
Berlangsungnya RajoFest 2024 yang digelar LO SKETSA di Aula SC UIN Jakarta.
Pada Rabu (20/11), Lembaga Otonom (LO) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), yakni Komunitas Edukasi Seni Tari Saman (SKETSA) sukses menggelar Ratoh Jaroe Festival (RajoFest) 2024. Pada perayaan ke-11 kali ini, RajoFest 2024 mengangkat tema “Perayaan Kreativitas yang Lagak dan Tradisi Mewah Ratu Jawa. Agenda resmi digelar di Aula Student Center (SC) UIN Jakarta dengan meriah.
Ketua Pelaksana RajoFest 2024, Dhilal Ikhsani menjelaskan, pemilihan tema kali ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali tarian Ratoh Jaroe sebagai bagian dari budaya Indonesia yang kaya. Sebab, banyak orang menganggap tarian ini hanya sebagai budaya tradisional semata. Dengan itu, SKETSA mengangkat tema ini karena ingin menunjukkan bahwa seni tari Ratoh Jaroe merupakan simbol keindahan dan kreativitas yang mewah.
“Festival ini menjadi ajang kompetisi yang terbuka untuk berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga mahasiswa se-Jabodetabek. Tahun ini, RajoFest telah mencatat angka peserta yang meningkat signifikan, yakni mencapai 35 tim dan jauh lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat, terutama di kalangan generasi muda terhadap pelestarian budaya Indonesia,” tuturnya.
Dirinya berharap, RajoFest di tahun-tahun yang akan datang dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif, khususnya terhadap pemahaman masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya Indonesia, salah satunya melalui seni tari.
Salah satu audiens RajoFest 2024, Naila Prisiana Apsari mengatakan, RajoFest menjadi ajang untuk tidak hanya mengekspresikan diri, tetapi juga untuk memperdalam pemahaman tentang budaya Indonesia. Acara tersebut menjadi pengalaman yang cukup memperkaya wawasan dari berbagai instansi pendidikan, terutama sesama penari. Dirinya sangat terkesan dengan kreativitas yang ditampilkan oleh para peserta, terutama dalam mengemas tarian tradisional ini.
“Saya sangat terkesan dengan kreativitas setiap peserta karena mereka banyak menggabungkan sentuhan modern tanpa mengurangi makna budaya aslinya. Hal ini menunjukan bahwa tradisi bisa tetap relevan di era kekinian. Di samping itu, melihat peserta yang begitu antusias dan kreatif, saya jadi semakin yakin bahwa generasi muda punya potensi besar untuk menjaga dan mengembangkan budaya Indonesia,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, seni dan budaya tidak hanya sebagai warisan, tetapi juga sebagai sesuatu yang bisa terus berkembang dan dinamis. Dengan itu, dirinya berharap acara seperti ini bisa semakin banyak diadakan untuk memperkenalkan lebih banyak budaya Indonesia ke generasi muda.
(Asy Syifa Salsabila)