
Pelatihan jurnalistik yang digelar oleh RDK FM, guna tingkatkan kompetensi reporter. Sumber. Dok. Pribadi
Radio Dakwah dan Ilmu Komunikasi (RDK FM) sukses gelar pelatihan jurnalistik dengan tema “Become A Critical Journalist and Proficient In Writing News.” Pelatihan ini dilaksanakan pada Jumat (16/05/2025) di Studio Lantai. 3 RDK FM. Pelatihan tersebut diikuti oleh seluruh anggota news department yang ada di RDK FM.
Tujuan diadakannya pelatihan jurnalistik RDK FM yaitu, meningkatkan kemampuan reporter dalam penulisan berita, membantu reporter dalam penentuan angle berita, serta meningkatkan kualitas berita yang selalu update di website maupun blog RDK FM.
Pemaparan materi disampaikan oleh salah satu DKR 2012 RDK FM, yaitu Ibu Fauziah Muslimah. Materi-materi yang beliau sampaikan begitu jelas, sehingga dapat dengan mudah ditangkap dan diterapkan lho! Balamuda, mau tau nggak apa saja yang dibahas news department Jum’at lalu bareng Ibu Fauziah?
Jurnalis Berarti Humanis
Balamuda, tahu nggak? Bahwa sebutan yang sejatinya paling utama adalah jurnalis. Sebab jurnalis itu memiliki sifat kemanusiaan dan perasaan yang sangat dominan. Dengan adanya kedekatan humanis dalam berita, tidak hanya sekedar informasi yang disampaikan. Melainkan, dapat memberi nilai simpati dan kepedulian terhadap isu di dalam berita tersebut.
Maka menjadi jurnalis tidak hanya mengandalkan kemampuan menulis atau melakukan wawancara, lho, Balamuda! Seorang jurnalis dituntut memiliki berbagai keterampilan penting, serta kepekaan terhadap lingkungan sosial, agar jurnalis dapat menangkap isu-isu yang relevan dan berdampak pada masyarakat.
Skill Yang Dimiliki Jurnalis
Nah, selain daripada sifat humanis, ada beberapa skill yang harus diterapkan seorang jurnalis, Balamuda. Komunikasi yang baik menjadi modal utama dalam membangun hubungan dengan narasumber dan dapat menyampaikan informasi kepada publik dengan jelas, serta terperinci.
Selain itu, sikap skeptis dan critical thinking diperlukan agar tidak mudah percaya pada informasi yang diterima. Menguasai skill ini membantu seorang jurnalis dalam membedakan antara fakta dan opini, serta memastikan suatu informasi layak atau tidak untuk diberitakan.
Riset mendalam pula tak terpisahkan dalam proses jurnalis, sebab informasi yang didapat melalui riset memperkuat kredibilitas berita. Melalui riset, jurnalis bisa menelusuri akar masalah, menemukan sudut pandang unik, dan menyajikan berita yang lebih luas.
Angle Berita
Balamuda, tau nggak, apa itu angle berita? Angle berita berarti sudut pandang yang diambil dari berita tersebut. Angle menjadi penentu arah penulisan dan menjadikan suatu berita berbeda dari liputan lainnya. Angle pula membantu menarik perhatian pembaca dan memperkuat kejelasan pesan yang akan disampaikan.
Angle yang tidak jelas arahnya, akan membuat berita tidak jelas pula informasinya. Maka penentuan angle berita yang bagus, diawali dengan riset yang baik. Tanpa riset, sebuah berita cenderung dangkal dan tidak informatif. Riset membantu jurnalis memahami konteks secara utuh dan menghindari kekeliruan dalam menyampaikan fakta, Balamuda.
Aspek – Aspek Penting Dalam Berita
Berita tidak lahir begitu saja dari informasi. Kenapa begitu, ya, Balamuda? Sebab dalam dunia jurnalistik, dikenal rumus B = F + NB (Berita = Fakta + Nilai Berita). Nah, informasi bisa menjadi berita jika mengandung fakta dan nilai berita. Apa itu nilai berita? Nilai berita memiliki beberapa faktor, diantaranya dampak (impact), ketepatan waktu (timeliness), kedekatan dengan pembaca (proximity), tokoh penting yang terlibat (prominence), dan sisi kemanusiaan (human interest).
Penulisan berita pula tidak hanya menjawab pertanyaan 5W+1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana), tetapi juga harus menyentuh pertanyaan lanjutan, yaitu what’s next? Dan so what? Kedua elemen ini memberikan arah dan menambahkan makna lebih dalam terhadap isi sebuah berita.
Selain itu, bahasa jurnalistik menekankan pada penggunaan bahasa yang lugas, singkat, padat, logis, populer, dan hemat kata. Setiap paragraf idealnya tidak lebih dari sepuluh baris. Bila terjadi perubahan gagasan, maka paragraf baru perlu dibuat agar pembaca tidak kehilangan fokus. Wah, banyak sekali yang kita dapatkan ya, Balamuda! Jangan pernah malu untuk berproses, sebab banyak cara yang dapat Balamuda ambil dan pelajari untuk Balamuda yang suka dengan dunia jurnalistik.
(Safia Salsabila Putri)