Sapi perah laktasi untuk memproduksi susu. Sumber. Proactive Engineering
Republik Indonesia (RI) berencana akan mengimpor 1,2 juta sapi perah laktasi guna menggenjot produksi susu nasional dalam rangka implementasi Program Minum Susu Gratis (PMSG) pada pemerintahan baru 2025-2027. Sapi-sapi tersebut akan didatangkan dari empat negara, yakni Australia, Amerika Serikat (AS), Selandia Baru, serta Brasil, oleh para pelaku usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun swasta yang kemudian akan dibudidayakan di Tanah Air, terutama di lokasi sasaran PMSG.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), semester enam, Ghozi Jiasy Shiddiq mengungkapkan, hal yang dilakukan pemerintah tersebut bukanlah kali pertama, karena beberapa waktu yang lalu hal serupa sering dilakukan. Misalnya seperti krisis beras pada beberapa waktu lalu juga ditangani dengan mengimpor beras.
“Jika mengimpor beras, sepertinya hal itu hanya menguntungkan beberapa pihak saja, tetapi tidak ada untungnya bagi masyarakat secara keseluruhan. Seharusnya pemerintah bisa membudidayakan sumber daya yang ada di dalam negeri terlebih dahulu. Dengan begitu, anggaran yang dikeluarkan pun lebih sedikit. Saya berharap semoga pemerintah lebih mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukan, karena apapun yang dilakukan akan berpengaruh kepada masyarakat kedepannya,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas), semester empat, Adhytya Puji Pertiwi menuturkan, susu-susu tersebut pastinya akan disajikan kepada anak sekolah dasar (SD), dan pastinya kalangan anak SD lebih suka susu yang manis. Dengan itu, pemerintah akan menambahkan gula ke dalam susu tersebut. Maka, gula yang masuk ke dalam susu harus dipastikan tidak berlebihan. Hal ini bertujuan agar tidak meningkatkan angka diabetes di kalangan anak muda.
“Di samping akan dilakukannya pengimporan sapi, sebaiknya Indonesia dapat membudidayakannya sendiri. Sebab, Indonesia sudah memiliki banyak peternakan sapi, baik di daerah Jawa maupun daerah-daerah lainnya. Dengan begitu, mungkin bisa lebih efektif untuk meningkatkan produk asli Indonesia. Pihak yang berwenang seharusnya lebih mendahulukan sapi-sapi lokal, serta memperhatikan kadar gula untuk anak-anak. Tujuannya agar program susu gratis tersebut tidak menimbulkan efek samping bagi masyarakat Indonesia,” jelasnya.
(Fadil Achmad Fauzi)