RDK FM

Kegiatan tambang nikel di Pulau Gag Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Sumber. duniaenergi.com


Tagar #SaveRajaAmpat tengah menjadi sorotan publik seiring meningkatnya kekhawatiran atas maraknya aktivitas pertambangan nikel di pulau-pulau kecil Raja Ampat. Kawasan yang dikenal dengan keindahan alamnya itu kini terancam eksploitasi. Kekhawatiran tersebut mendorong sejumlah aktivis lingkungan menyuarakan penolakan secara terbuka. Aksi yang berujung ricuh ini memperlihatkan keresahan mereka, dengan seruan “Selamatkan Raja Ampat” menjadi bentuk perlawanan terhadap potensi kerusakan lingkungan di wilayah yang selama ini dijaga ketat dari eksploitasi.

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Teknik Pertambangan, semester delapan, Muhammad Ammar Nawwar Ali menuturkan, banyak pihak masih memiliki persepsi keliru terkait isu pertambangan nikel di Raja Ampat. Area pertambangan disebut hanya berada di tiga pulau yang terpisah dari kawasan destinasi wisata utama, sehingga tidak langsung mengancam keindahan alam yang menjadi daya tarik wisatawan.

“Dampak yang ditimbulkan dinilai sebatas pencemaran lingkungan yang masih dapat dikendalikan, asalkan pemerintah melakukan pengawasan ketat terhadap pembuangan limbah tambang. Selain itu, hilirisasi nikel dipandang sangat dibutuhkan guna mendukung kebutuhan nasional yang terus berkembang,” tuturnya,

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH), semester enam, Riyan Fauzen mengungkap, eksploitasi yang berlangsung terus-menerus berpotensi merusak kondisi alam Indonesia secara signifikan. Dampak kerusakan lingkungan ini juga dapat berimbas pada sektor ekonomi, mengingat Raja Ampat merupakan destinasi wisata unggulan yang menarik wisatawan mancanegara.

“Karena itu, langkah tegas dalam penegakan hukum sangat diperlukan agar persoalan tersebut dapat segera ditangani secara efektif. Riyan juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya mahasiswa, untuk meramaikan tagar #SaveRajaAmpat sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam Indonesi,” ungkapnya.

(Mahendra Dewa Asmara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *