Kartu KJMU. Sumber. DPRD DKI Jakarta.
Hingga kini, dana Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) tahap satu tahun 2024 belum dicairkan. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan penerima manfaat. Biasanya, pencairan dana dilakukan secara tepat waktu, tetapi keterlambatan ini memicu pertanyaan dan protes di media sosial. Menanggapi protes tersebut, pihak Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP), Dinas Pendidikan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menjelaskan, bahwa saat ini mereka masih dalam proses penetapan penerima melalui keputusan gubernur.
Mahasiswa penerima KJMU, Novieta Aisyah menjelaskan, keterlambatan ini cukup lama dan sangat meresahkan mahasiswa penerima, karena tidak ada sumber lain untuk menunjang perkuliahan. Dirinya hanya mengandalkan KJMU untuk keberlangsungan pendidikan. Namun, dukungan dari universitas cukup memadai, yakni dengan mengadakan sosialisasi
“Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri, Lembaga Naramuda Syahid cukup informatif terkait keterlambatan pencairan dana. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya sosialisasi terkait keterlambatan pencairan dana KJMU. Namun, sayangnya dari pemerintah belum cukup transparan terkait permasalahan ini,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), semester empat, Malika Almadinah menuturkan, keterlambatan pencairan KJMU mempunyai banyak dampak. Salah satunya adalah mahasiswa harus menggunakan jalan alternatif, seperti meminjam uang terlebih dahulu untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), serta terhambatnya proses pembelian peralatan penunjang kuliah.
“Faktor terhambatnya pencairan juga disebabkan oleh kurangnya informasi yang transparan serta website yang sering bermasalah, sehingga menghambat proses pencairan KJMU. Seharusnya, sistem dan komunikasi dua arah dari pemerintah dan mahasiswa penerima ditingkatkan lagi, agar tidak merugikan mahasiswa dengan sepenuhnya,” jelasnya.
(Edith Indah Lestari)