Ilustrasi Tampilan Youtube. Sumber. IstockPhoto
YouTube mengambil langkah untuk meningkatkan transparansi dan perlindungan pengguna di platformnya dengan mewajibkan para kreator untuk mengungkapkan apakah video mereka mengandung konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI). Mereka menerapkan sistem pelabelan baru yang menampilkan label pada panel deskripsi video yang menyatakan dengan jelas jika konten tersebut mengandung elemen yang dibuat secara artifisial. Selain itu, untuk video yang membahas topik sensitif, label yang lebih mencolok akan ditampilkan di pemutar video untuk memastikan bahwa penonton menyadari adanya potensi manipulasi oleh AI. Hukuman diberlakukan bagi para kreator yang tidak mematuhi aturan ini.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), jurusan Teknik Informasi, semester lima, Arya Ihsan mengatakan, langkah YouTube dalam mewajibkan kreator untuk memberi label pada konten yang dihasilkan oleh AI adalah langkah yang positif untuk meningkatkan transparansi di platform tersebut.
“Ini dapat membantu penonton memahami sumber konten dan memastikan bahwa mereka dapat mengenali potensi manipulasi atau penggunaan teknologi AI dalam video yang mereka tonton. Namun, aturan ini juga dapat menimbulkan tantangan, seperti bagaimana para kreator akan memahami persis kapan AI digunakan dalam pembuatan konten mereka dan bagaimana label ini dapat diaplikasikan secara konsisten dan tepat,” jelasnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Jurnalistik, semester tiga, Andhika Chairizal menuturkan, dengan adanya label yang mencolok untuk topik sensitif, hal ini dapat membantu penonton untuk lebih berhati-hati dan kritis saat mengonsumsi konten, terutama yang berpotensi dipengaruhi oleh manipulasi AI.
“Label tersebut sangat berguna untuk video yang secara akurat menampilkan kejadian fiksi atau konten yang menggambarkan orang yang terlibat dalam tindakan yang sebenarnya tidak dilakukan oleh mereka,” pungkasnya.
Muhammad Rizki Aulia Rahman