RDK FM

Festival Keuangan LPS yang bertujuan untuk mendorong literasi keuangan generasi muda. Sumber. voi.id


Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mendorong literasi keuangan di kalangan pemuda Indonesia melalui program edukasi berkelanjutan seperti Festival Keuangan di Jakarta. Kegiatan ini membekali generasi muda dengan pemahaman tentang menabung, investasi cerdas, dan jaminan simpanan. Langkah ini diambil untuk menjembatani kesenjangan literasi serta membentuk generasi yang siap secara finansial dan berdaya saing.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), jurusan Ilmu Politik (Ilpol), semester 12, Muhammad Kemal Idris menuturkan, program literasi keuangan tidak hanya bersifat edukatif, tetapi juga memberikan wawasan penting bagi anak muda dalam menghadapi realitas kehidupan. Literasi keuangan dipandang sebagai bagian dari proses pendewasaan karena hampir seluruh aspek kehidupan saat ini berkaitan erat dengan uang.

“Strategi yang dijalankan LPS dinilai cukup efektif, namun perlu disertai dengan upaya membangun kesadaran sejak dini. Gaya hidup generasi muda sangat mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengelola keuangan secara bijak, sehingga penting untuk membentuk pola pikir yang sehat agar tidak terjadi kesenjangan sosial di kemudian hari,” tuturnya.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), jurusan Ekonomi Syariah (Eksyar), semester delapan, Idza Marhamah mengatakan, penyadaran literasi keuangan perlu dilakukan melalui contoh nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi ini dinilai efektif untuk membantu generasi muda memahami pentingnya pengelolaan keuangan secara terstruktur, sekaligus membentuk visi yang jelas mengenai kondisi finansial mereka di masa depan.

“Agar pesan literasi lebih terserap, ada baiknya LPS menggunakan pendekatan kreatif seperti konten menarik yang sesuai dengan minat anak muda. Upaya ini dapat mendorong kebiasaan menabung dan berinvestasi sejak dini. Salah satu tantangan utama adalah masih adanya pandangan bahwa pengelolaan keuangan belum menjadi prioritas, sehingga dibutuhkan edukasi dan sosialisasi yang intensif untuk mengubah pola pikir tersebut,” pungkasnya.

(Safia Salsabila Putri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *