Bantu Mahasiswa Baru Pahami Ilmu Balaghah, DEMA FDI Gelar Mentoring BIMA #2
Berlangsungnya Mentoring BIMA #2 di Aula FDI. Sumber. Dok. Pribadi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) UIN Jakarta menggelar Mentoring BIMA #2 bertema “Belajar Ilmu Ma’ani” di Aula FDI pada Senin (15/9). Kegiatan ini menghadirkan Ana Farihatus Sholihah, mahasiswi semester lima, yang membahas keindahan dan makna dalam bahasa Arab melalui kajian balaghah cabang ma’ani. Kepala Departemen Kemahasiswaan (Kadep Kemhas) DEMA FDI, Putu Rayhana mengungkapkan, DEMA FDI mengadakan program Mentoring BIMA setiap Senin sebagai agenda tahunan. Program ini ditujukan bagi Mahasiswa Baru (Maba) FDI untuk membantu mereka memahami pelajaran berbahasa Arab, khususnya mata kuliah balaghah yang dinilai cukup sulit, terutama bagi mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang pondok pesantren. “Mentoring ini kami buat agar mahasiswa baru lebih mudah memahami pelajaran sekaligus merasa betah di FDI. Harapannya, mereka bisa belajar bersama, saling mendukung, dan membangun rasa kekeluargaan sejak awal,” ungkapnya. Peserta mentoring BIMA, Alifka Azhar mengatakan, Mentoring BIMA yang diadakan DEMA FDI UIN Jakarta menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menambah wawasan sekaligus memperdalam pemahaman ilmu balaghah. Kelas ini dipandang penting karena balaghah merupakan bagian dari bahasa Arab yang jarang dipelajari sebelumnya, sehingga memberi pengalaman baru bagi peserta yang mengikutinya. “Dari kelas ini saya mendapat ilmu tambahan yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Selain menambah wawasan, suasananya juga seru dan bermanfaat untuk bekal ke depan. Harapannya, ilmu yang didapat bisa diterapkan dan juga dibagikan kepada teman-teman yang tidak sempat hadir,” ujarnya. (Fayruz Zalfa Zahira)
Ruang Edukasi Sejarah Kampus bagi Mahasiswa, UIN Jakarta Resmikan GLAM
A Historical Timeline of UIN Jakarta. Sumber. Dok. Pribadi UIN Jakarta menghadirkan fasilitas Gallery, Library, Archive, and Museum (GLAM) yang berlokasi di samping Gedung Rektorat. Fasilitas ini dirancang sebagai ruang edukasi bagi mahasiswa untuk mengenal lebih dekat sejarah berdirinya UIN Jakarta, termasuk arsip perjalanan institusi, tulisan tentang asal-usul pendirian, hingga dokumentasi nama-nama rektor dari masa awal hingga sekarang. Kepala Humas dan Informasi UIN Jakarta, Zaenal Muttaqim menjelaskan, fasilitas GLAM dihadirkan khususnya bagi mahasiswa baru UIN Jakarta yang ingin memahami sejarah kampus secara lebih mendalam. Melalui ruang ini, mahasiswa dapat mengenal perjalanan panjang UIN Jakarta sekaligus menambah wawasan tentang identitas kampus mereka. “Harapannya, keberadaan fasilitas ini dapat mendorong mahasiswa UIN Jakarta untuk melestarikan kampus serta menjaga sarana yang ada, sehingga kelestariannya tetap terjaga dan semakin banyak orang yang mengenal UIN lebih dekat,” jelasnya. Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester delapan, Nahdah Aulia mengatakan, fasilitas GLAM sangat bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa baru yang ingin mengenal sejarah kampus secara lebih mendalam. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat berbagai barang peninggalan bersejarah yang tersimpan di dalamnya. “Pembangunan fasilitas ini penting, namun perlu ditingkatkan lagi promosinya agar seluruh civitas akademika UIN Jakarta mengetahui keberadaan museum tersebut. Harapannya, lebih banyak mahasiswa yang tertarik berkunjung, apalagi jika GLAM dilengkapi dengan hiasan atau tampilan yang lebih menarik,” ujarnya. (Nayla Putri Kamila)
