Demonstrasi pelajar terkait PPDB Zonasi. Sumber. Suara.com
Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), Gibran Rakabuming meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikasmen), Abdul Mu’ti menghapus jalur zonasi dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Keputusan tersebut didasarkan pada evaluasi yang menunjukkan tantangan dalam pemerataan pendidikan dan akses sekolah berkualitas. Gibran mendorong kebijakan alternatif yang lebih adil untuk menciptakan sistem pendidikan inklusif tanpa hambatan geografis.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Kimia, semester tiga, Syilla Ardelia menuturkan, sistem zonasi yang diterapkan saat ini berdampak buruk bagi pemerataan pendidikan di Indonesia. Perkara jarak dan wilayah, pelajar yang berada di tempat jauh dari wilayah sekolah sulit menikmati fasilitas pendidikan yang ada. Dengan rencana ini, akan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk belajar dan menjalani pendidikan.
“Menurut saya, sistem zonasi saat ini malah menghambat pemerataan pendidikan di Indonesia. Banyak anak di daerah terpencil tidak bisa mengakses sekolah unggulan hanya karena jarak. Padahal, pendidikan berkualitas seharusnya bisa diakses semua anak. Kalau zonasi dihapus, peluang anak-anak di daerah terpencil untuk mendapat pendidikan layak pasti lebih besar,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester tiga, Abdullah Azzam mengatakan, kebijakan ini merupakan kebijakan yang akan berdampak positif. Dengan dihapusnya sistem zonasi, anak-anak yang akan mendaftar ke sekolah-sekolah bukan hanya yang terdekat saja, tetapi mereka berlomba-lomba meningkatkan nilai sebagai penentu masuknya ke sekolah-sekolah tersebut.
“Saya berharap, jika rencana penghapusan dibatalkan, pemerintah sudah menyiapkan rencana terbaik untuk pemerataan pendidikan. Namun, jika sistem zonasi tetap diterapkan, maka pemerintah mesti konsisten dengan program yang dijalani. Kebijakan ini sebenarnya bisa membawa banyak kebaikan. Siswa akan berlomba-lomba meningkatkan nilai mereka untuk masuk sekolah impiannya. Dengan itu, rencana ini harus dipertimbangkan dengan matang,” jelasnya.
(Fadil Achmad Fauzi)