
Suasana berlangsungnya diskusi publik yang digelar Himapol UIN Jakarta.
Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, melalui Departemen Kajian Strategis dan Biro Keilmuan, berkolaborasi dengan Gerakan Turun Tangan menggelar diskusi publik. Diskusi kali ini bertema “Rapor Demokrasi Satu Dekade Kepemimpinan Jokowi dan Masa Depannya di Pemerintahan Mendatang”. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia (Himapol) dengan menghadirkan empat narasumber, diantaranya para pakar hukum tata negara, aktivis politik, dosen Ilmu Politik UIN Jakarta, dan Ketua Umum Himapol Indonesia.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol), Mulla Shadra menjelaskan, acara diskusi publik ini merupakan bagian dari program rutin Himapol yang diadakan setiap 2-3 bulan sekali. Namun, yang membedakan diskusi kali ini adalah kolaborasi dengan Gerakan Turun Tangan serta kehadiran narasumber dari luar kampus, sehingga memberikan perspektif baru bagi para mahasiswa.
“Kegiatan diskusi publik seperti ini menjadi kesempatan untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas dari para pakar, di luar pembelajaran di kelas. Sebagai mahasiswa, kita harus berani membuka mata terhadap isu-isu yang ada di negara kita. Sebab, kita adalah penerus bangsa dan negara. Dengan adanya diskusi seperti ini, mahasiswa FISIP diharapkan lebih mampu memahami kondisi demokrasi Indonesia dan siap berperan aktif dalam perkembangan bangsa di masa depan,” jelasnya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), jurusan Ilmu Politik (Ilpol), semester lima, Najwa Arianti menuturkan, diskusi ini bertujuan untuk mengkaji dinamika demokrasi Indonesia selama dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, serta menganalisis prospek demokrasi di masa depan. Penting bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana arah demokrasi bangsa ini, serta bagaimana kita sebagai generasi penerus bangsa harus bersikap.
“Dengan adanya diskusi ini, diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi para mahasiswa FISIP, terutama dalam membaca dan menganalisis arah politik dan demokrasi Indonesia. Saya berharap, kegiatan serupa bisa digelar lebih sering dengan tema-tema yang relevan dan aktual. Karena jika bukan kita mahasiswa yang peduli terhadap masa depan bangsa, lalu siapa lagi?,” tegasnya.
(Asy Syifa Salsabila)