Perkuat Kolaborasi dan Gagasan, LDK FDIKOM Gelar 365D Festival
Berlangsungnya FGD 365D Festival bersama 6 HMPS FDIKOM. Sumber. Dok. Pribadi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta menggelar 365D Festival di Aula Madya pada Kamis (11/9). Kegiatan ini menghadirkan beragam agenda, termasuk Forum Group Discussion (FGD) bersama enam Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) FDIKOM sebagai upaya memperkuat kolaborasi dan pertukaran gagasan antar mahasiswa. Ketua Umum LDK Syahid FDIKOM, Bani Rizki Arsyad menyampaikan, 365D Festival diselenggarakan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan problem solving sekaligus mengembangkan diri melalui rangkaian kegiatan berupa talk show dan FGD.Selain itu, FGD juga dirancang untuk menggali perspektif generasi muda terkait peran dan kontribusi mereka dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat, dimulai dari langkah sederhana yang berawal dari diri sendiri. “Festival ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperluas wawasan, tetapi juga mendorong mahasiswa agar mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang diperoleh selama kegiatan dapat dibagikan kembali sehingga memberikan manfaat yang lebih luas dan berkelanjutan,” ujarnya. Peserta Forum Group Discussion (FGD), Alya Sabitha mengungkapkan, FGD bertema old but gold membahas perbandingan karakter pemuda masa lalu dan masa kini. Diskusi menyoroti perbedaan orientasi serta semangat perubahan, di mana generasi terdahulu hidup dengan keterbatasan informasi, sementara generasi sekarang justru menghadapi kelimpahan informasi yang begitu mudah diakses. “FGD ini memberikan semangat dan motivasi bagi saya untuk terus menjadi agen perubahan. Untuk kedepannya, saya harap mahasiswa dapat menghadirkan dampak positif bagi masyarakat. Penting bagi kita untuk mampu menyaring informasi dengan bijak sekaligus menjaga etika, agar setiap langkah perubahan benar-benar memberi manfaat,” ungkapnya. (Fayruz Zalfa Zahira)
Keterbatasan Ruang Kelas FDIKOM, Mahasiswa Keluhkan Kuliah Gabungan dan Daring
Ruang kelas FDIKOM. Sumber. Dok. Pribadi Kondisi ruang kelas di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) dinilai tidak memadai akibat peningkatan signifikan jumlah mahasiswa baru pada awal tahun ajaran 2025, sehingga proses pembelajaran seringkali terkendala oleh keterbatasan kapasitas. Sebagian kegiatan perkuliahan terpaksa dialihkan ke sistem daring dan adanya penggabungan kelas untuk mengatasi keterbatasan ruangan. Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), Program Studi (Prodi) Jurnalistik, semester lima, Mahesa Kholiviar mengatakan, penggabungan kelas maupun peralihan ke sistem daring tidak efektif serta menimbulkan ketidaknyamanan dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut dinilai menyulitkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan yang disampaikan. “Harapannya, kampus dapat menambah ruang kelas yang memadai atau menghadirkan solusi pembelajaran yang lebih efektif. Sistem kelas gabungan maupun perkuliahan daring merupakan solusi yang kurang optimal, karena mengurangi kenyamanan dan menyulitkan mahasiswa dalam menangkap materi,” ucapnya. Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), prodi Manajemen Dakwah (MD), semester tiga, Salsa Nurrahmi mengungkapkan, kondisi ruang kelas saat ini belum memadai akibat peningkatan jumlah mahasiswa baru. Situasi tersebut dianggap menyulitkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan sekaligus membatasi interaksi langsung dengan dosen. “Untuk mengatasi persoalan ini, diperlukannya pembangunan ruang kelas cadangan. Upaya ini juga diharapkan dapat mencegah penggabungan kelas maupun pemindahan proses pembelajaran ke sistem daring,” ungkapnya. (Maura Maharani Rizky)
Bekali Mahasiswa Hadapi Era Digital, Kessos dan BPI UIN Jakarta Sukses Gelar PBAK 2025
Sesi foto bersama pemateri PBAK Kessos 2025. Sumber. Dok. Pribadi Mahasiswa baru dari Jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos) dan Bimbingan Penyuluhan Islam (PMI) mengikuti hari terakhir Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) pada Jumat (29/8). Kegiatan ini mengusung tema berbeda di tiap jurusan, namun memiliki tujuan sama, yakni membentuk generasi muda yang adaptif dan solutif di era digital. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa diharapkan siap mengabdi dengan hati nurani sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan zaman. Ketua pelaksana PBAK Kessos 2025, Muhammad Yazid, menjelaskan bahwa kegiatan bertajuk “Membangun Mahasiswa Kesejahteraan Sosial yang Responsif dan Inklusif di Era Digital bagi Kelompok Rentan” menekankan pentingnya sikap responsif dan inklusif di tengah perkembangan digital. Tema ini dipilih karena digitalisasi memberikan dampak besar, baik positif maupun negatif, yang kemudian dikupas secara mendalam oleh para ahli di bidangnya. “Mahasiswa baru diharapkan mampu mengambil pelajaran dari materi yang diberikan serta membekali diri untuk menghadapi era digital dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, para mahasiswa juga diharapkan tetap bersemangat dan berjuang, karena PBAK hanyalah langkah awal dari perjalanan panjang di dunia perkuliahan,” jelasnya. Ketua pelaksana PBAK BPI 2025, Ilham Khalid Faqih menyampaikan, tema tahun ini, “Membangun Generasi Penyuluh Muda yang Visioner: Berpikir Digital, Bertindak Solutif, Mengabdi dengan Hati”, dirancang untuk membentuk mahasiswa baru sebagai pribadi yang tangguh di lapangan. Keberhasilan acara tercermin dari antusiasme peserta dalam menyerap setiap materi yang diberikan. Sebagai penutup, ditayangkan video throwback dari tim dokumentasi yang menghadirkan momen-momen berkesan sepanjang rangkaian kegiatan. “Harapannya, PBAK di tahun berikutnya dapat terlaksana dengan lebih baik. Mahasiswa baru juga diingatkan untuk terus bersemangat menapaki perjalanan panjang di dunia perkuliahan, karena kini mereka bukan lagi calon mahasiswa, melainkan bagian dari keluarga besar kampus,” ujarnya. (Safia Salsabila Putri)
Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan, PBAK Jurnalistik dan PMI Fokus dalam Digitalisasi
Berlangsungnya sharing session with lecture PBAK PMI UIN Jakarta. Sumber. Dok. Pribadi Isu digitalisasi di era modern menjadi perhatian utama dalam Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta, Jumat (29/8). Dua program studi, Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan Jurnalistik, turut menyoroti perkembangan teknologi 5.0 dengan mengusung tema yang relevan dengan tantangan zaman. Ketua pelaksana PBAK Jurnalistik 2025, Reza Pahlevi menuturkan, Jurusan Jurnalistik memilih tema “Jurnalistik 5.0” sebagai bentuk respons terhadap hadirnya kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) yang kian memengaruhi dunia pers. Kehadiran teknologi dinilai membawa peluang sekaligus tantangan, terutama karena AI dapat menghasilkan teks berita tetapi juga berpotensi menyebarkan hoaks. “AI memang bisa menulis, tetapi tidak akan pernah menggantikan peran jurnalis. Karena hanya jurnalis yang turun ke lapangan, menyaksikan fakta, dan melakukan verifikasi sebelum berita disajikan kepada publik,” tuturnya. Ketua Pelaksana PBAK PMI 2025, Dika Saputra mengungkapkan, jurusan PMI mengusung tema “Transformasi Sosial Melalui Pemberdayaan Digital Bagi Generasi Emas Indonesia.” Tema tersebut dipilih karena ranah sosial dinilai sebagai fokus utama PMI, sehingga mahasiswa baru diarahkan untuk menjadi agen perubahan yang mampu memanfaatkan teknologi digital bagi masyarakat. “PMI sejak awal memang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat. Melalui digitalisasi, kami ingin mahasiswa baru mampu menjadi agen perubahan dan menjawab isu-isu sosial yang ada di lapangan,” ungkapnya. Dirinya menambahkan, materi PBAK kedua jurusan PMI dibagi dalam beberapa sesi, mulai dari sharing session with lecture, yang memperkenalkan aspek akademik, budaya, hingga prospek keilmuan masing-masing jurusan. Dengan begitu, mahasiswa baru tidak hanya diperkenalkan pada identitas jurusan, tetapi juga diarahkan untuk memahami relevansi keilmuan mereka dengan tantangan era modern. (Fayruz Zalfa Zahira)
PBAK KPI dan MD UIN Jakarta Bekali Mahasiswa Baru di Era Digital
PBAK KPI yang diselenggarakan di Literacy Park UIN Jakarta. Sumber. Dok. Pribadi Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) serta Manajemen Dakwah (MD) UIN Jakarta sukses menyelenggarakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) pada Jumat (29/8). Kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa baru untuk mengenal lingkungan akademik, organisasi kemahasiswaan, sekaligus membangun rasa kebersamaan sejak awal perkuliahan. Organizing Committee (OC) PBAK KPI 2025, Muhammad Rhazwa Ihsan Kamil menyampaikan, kegiatan ini bertujuan memperkenalkan lingkungan akademik sekaligus memberi gambaran awal agar mahasiswa lebih siap beradaptasi. Mengusung tema “Transformasi Mahasiswa KPI melalui Media dan Komunikasi Kreatif di Era Digitalisasi”, acara ini diharapkan menjadi sarana yang membangun rasa percaya diri bagi mahasiswa baru. “Selain itu, rangkaian kegiatan PBAK juga mencakup sosialisasi public speaking, broadcasting, dan pengenalan organisasi. Seluruh aktivitas ini diharapkan membantu mahasiswa baru mengembangkan potensi sekaligus merasa nyaman di lingkungan barunya. Jika ada pertanyaan, mahasiswa baru dipersilakan berdiskusi dengan kakak tingkat sebagai bentuk dukungan dan pendampingan,” ujarnya. OC PBAK MD 2025, Nasir Rustin Mubarok menjelaskan, PBAK diselenggarakan agar mahasiswa baru dapat merasakan, mengenal, dan mendalami budaya akademik serta lingkungan di jurusan MD. Dengan mengusung tema “Menumbuhkan Mahasiswa yang Inklusif, Progresif, dan Visioner Menuju Generasi Emas serta Menjadi Pemimpin Tangguh di Era Transformasi Digital” dan tagline “Satu Langkah Sejuta Makna, Bersama MD Menuju Bahagia”, kegiatan ini menjadi langkah awal dalam memahami dunia kampus sekaligus membentuk kecerdasan akademik dan kematangan karakter. “PBAK Jurusan MD dipandang sebagai wadah penting untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan baru bagi mahasiswa baru. Melalui rangkaian kegiatan yang diselenggarakan, diharapkan tumbuh semangat kebersamaan, solidaritas, dan rasa tanggung jawab yang mampu menguatkan langkah mereka dalam perjalanan akademik,” jelasnya. (Nadine Fadila Azka)
Dorong Alumni Berkontribusi di Era Revolusi Industri 5.0, FDIKOM Gelar Pelepasan Wisuda ke-137
