
Potret suasana pembacaan pernyataan sikap oleh civitas akademika dan alumni UIN Jakarta di Taman Landmark
Civitas akademika dan alumni UIN Jakarta menggelar forum terbuka pada Senin (05/2). Agenda dilakukan di Taman Landmark UIN Jakarta dengan tujuan pembacaan pernyataan sikap. Hal tersebut dilakukan guna menyuarakan kondisi darurat terkini dalam berbangsa dan bernegara.
Civitas Akademika UIN Jakarta, Syaiful Mujani menyatakan, seluruh civitas akademika telah memberikan waktu terkait permasalahan tersebut untuk diperbaiki. Namun, nyatanya kondisi semakin buruk di setiap harinya. Padahal, Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi pondasi dasar untuk mewujudkan bangsa yang berintegritas.
“Jika Pemilu saja tidak berintegritas, maka itu akan sangat berbahaya dalam lima hingga 10 tahun ke depan. Kami juga mendesak setiap pihak yang seharusnya bersikap netral, seperti polisi, tantara, aparatur, dan lain sebagainya dalam menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan calon (paslon),” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, pernyataan sikap yang dilakukan menjadi bentuk penolakan segala pelanggaran kode etik, serta ketidakberadaban dalam segi apapun. Hal tersebut semata-mata hanya untuk mewujudkan Pemilu yang baik dan bersih.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Hukum Tata Negara, semester lima, Zararah Azhim Syah mengatakan, pada dasarnya permasalahan mengenai Pemilu sudah terjadi sejak lama. Oleh karena itu, kegiatan tersebut diinisiasi oleh berbagai elemen civitas akademika yang resah akan kondisi demokrasi.
“Memilih adalah hak setiap warga negara. Oleh karena itu, jikalau ada yang memilih paslon dengan pelanggaran kode etik harus tetap saling menghormati pilihan. Untuk jajaran rektorat yang tidak bisa hadir juga kami hormati, karena pasti ada sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan,” pungkasnya.
(Rayhan Anugerah Ramadhan)