RDK FM

Presiden Indonesia, Joko Widodo pada pembukaan World Water Forum ke-10 di Bali. Sumber. www.coverbothside.com


Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), pembukaan World Water Forum (WWF) ke-10 sukses terselenggara di Bali pada Senin (20/05). Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa peranan air sangat sentral bagi kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu, KTT WWF ke-10 merupakan upaya strategis untuk proses revitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos), semester empat, Teja Amhar Padillah menuturkan, Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas laut sebesar 12 mil berdasarkan garis dasar suatu negara. Kolaborasi sumber daya air terintegrasi merupakan langkah awal untuk menjaga keseimbangan dunia. 

“Konferensi tersebut membawa banyak manfaat untuk negara Indonesia, salah satunya adalah terbentuknya bendungan sebagai wadah kesiapan dalam menghadapi berbagai perubahan musim. Masyarakat dianjurkan untuk bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat lain untuk mewujudkan pemerataan air. Air sendiri sangat mempengaruhi hubungan personal maupun intrapersonal,” tuturnya.

Dirinya berharap, selain masyarakat dapat tersadarkan akan pentingnya kehadiran air dalam kerjasama antar negara, WWF juga diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mencegah keresahan terhadap kelangkaan siklus air bersih. Sebab, air merupakan salah satu indikator keberhasilan dari tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Biologi, semester dua, Muhammad Fazly Mawla mengatakan, dalam KTT WWF ke-10, kolaborasi antara sektor swasta dengan sektor lokal dapat meningkatkan kualitas pemanfaatan air. Hal tersebut dapat menanggulangi terjadinya pemborosan dalam menggunakan air serta menjaga ekologi maritim. 

“Adanya hewan-hewan air atau mikrofauna dalam suatu perairan dapat menjadi indikator penentu kelayakan suatu air. Perubahan iklim mempengaruhi seluruh sektor alam dari setiap bioma dan ekosistem yang ada. Dengan ditekankannya kolaborasi tersebut, negara dapat lebih siap menghadapi perubahan iklim, sehingga penanggulangan kerusakan dapat diminimalisir,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan, manusia sangat mempengaruhi ekosistem perairan. Keseharian yang manusia lakukan menjadi penentu terjaganya ekosistem air atau tidak. Penggunaan zat-zat kimia di sembarang tempat menjadi faktor utama tercemarnya ekosistem air. Harapannya, Presiden dapat memperkuat regulasi dalam menjaga ekosistem air sesuai dengan KTT WWF ke-10.

(Gisska Putri Hidayat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *