Integrasi transportasi di Jakarta. Sumber. TrenAsia
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta (Pemprov DKJ) semakin gencar mendorong pengembangan transportasi massal sebagai upaya menarik minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi. Langkah ini bertujuan tidak hanya untuk mengurangi kemacetan yang semakin parah, tetapi juga untuk menekan tingkat polusi udara di Jakarta. Berbagai proyek transportasi, termasuk perluasan jalur TransJakarta (TJ) dan Mass Rapid Transit (MRT) serta Light Rail Transit (LRT) menjadi fokus utama Pemprov DKJ dalam meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan transportasi umum bagi warganya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), semester lima, Lil Hawadits menuturkan, dirinya menyetujui untuk mendorong pengembangan transportasi massal sebagai menarik minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi menjadi transportasi massal.
“Sebetulnya ketika naik kendaraan pribadi akan lebih terkuras energinya, lebih capek karena harus mengendarai sendiri. Selain itu, penggunaan kendaraan pribadi juga akan menambah polusi udara yang tidak baik untuk lingkungan, khususnya untuk kesehatan paru-paru manusia, terlebih warga Jakarta,” pungkasnya.
Pengguna fasilitas transportasi umum, Syifa Hanina mengatakan, dirinya berharap strategi yang dilakukan oleh Pemprov DKJ yakni dengan mengintegrasikan berbagai transportasi melalui sistem JakLingko. Sistem ini dirancang untuk memudahkan masyarakat dalam berpindah antara TransJakarta, MRT, LRT, dan KRL menggunakan satu kartu pembayaran.
“Integrasi bagi berbagai transportasi umum diharapkan mampu meningkatkan efisiensi perjalanan dan membuat tarif transportasi lebih terjangkau bagi masyarakat. Sebetulnya perkembangan transportasi umum sudah terlihat, tetapi tidak signifikan. Semoga kedepannya Pemprov DKJ bisa merealisasikan hal ini,” tanggapnya.
(Edith Indah Lestari)