Potret Gedung Rektorat UIN Jakarta. Source. uinjkt.ac.id
UIN Jakarta kembali meraih prestasi. Kali ini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan peringkat satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) terbaik se-Indonesia. Dalam hal ini, UIN Jakarta berhasil mengungguli UIN Bandung, UIN Surabaya, UIN Malang, dan UIN Lampung versi Webometrics Ranking.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Perbandingan Mazhab, semester 12, Ayub menyatakan, prestasi ini patut disyukuri atas peringkat UIN Jakarta menjadi peringkat satu PTKIN se-Indonesia. Namun, masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan harus terus dijaga agar UIN Jakarta menjadi lebih baik dan mempertahankan prestasi ini.
“Dengan prestasi ini, hal ini mengindikasikan bahwa UIN Jakarta memiliki nilai jual yang lebih yang tidak dimiliki oleh kampus lain, salah satunya yakni sangat memperhatikan dalam adab dan berpakaian, khususnya untuk FSH tersendiri, serta nilai-nilai agama Islam yang sangat kental, sehingga menciptakan lingkungan yang nyaman dan asri bagi sivitas akademika UIN Jakarta,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), semester empat, Fiqri Al Qifari menjelaskan, hal ini bukanlah prestasi yang pertama kali didapatkan oleh, karena prestasi ini dapat berulang kali dicapai apabila nilai yang diperoleh lebih besar di berbagai aspek melebihi PTKIN lain.
“UIN Jakarta memiliki berbagai jurusan yang tidak dimiliki oleh kampus lain. Hal inilah yang menjadi salah satu keunggulan dan daya tarik bagi calon mahasiswa baru (camaba). Top satu PTKIN belum bisa menjadi tolak ukur kepada kampus umum lain, sehingga kedepannya dapat dijadikan motivasi agar UIN Jakarta masuk kampus favorit di Indonesia,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, meskipun UIN Jakarta mendapatkan peringkat satu, masih ada aspek yang perlu diperbaiki di dalamnya, misal terkait hanya beberapa dosen yang menginspirasi dan sungguh-sungguh dalam mengajar. Kemudian, masih banyak oknum dosen yang hanya menggugurkan kewajibannya dengan memberikan tugas dan tidak pernah masuk kelas. Selain itu, fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar seperti infrastruktur kelas juga sudah tergerus zaman dan perlu adanya peremajaan.
(Rayhan Anugerah Ramadhan)