RDK FM

Alquran Braille yang dirancang khusus agar dapat dibaca oleh tunanetra. Sumber. photo.sindonews.com


Perkembangan teknologi telah dimanfaatkan untuk mempermudah penyandang disabilitas sensorik netra dalam mengakses ibadah, salah satunya melalui Alquran Braille yang dirancang khusus agar dapat dibaca oleh tunanetra. Dukungan terhadap upaya tersebut diwujudkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dengan penyaluran 63 mushaf Alquran Braille kepada para penyandang disabilitas guna memperkuat keimanan dan memastikan kesetaraan dalam beribadah.

Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI), jurusan Dirasat Islamiyah, semester empat, Rafi Salman menuturkan, penggunaan Alquran Braille sangat penting dalam membantu penyandang disabilitas, khususnya yang tidak memiliki akses terhadap murotal. Alquran Braille juga memberikan manfaat besar karena mampu memfasilitasi kebutuhan khusus, meskipun tetap terdapat kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan murotal. 

“Pemahaman mengenai penggunaan Alquran Braille masih terbatas, terutama bagi tunanetra, sehingga pendampingan dan penyuluhan perlu disediakan sebelum digunakan. Pembimbingan juga diperlukan agar kaidah membaca Alquran dapat dipahami dengan benar, khususnya bagi anak-anak tunanetra yang belum pernah belajar membaca Alquran sejak kecil,” tuturnya.

Dirinya menambahkan, jika dibandingkan dengan murotal Alquran yang bacaan tajwidnya tepat, murotal dianggap lebih mudah diikuti oleh penyandang tunanetra. Sebaliknya, penggunaan Alquran Braille dinilai berisiko apabila belum disertai pemahaman tajwid dan tartil karena dapat menimbulkan kesalahan dalam membaca. Oleh karena itu, bimbingan tetap dibutuhkan dalam pembelajaran Alquran Braille bagi tunanetra, baik dalam pelafalan maupun pemahaman bacaan.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), semester empat, Fadhilah Muhammad Miftah mengatakan, orang dengan keterbatasan fisik sering menghadapi hambatan dalam menjalankan ibadah, termasuk membaca Alquran. Keterbatasan tersebut membuat aktivitas keagamaan terasa lebih sulit sehingga semangat beribadah pun bisa menurun. 

“Kondisi ini memunculkan kebutuhan akan dukungan dan fasilitas yang mampu menjembatani kekurangan tersebut. Kehadiran Alquran Braille dianggap memberikan solusi nyata karena dengan adanya Alquran Braille, aktivitas membaca Alquran tetap bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki keterbatasan fisik,” katanya.

Dirinya menambahkan, dengan adanya Alquran Braille, semangat beribadah tetap terjaga dan akses terhadap kitab suci bisa dirasakan lebih merata oleh semua kalangan. Instansi-instansi dan kebijakan yang bersifat positif, terutama yang berkaitan dengan bantuan keagamaan, diharapkan tetap didukung. Setiap bentuk dukungan dianggap penting agar program-program yang dilakukan Baznas terus berjalan dengan baik.

(Fayruz Zalfa Zahira)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *