RDK FM

Potret Penjualan Beras di Salah Satu Toko Ritel. Sumber. Media Indonesia


Belakangan, berbagai spekulasi muncul terkait beras yang semakin langka dan disusul harganya yang melonjak. Hal tersebut ditanggapi Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso. Menurutnya, pasokan gabah dari para petani masih rendah, serta tanam dan panen di daerah sentra sedang mundur. Pasalnya, masa panen diperkirakan terjadi pada pertengahan Maret 2024. Dengan itu, sejumlah toko ritel harus membatasi penjualan beras mereka.

Mahasiswa Fakultas Psikologi, jurusan Psikologi, semester tujuh, Diana Zanuba mengatakan, terkait hal tersebut, negara adalah pihak yang paling bertanggung jawab. Sebab, isu tersebut meningkatkan kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan.

“Hingga kini pemerintah juga masih mengimpor beras. Padahal, alangkah baiknya jika mengutamakan petani lokal. Sebab, petani lokal sendiri masih banyak yang dapat diberdayakan, khususnya pada daerah terpencil di Indonesia. Hal ini patut menjadi pusat perhatian bagi pemerintah dan segera ditanggulangi,” ungkapnya.

Mahasiswa Fakultas Psikologi, jurusan Psikologi, semester tujuh, Nindya Septiningtyas menuturkan, pemerintah seharusnya lebih menganalisis apa yang rakyat butuhkan, mulai dari kebutuhan paling pokok, khususnya pangan. Dengan itu, kenaikan harga pada beras yang mulai langka mesti ditinjau lebih lanjut.

“Kenaikan harga untuk kebutuhan dasar justru akan menimbulkan masalah baru, salah satunya masalah kesehatan. Oleh karena itu, permasalahan ini perlu segera mendapatkan solusi. Semoga kedepannya pemerintah lebih memperhatikan hal-hal kecil di dalam masyarakat, serta fokus dalam pembangunan dari segi aspek secara merata,” pungkasnya.

(Azaria Suci Fernada)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *