
Sapi Impor yang Telah di Vaksin pada Salah Satu Kandang di Kabupaten Tangerang. Sumber. Tempo
Pemerintah Indonesia berencana mengimpor hingga dua juta ekor sapi perah dan sapi pedaging sampai tahun 2029. Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menjelaskan, bahwa langkah ini dilakukan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis dengan mendorong pengusaha membawa sapi hidup untuk dibudidayakan di dalam negeri. Hal ini bertujuan tak lain guna memenuhi kebutuhan nasional.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), semester lima, Muhammad Amir Nursalim menanggapi, rencana impor dua juta ekor sapi hingga 2029 adalah langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui program Makan Bergizi Gratis. Namun, program mesti diawasi agar impor tersebut benar mendukung peningkatan produksi lokal, bukan sekadar solusi jangka pendek.
“Impor sapi hidup dalam jumlah besar berpotensi menekan harga daging di pasar dalam jangka pendek. Jika tidak ditanggapi dengan baik, kondisi ini dapat mempersulit peternak lokal untuk bersaing dan berisiko meningkatkan harga daging di masa depan. Dominasi sapi impor di pasar tanpa diimbangi penguatan peternakan domestik akan merugikan peternak lokal. Dengan itu, pemerintah harus melibatkan peternak lokal dan memberikan dukungan agar mereka tetap kompetitif,” jelasnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester tiga, Muhammad Farhan Muharram menjelaskan, sebaiknya, pemerintah lebih memaksimalkan potensi peternak lokal terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan impor. Hal ini dapat menjadi upaya signifikan untuk mendukung kesejahteraan peternak lokal, terutama jika dinilai layak menjadi sumber penyedia daging sapi bergizi bagi kebutuhan nasional.
“Sebagai mahasiswa, kita tentu berperan penting dalam berkontribusi dengan membuat konten tentang pentingnya makanan bergizi, menyebarkan informasi terkait makanan bergizi, menyadarkan masyarakat akan pentingnya asupan bergizi, serta menghindari pembuatan konten yang menyebarkan informasi keliru tentang topik tersebut. Semoga program impor ini dapat menyokong kebutuhan gizi masyarakat dalam mencapai itu semua,” pungkasnya.
(Rayhan Anugerah Ramadhan)