RDK FM

Bendera negara-negara ASEAN berkibar di depan Gedung Sekretariat ASEAN, melambangkan persatuan atas kerja sama regional di kawasan Asia Tenggara. Sumber. beritajakarta.id


Dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap dominasi dolar Amerika, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berencana memperkuat keamanan keuangan kawasan melalui pembentukan dana moneter regional. Gagasan ini, yang disampaikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam wawancara dengan TV BRICS, bertujuan menciptakan perlindungan ekonomi dari risiko global dan menjaga kepentingan nasional, dengan langkah awal berupa Chiang Mai Initiative—kerja sama penggunaan mata uang lokal oleh bank sentral negara-negara seperti Tiongkok, Indonesia, dan Thailand.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), jurusan Manajemen, semester empat, Arby Fairuz Rabbani Al Shidqi mengungkapkan, dana moneter regional seperti Chiang Mai Initiative, yang berfungsi sebagai tabungan bersama negara-negara ASEAN, memiliki peran strategis dalam membantu kawasan menghadapi krisis ekonomi. Mekanisme ini memungkinkan negara-negara anggota meminjam dana dari cadangan bersama guna menstabilkan nilai tukar mata uang, terutama saat terjadi tekanan eksternal.

“Kendati belum sepenuhnya mendorong kemandirian ekonomi ASEAN, inisiatif ini dinilai mampu memperkuat kapasitas negara-negara kawasan dalam mengelola ekonomi secara lebih mandiri tanpa terlalu bergantung pada dominasi mata uang asing. Selain itu, langkah tersebut juga berpotensi mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar terhadap dolar Amerika sekaligus mendorong kelancaran perdagangan antarnegara ASEAN secara lebih efisien dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Jurnalistik, semester empat, Muhammad Iqbal mengatakan, kebijakan pembentukan dana moneter regional sangat berpengaruh terhadap integrasi kawasan seperti ASEAN. Langkah ini dinilai mampu mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika dalam menjaga stabilitas regional dan memperkuat kerjasama keuangan antar negara anggota.

“Meski demikian, perbedaan kapasitas ekonomi antarnegara ASEAN menjadi tantangan yang perlu dihadapi bersama karena dapat memunculkan ketimpangan dalam implementasinya. Dalam konteks ini, Indonesia memiliki posisi strategis untuk mendorong inklusivitas dan memainkan peran sebagai jembatan bagi negara-negara ASEAN yang ekonominya belum sekuat anggota lainnya,” pungkasnya.

(Mahendra Dewa Asmara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *