
Acara Bedah Buku dan Seminar Komunikasi di teater lantai 2 FDIKOM. Sumber. Dok pribadi
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), menggelar acara bedah buku dan seminar komunikasi pada Rabu (28/5), dengan membahas buku berjudul Mengarungi Jejak, Merajut Asa: Tujuh Puluh Lima Tahun Indonesia-Tiongkok. Kegiatan yang berlangsung di Teater Lantai Dua ini dihadiri oleh jajaran dekanat, dosen, serta mahasiswa dari Jurusan Jurnalistik dan Manajemen Dakwah (MD). Penulisan buku tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menggali manfaat lebih dari sekadar pembingkaian informasi, yakni meneladani berbagai hal positif yang dapat dipelajari dari perkembangan pesat Tiongkok.
Direktur Eksekutif Cendekia Muda Madani, Budi Sugandi, Ph.D., mengungkapkan bahwa Tahun ini menandai momentum penting dalam hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok yang telah mencapai usia ke-75, sebuah tonggak yang layak dirayakan. Momen ini menginspirasi penulis untuk menuangkan makna dan perjalanan hubungan kedua negara ke dalam karya tulis yang diterbitkan sebagai bentuk apresiasi sekaligus dokumentasi sejarah bersama.
“Selain semangat diplomatik, penulisan buku ini didorong oleh pengalaman pribadi penulis sebagai lulusan universitas di Tiongkok yang menyaksikan langsung perkembangan pesat di sana. Judul Mengarungi Jejak Merajut Asa dipilih dengan makna mendalam, di mana Mengarungi Jejak menggambarkan sejarah panjang hubungan bilateral sejak 1965, sedangkan Merajut Asa mencerminkan harapan dan optimisme untuk masa depan kerja sama di era Presiden Jokowi dan Prabowo,” ungkapnya.
Salah satu peserta bedah buku dan seminar, Nabila Putri Ramadhanty, mengaku tertarik mengikuti kegiatan tersebut karena judul bukunya yang menarik. Keikutsertaannya juga didorong oleh pengalihan kelas ke dalam kegiatan bedah buku, sehingga kesempatan ini dimanfaatkan untuk mendapatkan wawasan baru.
“Selama acara, banyak pengetahuan diperoleh terutama mengenai hubungan Indonesia dan Tiongkok serta berbagai teori komunikasi seperti framing dan soft power. Para pembicara pun menunjukkan interaksi yang aktif dengan peserta melalui sesi tanya jawab dan diskusi terbuka, sehingga suasana seminar berlangsung dinamis dan informatif,” pungkasnya.
(Nayla Putri Kamila)