Proses pengisian BBM untuk kendaraan bermotor. Sumber. inews.id
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menurunkan tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dari 10 persen menjadi lima persen mulai akhir April 2025. Kebijakan ini bertujuan meringankan beban biaya hidup masyarakat dan diperkirakan menurunkan harga BBM non-subsidi seperti Pertamax. Diterapkan di wilayah Jakarta, kebijakan ini diharapkan memberi dampak langsung, termasuk bagi mahasiswa pengguna kendaraan pribadi.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Biologi, semester empat, Regita Putri mengungkapkan, pengeluaran bahan bakar selama satu minggu dapat mencapai seratus ribu. Bagi kalangan mahasiswa, nominal ini menjadi beban tersendiri, terutama saat harus membagi anggaran untuk kebutuhan akademik dan kehidupan sehari-hari.
“Tingginya biaya transportasi ini semakin terasa bagi mahasiswa yang menempuh jarak jauh dari rumah ke kampus setiap hari. Situasi ini menunjukkan bahwa kebijakan penurunan tarif PBBKB di Jakarta menjadi langkah strategis yang patut diapresiasi, karena berpotensi langsung meringankan pengeluaran mahasiswa dan menunjang aktivitas perkuliahan,” ungkapnya.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Fisika, semester empat, Julian Dito Tri Putra mengatakan, kebijakan penurunan tarif PBBKB membawa dampak positif, khususnya bagi mahasiswa pengguna kendaraan roda dua yang menempuh perjalanan jauh setiap hari. Harga bahan bakar yang lebih terjangkau dinilai mampu meringankan beban pengeluaran transportasi yang selama ini menjadi salah satu kebutuhan rutin paling besar dalam kehidupan mahasiswa.
“Lebih dari sekadar penghematan, kebijakan ini juga dipandang sebagai langkah strategis untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap penyedia layanan energi, menyusul isu terkait kualitas bahan bakar yang sempat mencuat. Mahasiswa berharap kebijakan ini tidak berhenti pada tataran wacana, tetapi dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan,” pungkasnya.
(Fayruz Zalfa Zahira)