Potret Pelepasan Wisuda ke-137 UIN Jakarta. Sumber. Dok pribadi. Pada Kamis (21/8), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta sukses menggelar acara pelepasan Wisuda ke-137 di Auditorium Harun Nasution. Mengusung tema “Bersama Alumni Membangun Peradaban: Dari Dakwah Akademik Menuju Dakwah Praktik” dengan tajuk “Inovasi Digital dan Etika Islam: Membangun Peradaban Berkelanjutan di Era Revolusi Industri 5.0”, kegiatan ini diikuti 423 wisudawan yang telah menuntaskan studinya dan diharapkan mampu memberi kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat. Dekan FDIKOM, Gun Gun Heryanto menjelaskan, kampus sejatinya bukan hanya tempat mencetak pekerja, melainkan ruang untuk menyiapkan individu berwawasan luas dan mampu membangun koneksi. Fakultas memiliki peran penting sebagai katalisator yang memperkuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap mahasiswa agar siap menghadapi berbagai dinamika kehidupan sosial. “Dakwah tidak sebatas berbicara di atas mimbar, melainkan meliputi seluruh aspek kehidupan yang berorientasi pada kebaikan dan pencegahan kemungkaran. Oleh karena itu, dakwah akademik menjadi fondasi yang krusial untuk menunjang dakwah praktik, sehingga lulusan FDIKOM dapat berperan aktif dalam membangun peradaban yang lebih baik,” jelasnya. Wisudawan terbaik FDIKOM, Ratumass Marshanda Syahrani mengungkapkan, dirinya tidak menyangka bisa meraih predikat tersebut. Pencapaian ini dirasakan sebagai buah dari kerja keras, sekaligus dukungan orang tua, teman, dan orang-orang yang senantiasa hadir mendampingi. Perjuangan, keikhlasan, serta relasi menjadi bekal penting dalam perjalanan akademiknya hingga mampu membentuk sikap yang lebih matang. “Ke depannya saya memilih untuk memfokuskan diri pada jenjang karier dibandingkan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai hal, dengan harapan langkah ini dapat membuka ruang kontribusi yang lebih luas dalam dunia profesional,” ungkapnya. (Mahendra Dewa Asmara)
PBAK 2025: UIN Jakarta Ajak Mahasiswa Baru Bersiap Sambut Indonesia Emas
Grand opening PBAK UIN Jakarta 2025. Sumber. Dok. Pribadi UIN Jakarta resmi membuka Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 dengan tema “Mahasiswa Masa Kini untuk Dunia Masa Depan, Menebar Cinta Merawat Semesta”. Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Triguna UIN Jakarta dan Auditori Harun Nasution (Harnas), pada Selasa (26/8), dihadiri rektor, pimpinan universitas, tokoh nasional, dan ribuan mahasiswa baru. Ketua Pelaksana PBAK, Adinda Salsabilla menjelaskan, tema yang diangkat dilatarbelakangi oleh kondisi dunia yang penuh tantangan serta persiapan menuju Indonesia Emas 2045. Mahasiswa baru diharapkan mampu menghadapi perkembangan digitalisasi, ekonomi, dan kreativitas dengan kesiapan yang matang. “Perbedaan PBAK tahun ini tampak dari rangkaian acara yang menghadirkan banyak menteri sebagai pembicara. Harapan besar juga disampaikan agar mahasiswa baru belajar dengan sungguh-sungguh serta menjauhi narasi negatif yang berpotensi merusak citra mahasiswa,” jelasnya. Salah satu Mahasiswa Baru (Maba) UIN Jakarta, Amanda Setiawan, mengungkapkan rasa takjub karena terpilih menjadi perwakilan penyematan dan disambut langsung oleh rektor serta menteri. Kesempatan tersebut menjadi pengalaman berharga sekaligus motivasi untuk lebih bersemangat dalam perkuliahan dan organisasi. “Rangkaian acara juga terlihat meriah dengan berbagai penampilan dan sesi inspiratif yang menarik perhatian mahasiswa baru. Kehadiran Jerome Polin sebagai narasumber semakin menambah antusiasme karena pesan yang dibawanya mampu memotivasi mahasiswa untuk lebih giat belajar dan berprestasi,” ungkapnya. (Maura Maharani Rizky)