TNI saat mengkaji usulan pembentukan TNI Angkatan Siber. Sumber. Garuda Militer
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI), Bambang Soesatyo mengusulkan pembentukan satuan angkatan khusus siber pada badan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam sidang tahunan MPR RI bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI pada pekan lalu. Usulan tersebut mendapat respons positif dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahjanto.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA), semester lima, Hana Nasihah menjelaskan, bahwa selain pembentukan satuan siber, pemerintah juga perlu fokus pada literasi siber di masyarakat, investasi dalam teknologi terbaru, serta penguatan regulasi terkait privasi dan keamanan data. Menurut Hana, pembentukan satuan ini dapat membantu mencegah kebocoran data di masa mendatang.
“Selain mencegah kebocoran data yang belakangan ini marak terjadi, satuan siber ini juga akan menjadi garda dalam menghadapi serangan siber, baik dari negara lain maupun dari hacker. Di masa depan, peran TNI dalam keamanan siber akan signifikan. Namun, TNI perlu berkolaborasi dengan pakar komputer, pakar siber, dan masyarakat sipil yang menguasai teknologi agar dapat saling mendukung untuk meningkatkan keamanan siber di Indonesia,” ungkapnya.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Jurusan Kimia, semester tiga, Rizqie Kautsar Pratama menyatakan, kekuatan siber negara saat ini sangat rentan dan perlu penguatan. Usulan pembentukan satuan siber di tubuh TNI penting untuk mendukung keamanan digital negara. Sebab, selama ini keamanan siber dan data lebih banyak ditangani oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
“TNI perlu terlibat dalam menjaga keamanan negara di ranah digital. Mengingat banyaknya kasus kebocoran data rahasia negara, seperti data kependudukan dan data pribadi masyarakat, pembentukan satuan baru ini memang krusial. Namun, perlu penekanan bahwa proses pembentukannya tidak akan mudah dan memerlukan perkembangan teknologi yang pesat, serta sumber daya manusia (SDM) yang benar-benar ahli di bidangnya,” tuturnya.
(Rayhan Anugerah Ramadhan)