Potret beras SPHP yang dijual di supermarket. Sumber. bloombergtechnoz.com
Sejak beredarnya mengenai pasokan gabah rendah, beras premium turut menjadi langka. Dalam menanggapi hal tersebut, pemerintah memberikan solusi bagi masyarakat, yaitu membeli beras dari program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Sebagian dari masyarakat ada yang merasa terbantu, tetapi ada yang berargumen bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari segi rasa antara beras SPHP dengan beras premium.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Teknik Pertambangan, semester delapan, Syarifah Amwal menuturkan, sebetulnya, beras SPHP sendiri memiliki rasa yang berbeda bukan karena tidak berkualitas bagus, melainkan karena beras SPHP sendiri merupakan campuran dari beras premium dan lokal.
“Beras SPHP dapat menjadi opsi jika beras premium saat ini sedang mahal. Perbandingan antara beras juga sebetulnya bukan dari segi rasa, melainkan bentuknya. Perlu diingat bahwasanya makanan pokok masyarakat adalah nasi. Oleh karena itu, jika harga beras melonjak dan tidak ada solusi, maka kebutuhan pangan sehari-hari akan terhambat,” jelasnya.
Mahasiswa FST, jurusan Kimia, semester delapan, Mochamad Daffa Putra Hamidi mengatakan, Indonesia merupakan negara yang eriklim tropis. Oleh karena itu, seharusnya mudah untuk meningkatkan pasokan beras.
“Beras SPHP sangatlah membantu masyarakat yang membutuhkan, serta tidak mampu membeli beras impor. Pemerintah juga sebetulnya dapat meningkatkan impor beras jika memang pasokan gabah rendah. Semoga kedepannya pemerintah lebih peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lapangan, serta memberikan solusi kelangkaan beras yang tepat untuk masyarakat,” pungkasnya.
(Azaria Suci Fernada)