Suasana berlangsungnya studium general Prodi PMI yang digelar di Ruang Teater Lantai Dua FDIKOM.
Pada Rabu (27/06), Program Studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) menggelar studium general di Ruang Teater Lantai Dua Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM). Acara tersebut diselenggarakan oleh Prodi PMI dengan fokus utama kepada mahasiswa FDIKOM. Studium general ini bertajuk “Pemberdayaan Perempuan dalam Kearifan Lokal”, serta bertujuan untuk mengangkat daya tarik peran perempuan dalam konteks kearifan lokal.
Panitia acara studium general, Anggita Bunga Pratiwi menuturkan, peran perempuan sangat penting ketika dipadukan dengan kearifan lokal. Hal ini menitikberatkan pada peran perempuan dalam memperkenalkan kearifan atau budaya daerah mereka. Menurut Anggita, meskipun perempuan memiliki tantangan tersendiri seperti hormon yang tidak stabil, mereka tetap dapat berperan ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga, tentunya dengan dukungan dari para pria.
“Dengan mengikuti acara ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan melalui fakultas saja, tetapi juga mendapatkan wawasan dari pengalaman pemateri yang diundang. Acara tersebut mengundang pemateri luar yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang terkait. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait saat merancang program-program baru. Secara tidak langsung, acara ini juga dapat mematahkan stigma buruk terhadap peran perempuan,” tuturnya.
Peserta acara studium general, Triadi Setiawan mengungkapkan, tema yang diangkat dalam studium general ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi mahasiswa. Pemateri yang diundang sangat sesuai dan saling melengkapi dalam memberikan penjelasan terkait praktik dan teori. Pemateri juga berhasil mengubah pandangan mahasiswa mengenai pemberdayaan perempuan, serta kearifan lokal perempuan seperti yang ada di desa untuk memanfaatkan sumber daya yang ada.
“Acara ini dikemas dengan menarik, sehingga tidak terlihat ketegangan atau kebosanan di kalangan mahasiswa selama berlangsungnya acara. Namun, terdapat beberapa kekurangan, seperti partisipasi audiens yang masih kurang dalam sesi tanya jawab, serta keterlambatan mahasiswa dan kurangnya pemahaman akan pembahasan. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian dan ketaatan waktu untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Saya berharap, acara ini dapat berlanjut agar mahasiswa mengetahui langkah-langkah apa yang harus diambil selanjutnya,” jelasnya.
(Gisska Putri Hidayat)