
Aksi Bela Palestina Satu Tahun Genosida di Depan Gedung FITK UIN Jakarta.
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid berkolaborasi dengan Students for Justice in Palestine (SJP) UIN Jakarta dalam rangka Hari Santri Nasional 2024. Kolaborasi ini dikerahkan dengan mengadakan peringatan satu tahun genosida terhadap Palestina. Peringatan tersebut sengaja diadakan bertepatan dengan Hari Santri agar para santri dan mahasiswa UIN Jakarta lebih aware kembali terhadap penindasan dan penjajahan oleh zionis Israel. Kegiatan tersebut dilaksanakan di depan Gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), serta di depan Gedung Rektorat UIN Jakarta pada Selasa (22/10).
Ketua Keputerian LDK Syahid UIN Jakarta, Puteri Aliefah Rahmawati menjelaskan, LDK Syahid dan SJP kali ini berkesempatan untuk menyuarakan penindasan dan genosida yang dilakukan oleh zionis, dengan memilih waktu pada Hari Santri sebagai momentum. Pesan yang ter-highlight adalah peringatan satu tahun genosida yang tidak kunjung berhenti. Jumlah massa yang mengikuti kegiatan kali ini sudah melebihi ekspektasi penyelenggara.
“Dengan banyaknya massa yang ikut dalam kegiatan hari ini, diharapkan seluruh sivitas akademika dapat terus menyuarakan kemerdekaan Palestina dan tidak lelah. Meskipun kita tidak dapat berjuang dengan fisik, setidaknya kita bisa berjuang dengan menyuarakan hak kebebasan dan kemerdekaan. SEbab, jika mengacu pada pembukaan UUD 1945, dengan tegas dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa,” jelasnya.
Peserta massa peringatan satu tahun genosida, Ahmad Hasan Asyari menanggapi, menurutnya, jumlah massa yang hadir masih kurang karena jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa UIN Jakarta, angkanya sangat jauh. Banyak faktor yang mempengaruhi, di antaranya kurangnya sosialisasi di media sosial, pengambilan waktu dan tempat yang kurang strategis, atau kurang matangnya rencana.
“Meskipun ada beberapa catatan, perlu diapresiasi tinggi karena kegiatan ini sebagai bentuk semangat perjuangan dan pergerakan kemerdekaan rakyat Palestina dari cengkeraman penindasan zionis Israel. Dengan itu, kegiatan ini harus lebih sering dilakukan. Dengan begitu, kegiatan ini akan memberikan exposure lebih tentang kemerdekaan dan anti penindasan perang di dunia, tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, dan budaya sekalipun,” tanggapnya.
(Rayhan Anugerah Ramadhan)