Mahasiswa UIN Jakarta kembali adakan demonstrasi, tuntut penurunan UKT.
Demonstrasi penuntutan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dilakukan oleh mahasiswa UIN Jakarta untuk yang kedua kalinya. Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (22/05) kemarin berlangsung ricuh, hingga berbuntut pembubaran kelas secara sepihak oleh para peserta aksi. Pada demonstrasi kedua ini, hasil yang diinginkan mahasiswa akhirnya terwujud, dimana Wakil Rektor (Warek) UIN Jakarta menyuarakan pendapatnya.
Peserta aksi demonstrasi, Fatih Fawwaz Abiyu menuturkan, aksi yang semula dilakukan pada tanggal 2 Mei lalu sama sekali tidak membuahkan hasil. Tidak ada satu pun pejabat kampus yang menampakkan eksistensinya, sehingga kesempatan berdialog antara rektorat dan mahasiswa tidak terbuka.
“Demonstrasi kedua ini dilakukan guna mewujudkan harapan para mahasiswa penuntut untuk mendapatkan klarifikasi secara langsung oleh pejabat kampus. Yang berbeda pada demonstrasi kali ini dengan sebelumnya, yakni adanya kehadiran calon mahasiswa baru UIN Jakarta yang turut andil menjadi penuntut penurunan UKT. Semoga pihak rektorat meninjau kembali kesempatan penurunan UKT hingga pencabutan Surat Keputusan (SK),” tuturnya
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos), semester dua, Salsabilah Putri Nur’aini mengatakan, langkah yang seharusnya dilakukan pihak rektorat ialah membuka kesempatan untuk berdialog dengan para mahasiswa. Sebagai salah satu mahasiswa penuntut, aksi selanjutnya tentu akan dilakukan kembali apabila tidak ada keterbukaan yang terjadi dari pihak rektorat.
“Sesungguhnya, para mahasiswa hanya ingin didengar dan ingin melihat pertanggungjawaban secara langsung dari Rektor UIN Jakarta sendiri. Harapannya, agar pihak rektorat dapat memutuskan segala sesuatunya dengan bijaksana supaya kericuhan dan demonstrasi bisa semakin terminimalisir, bahkan tidak terjadi lagi,” pungkasnya.
(Keyzar Devario)