
Kawasan kumuh merupakan salah satu bentuk kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Sumber. asiatoday.id
Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial. Ia menekankan pentingnya peran kritis dan cerdas mahasiswa serta sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah guna mensukseskan target Presiden Prabowo dalam menghapus kemiskinan ekstrem pada 2026. Mahasiswa dinilai memiliki potensi besar sebagai agen perubahan yang mampu memberikan dampak langsung di tengah masyarakat.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos), semester enam, Riansyah Akbar mengungkapkan, jika Kementerian Sosial memang serius mengajak mahasiswa dalam menurunkan angka kemiskinan, maka mahasiswa juga harus ikut andil dan menerima ajakan tersebut. Mahasiswa sebagai agen perubahan dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan keterampilan kerja.
“Praktikum dan program sosial seperti kuliah kerja nyata juga dapat membantu masyarakat mengembangkan potensi lokal atau meningkatkan produktivitas ekonomi di suatu daerah. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi, diharapkan angka kemiskinan akan menurun meskipun tidak dalam waktu yang cepat,” ungkapnya.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Ilmu Hukum (IH), semester enam, Muhammad Zidan Dwi Bhagaskara menuturkan, peran yang harus dilakukan mahasiswa sebetulnya bukan hanya dari penyuluhan ke masyarakat saja. Mahasiswa juga dapat membantu UMKM melakukan pemasaran digital dan branding sebagai bagian dari bahan studinya.
“Selain itu, mahasiswa juga berperan sebagai penyambung suara rakyat dengan mengkritisi segala kebijakan yang tidak pro rakyat dan mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada masyarakat miskin,” tuturnya.
(Mahendra Dewa Asmara)