Sasar Pasar Haji dan Umrah, Indonesia Maksimalkan Ekspor Kuliner Khas ke Arab Saudi
Penunaian ibadah umrah. Sumber. bmm.or.id Indonesia tengah meningkatkan ekspor produk makanan nusantara untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah di Arab Saudi. Upaya ini dilakukan guna memaksimalkan potensi ekonomi yang mencapai lebih dari Rp100 triliun setiap tahun, sekaligus memperkuat kontribusi sektor ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah tersebut juga diharapkan mampu membuka peluang lebih luas bagi pelaku usaha dan UMKM lokal untuk menembus pasar Timur Tengah. Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Manajemen Dakwah (MD), semester lima, Fadilah Nur Khasanah mengatakan, kebijakan peningkatan ekspor produk makanan nusantara dapat mendorong pertumbuhan sektor ekonomi sekaligus memperkenalkan kuliner Indonesia ke pasar yang lebih luas, khususnya di Arab Saudi. Ia berharap kebijakan tersebut dapat segera direalisasikan agar memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi dan citra produk Indonesia di kancah internasional. “Kebijakan ekspor ini mampu memberikan keuntungan bagi berbagai sektor, terutama ekonomi. Selain itu, peningkatan distribusi makanan Indonesia di Arab Saudi juga diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia yang tengah menunaikan ibadah haji dan umrah agar lebih mudah beradaptasi dengan cita rasa nusantara. Misalnya, perbedaan rasa pada produk mi instan antara Indonesia dan Arab dapat disesuaikan agar lebih sesuai dengan selera masyarakat Indonesia di luar negeri,” ucapnya. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) semester lima, Humairoh Azzahra menyampaikan, kebijakan peningkatan ekspor makanan khas Indonesia merupakan langkah positif, mengingat banyak masyarakat Indonesia di Arab Saudi yang menginginkan ketersediaan cita rasa nusantara. Ia menilai, selera masyarakat Arab dan Indonesia sebenarnya tidak jauh berbeda karena keduanya sama-sama menyukai makanan yang kaya rempah. “Salah satu contoh makanan yang cocok untuk diekspor adalah bakso aci, mengingat kondisi cuaca di Madinah yang cenderung dingin. Selain itu, hidangan seperti nasi kuning dan makanan berbumbu lainnya juga berpotensi memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia ke mancanegara. Upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan popularitas kuliner nusantara, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan pekerjaan di dalam negeri,” ujarnya. (Nayla Putri Kamila)