Suasana berlangsungnya seminar nasional dan bedah buku “Membaca Lanskap Pemilu 2024: Perspektif Literasi Politik” yang digelar di Ruang Teater Lantai Dua FDIKOM.
Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta, bekerja sama dengan The Political Literacy Institute guna menggelar seminar, serta bedah buku. Buku yang dibedah bertajuk “Membaca Lanskap Pemilu 2024: Perspektif Literasi Politik”. Acara digelar di Ruang Teater Lantai Dua Gedung FDIKOM, pada Jumat (08/03), serta dihadiri oleh para ahli dibidangnya.
Dekan FDIKOM, Dr. Gun-Gun Heryanto, M. Si mengatakan, acara tersebut digelar guna meningkatkan literasi politik, terutama di kalangan anak muda. Sebab, pemilu merupakan hak yang kompleks dan sulit dipahami, sehingga dihadirkannya buku Lanskap Pemilu 2024 melalui perspektif literasi politik.
“Acara tersebut berlangsung dengan sesi diskusi hingga ditemukannya pengetahuan baru. Kita tahu bahwa literasi politik merupakan literatur guna menumbuhkan pengetahuan masyarakat yang peduli dan berkomitmen, terutama dalam konteks partisipasi ragam persoalan kemandirian. Relevansi literasi politik terhadap mahasiswa juga dijadikan guna pendokumentasian dan penjelasan,” tuturnya.
Direktur Eksekutif P2KM UIN Jakarta, Dr. Deden Mauli Darajat, M. Sc. mengatakan, literasi politik Indonesia tidak jauh dari knowledge, afektif, kognitif, serta sikap masyarakat yang peduli terhadap publikasi. Kini, terlihat bahwa masyarakat lebih suka gimmick politik dibandingkan literasi yang tidak hanya mementingkan panggung depan, tetapi juga panggung belakang.
“Masyarakat hanya melihat apa yang dapat dilihat secara langsung, tanpa melihat proses penguatan dan pelemahan konstitusi. Dengan itu, solusi konkret untuk meningkatkan literasi politik dapat dimulai dari diri sendiri, lingkungan, hingga menjadi pergerakan dan perubahan yang berliterasi politik. Sebab, jika literasi politik lemah, maka kualitas demokrasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya,” pungkasnya.
(Gisska Putri Hidayat)