Suasana pembelajaran pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini. Sumber. bangka.sonora.id
Sejak awal tahun 2024, Kementerian Agama (Kemenag) menitikberatkan pentingnya implementasi program Pendidikan Anak Usia Dini Holistik dan Integratif (PAUD HI). Dalam program PAUD HI tersebut, terdapat beberapa penerapan kebijakan, salah satunya target program wajib belajar 13 tahun yang terealisasi di seluruh kabupaten dan kota Indonesia. PAUD HI bertujuan sebagai bentuk upaya tumbuh kembang anak usia dini yang didasarkan gizi, kesehatan, pendidikan, perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA), semester empat, Azwar Annas mengatakan, sebagai salah seorang tenaga pengajar, penerapan kurikulum secara keseluruhan sudah cukup baik. Namun, tidak dengan pendidikan PAUD. Kurikulum yang ada mesti diajarkan dan disesuaikan agar mereka tidak culture shock ketika masuk SD. Salah satunya implementasi program PAUD HI.
“Program baru dari Kemenag tersebut dapat menjadi angin segar, serta memberikan warna baru dalam pendidikan PAUD di Indonesia. Program tersebut bisa dikatakan realistis jika adanya integrasi antara pihak instansi pendidikan, serta kolaborasi dengan para wali murid, sehingga hal tersebut dapat berjalan sesuai jalur dan sesuai harapan,” tuturnya.
Salah satu guru Taman Kanak – Kanak (TK) Islam Dzakira, Aqsa Faradia Basri menjelaskan, sebelum adanya program PAUD HI, kurikulum yang sudah digunakan pada pembelajaran TK sudah cukup baik. Sebab, kurikulum tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
“Penerapan program wajib belajar yang ditargetkan terlaksana pada 2025 cukup realistis. Sebab, pembelajaran PAUD sekarang sudah mulai beradaptasi dengan situasi modern. Untuk dari segi penyebaran informasi tersebut cukup baik, tetapi kurang marak karena lebih baik diiringi sosialisasi oleh Kemenag secara langsung,” pungkasnya.
(Rayhan Anugerah Ramadhan)