Indonesia, tapi tekanan fisik dan mental yang dirasakan tidak bisa diabaikan. Kehidupan di balik tirai panggung itu jauh dari glamor—lebih mirip perjuangan harian yang penuh batasan. Sorotan soal Hak Asasi Manusia Balamuda, makin dalam cerita ini digali, makin kelihatan ada hal-hal serius yang harus diperhatikan khususnya soal hak asasi manusia. Para mantan pemain OCI menyebut kalau selama bergabung, mereka sempat mengalami pembatasan kebebasan, tekanan psikologis, bahkan ketidak jelasan kontrak kerja. Beberapa aturan yang diterapkan dinilai terlalu mengekang dan tidak memberikan ruang yang layak buat mereka sebagai pekerja. Isu ini kemudian memicu diskusi luas di media sosial, karena apa yang mereka alami dianggap melanggar prinsip dasar HAM, seperti hak atas istirahat, kesehatan mental, dan kebebasan pribadi. Dari yang awalnya hanya keluhan kerja, kasus ini pun berkembang jadi pembahasan soal perlindungan tenaga kerja di industri hiburan. Reaksi dan Tanggapan Berbagai Pihak Setelah cerita ini rame dibahas, berbagai pihak mulai buka suara, lohh, Balamuda. Netizen banyak yang merespon di media sosial, dari yang memberi dukungan sampai yang mengajak lebih aware sama kondisi kerja di balik dunia hiburan. Pemerintah pun langsung gerak, Wakil Menteri Hukum dan HAM bertemu langsung sama mantan pemain buat mendengar cerita mereka dari dekat. Walaupun pihak OCI belum kasih penjelasan resmi waktu itu, tapi publik sudah mulai fokus ke pentingnya transparansi dan perlindungan hak para pekerja. Bahkan beberapa organisasi mulai mendorong agar sistem kerja di industri hiburan bisa dievaluasi, lohh, Balamuda. Dari sini, keliatan banget kan kalau isu kayak gini tuh serius dan nggak bisa dianggap enteng. Refleksi untuk Industri Hiburan Balamuda, dari kisah yang muncul ini, banyak hal yang bisa kita pelajari, lohh. Industri hiburan, khususnya yang melibatkan pekerja di belakang layar seperti pemain sirkus, harus mulai lebih memperhatikan kesejahteraan mental dan fisik para pekerjanya. Kita nggak bisa lagi hanya fokus pada gemerlapnya pertunjukan, tanpa memikirkan apa yang terjadi di baliknya. Perlindungan hak pekerja jadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Melalui cerita para mantan pemain OCI, kita diingatkan bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan kondisi kerja yang layak dan dihargai dengan baik, tanpa adanya tekanan atau pembatasan yang tidak manusiawi. Ini jadi bahan refleksi besar buat industri hiburan, biar kejadian serupa nggak terulang lagi di masa depan. Baik, itu dia beberapa hal yang perlu Balamuda ketahui tentang kisah di balik Oriental Circus Indonesia. Semoga ini bisa jadi bahan refleksi buat kita semua, terutama untuk lebih peduli terhadap kondisi pekerja di industri hiburan. Jangan lupa, kalau setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan dan kondisi yang layak. Semoga ke depan, cerita ini bisa jadi awal perubahan yang lebih baik, ya! (Fayruz Zalfa Zahira)

Mahasiswi KPI Raih Juara Pencak Silat Se- Jabodetabek Prestasi Gemilang Khairunisa Ramadhanti

Khairunisa Ramadhanti yang biasa akrab disapa Icha, mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Dengan dedikasi yang tinggi, berhasil meraih kemenangan dalam kejuaraan Pencak Silat (PSHT) se Jabodetabek. Prestasi yang menjadi bukti nyata kegigihannya dalam menjalani latihan membuahkan hasil yang membanggakan. Sekaligus menginspirasi mahasiswa lain untuk terus mengembangkan potensi diri baik di bidang akademik maupun non-akademik.   Datang dari seorang mahasiswi kelahiran 19 Oktober 2005 yang tak pernah menyangka dirinya bisa menjadi juara dalam kejuaraan pencat silat se- Jabodetabek. Awalnya, ia hanya berniat untuk mencoba dan memberi yang terbaik. Namun, seiring berjalannya waktu, semangatnya untuk terus berkembang makin tumbuh. Latihan yang ia Jalani dengan sungguh-sungguh memberikan hasil yang terbaik.Meskipun tak jarang harus menghadapi rasa Lelah, sakit, dan tantangan mental. Semua perjuangan itu akhirnya terbayar Ketika usaha kerasnya membuahkan hasil terbaik, membawa dirinya meraih prestasi yang membanggakan.  Dia berbagi cerita tentang latihan yang melelahkan dan penuh semangat sampai akhirnya bisa meraih kemenangan. ‘’Aku ikut kejuaraan pencak silat se-Jabodetabek karena ingin menguji sejauh mana kemampuanku setelah berlatih selama empat tahu. Aku juga ingin terus mengasah diri dalam seni bela diri tradisional Indonesia yang aku tekuni. Kejuaraan juga menjadi peluang yang sangat berarti untuk menambah pengalaman, mempererat hubungan antar sesama pesilat, sekaligus membentuk mental yang Tangguh dan saling mendukung satu sama lain,’’  Ungkapnya dengan rendah hati. Namun, dibalik kesederhanaannya, tersimpan semangat luar biasa. Selain itu, ia juga pernah menjadi penanggung jawab mata kuliah. Tantangan terbesar selama mengikuti pelatihan pencak silat datang dari dalam diri sendiri, yaitu ia harus melawan rasa lelah, menjaga konsistensi dan disiplin dalam menjalani setiap sesi latihan. Tak hanya itu menguasai berbagai teknik yang rumit juga menjadi proses yang tidak mudah dan memerlukan waktu dan kesabaran. Cedera saat latihan maupun pertandingan menjadi ujian fisik tersendiri yang harus dihadapi dengan penuh keteguhan. Namun, ia memiliki cara jitu untuk mengatasinya. ‘’sebelum memulai latihan, aku selalu menyempatkan waktu untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Bagi aku, pemanasan merupakan Kegiatan penting yang tidak boleh dilewatkan karena berfungsi untuk mempersiapkan tubuh agar lebih siap dan tidak kaku, sehingga dapat mengurangi risiko cedera. Membantuku membangun focus dan kesiapan mental, agar atihan bisa dijalani secara maksimal dan tetap aman,’’ jelasnya. Baginya, prestasi sebagai juara pencak silat adalah hal yang bermomen ‘’momen seru saat latihan bareng dengan gelanggang lain. Dari situ, aku jadi terbiasa melihat latihan yang berbeda-beda. Saat lomba atau pertandingan, pasti bertemu lagi dengan mereka. Di situlah keseruannya, bisa saling kenal, saling dukung, dan akhirnya menambah teman baru. Buatku, itu salah satu momen yang paling berkesan selama ikut pencak silat.’’ ‘’Pesan untuk mahasiswa yang mengikuti kegiatan non-akademik jangan takut untuk melalui setiap prosesnya. Pencak silat bukan sekedar soal fisik yang kuat, tapi juga melatih kekuatan mental, kedisiplinan, dan membentuk karakter. Teruslah berlatih dengan sungguh-sungguh, yakin pada kemampuan diri sendiri, dan jangan pernah takut untuk gagal. Yang layak disebut sebagai  juara bukan hanya mereka yang menang di atas panggung, tetapi mereka yang tidak pernah berhenti menyerah dan terus berjuang, terus bangkit meskipun berkali-kali jatuh,’’ pesannya. (Nadine Fadila Azka)

Mudik Lebaran Nyaman dan Aman: Tips Persiapan Perjalanan yang Wajib Diketahui!

Balamuda, ngerasa nggak sih, kalau misalnya mudik lebaran itu, merupakan salah satu agenda yang ditunggu setiap tahunnya? Mudik lebaran merupakan salah satu tradisi yang sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia sendiri. Lebaran menjadi momen istimewa yang memungkinkan Balamuda untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus berkumpul bersama keluarga tercinta di kampung halaman. Nah, meskipun mudik lebaran selalu dinanti-nanti, Balamuda tetap perlu mempersiapkannya dengan baik dan matang. Perjalanan yang panjang dan padatnya lalu lintas sering kali bisa bikin Balamuda merasa lelah dan tidak nyaman. Oleh karena itu, berikut beberapa tips yang bisa Balamuda coba agar perjalanan mudik lebih aman dan nyaman! Periksa Kendaraan Sebelum Berangkat Balamuda, tahu nggak sih, memeriksa kendaraan pribadi sebelum berangkat ke kampung halaman itu sangat penting? Dengan melakukan pengecekan, Balamuda bisa mencegah kecelakaan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain itu, pemeriksaan ini juga membantu menghindari gangguan selama perjalanan yang disebabkan oleh kerusakan atau keausan pada komponen kendaraan. Yang lebih menarik, dengan rutin memeriksa kendaraan, Balamuda bisa menghemat biaya perawatan dan reparasi yang lebih besar jika kerusakan terjadi. Jadi, pastikan kendaraanmu siap sebelum berangkat, ya! Rencanakan Rute dan Waktu Berangkat Bagi Balamuda, penting banget untuk merencanakan rute perjalanan yang akan ditempuh, serta memilih waktu perjalanan yang pas sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain itu, pemilihan rute dan waktu yang tepat juga bisa membantu mengantisipasi kemacetan yang sering terjadi saat mudik lebaran. Oleh karena itu, sebaiknya Balamuda menghindari perjalanan mudik di dekat waktu lebaran agar tidak terjebak dalam kemacetan saat melakukan mudik lebaran tahun ini. Membawa Bekal Makanan dan Minuman yang Cukup Siapa nih yang suka kelaperan saat melakukan perjalanan mudik lebaran? Membawa bekal makanan dan minuman saat mudik adalah salah satu cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari kelaparan dan kehausan di dalam perjalanan. Selain itu, ini juga dapat menghemat biaya pengeluaran selama perjalanan. Dengan membawa bekal sendiri, Balamuda bisa lebih mengetahui kadar gizi dari makanan yang dibawa dan tentu saja, rasa dari bekal tersebut jauh lebih enak! Istirahat yang Cukup Selain Balamuda harus memeriksa kendaraan yang akan digunakan saat mudik lebaran, Balamuda juga perlu memperhatikan kondisi tubuh. Tubuh adalah bagian penting yang harus dijaga, salah satunya dengan cara melakukan istirahat yang cukup. Dengan beristirahat yang baik, Balamuda dapat mencegah kelelahan yang mungkin terjadi di kemudian hari, serta mengurangi risiko kecelakaan akibat kelelahan saat mengemudi. Jadi, jangan lupa untuk memberi tubuhmu waktu istirahat yang cukup sebelum berangkat! Gunakan Teknologi untuk Memantau Lalu Lintas Nah, tips yang satu ini perlu banget Balamuda gunakan saat mudik! Dengan adanya teknologi, Balamuda bisa memantau keadaan lalu lintas yang akan dilewati untuk mudik lebaran. Selain itu, cara penggunaan aplikasi ini juga sangat mudah. Cukup dengan mencantumkan lokasi awal dan tujuan, Balamuda bisa mengetahui secara langsung keadaan lalu lintas tersebut. Jadi, jangan ragu untuk memanfaatkan teknologi demi perjalanan yang lebih lancar! Itu dia beberapa tips yang bisa Balamuda terapkan untuk perjalanan mudik lebaran tahun ini. Semoga tips-tips ini dapat membantu selama perjalanan dan membawa Balamuda sampai ke kampung halaman dengan selamat! (Yuzka Al-Mala)