
Foto bersama pasca agenda Seruan Ciputat: Menolak Lupa.
Pada Rabu (25/09) di Teater Merah FISIP UIN Jakarta, beberapa bagian gerakan mahasiswa seperti Aliansi Mahasiswa Menggugat, Sindikat Mahasiswa Menggugat, Garantor UIN Jakarta, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), DEMA Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Matramans, dan yang lainnya berhasil memperingati September Hitam dengan menggelar Seruan Ciputat: Menolak Lupa. Seruan Ciputat diselenggarakan sebagai bentuk peringatan atas pelanggaran HAM di Indonesia. Agenda mengusung tema “Menggugah Kesadaran Akan Kelamnya Pelanggaran HAM di Indonesia”, serta lahir dari keresahan intelektual mahasiswa Ciputat terhadap kelalaian Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam menangani kasus-kasus tersebut.
Koordinator Umum Aliansi Mahasiswa Menggugat, Naufal Dzaky Nugroho menuturkan, kegiatan September Hitam ini digelar sebagai peringatan atas berbagai pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia. Berangkat dari keresahan sebagai aktor intelektual Ciputat atas kelalaian tersebut, para aktor intelektual Ciputat sepakat untuk mengkonsolidasikan seluruh elemen gerakan agar turut aktif dan partisipatif dalam mengingat kegiatan ini.
“Redupnya semangat gerakan dan melemahnya atmosfer kemanusiaan terjadi hampir merata pada sebagian mahasiswa, terutama di Ciputat. Maka, tujuan kami jelas, yakni menyerukan penyelesaian yang transparan serta ingin membangkitkan kesadaran akan hak asasi manusia yang harus diperjuangkan sejak lahir,” ujarnya.
Ketua Umum DEMA FISIP, Akhmad Khusni mengatakan, Seruan Ciputat dalam peringatan September Hitam tahun ini muncul dari semangat kolektif beberapa elemen aliansi dan simpul mahasiswa di Ciputat. Mahasiswa berkumpul untuk menyuarakan keresahan terkait pelanggaran HAM di Indonesia yang hingga kini belum terselesaikan. Para mahasiswa harus kembali sadar bahwa pelanggaran HAM perlu dikawal secara serius.
“Tujuan dari tema tahun ini guna membangkitkan kesadaran seluruh mahasiswa, terutama di UIN Jakarta agar tetap memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Kami menginovasikan gerakan ini menjadi sebuah sinyal bagi penjuru dan pelosok negeri untuk terus lebih agresif dalam mengawal kasus pelanggaran HAM di Indonesia,” pungkasnya.
(Asy Syifa Salsabila)