Presiden Joko Widodo. Sumber. RRI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk Satuan Tugas (Satgas) pemberantasan judi online sebagai langkah tegas dalam mengatasi praktik judi online di Indonesia. Satgas ini akan dipimpin oleh Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto. Langkah ini menunjukkan perhatian serius pemerintah terhadap maraknya praktik ilegal judi online yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat. Pemerintah berharap dapat mengurangi masalah ini sedikit demi sedikit. Pembentukan Satgas ini telah menimbulkan berbagai tanggapan dari masyarakat.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos), semester empat, Muhammad Assadel Zulfi menyatakan, pembentukan Satgas ini adalah langkah yang sangat baik dari pemerintah untuk mengatasi masalah judi online. Sebab, menurut berita yang beredar, judi online telah memperburuk kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
“Penanganan masalah ini harus dilakukan dengan serius. Untuk ini, pemerintah perlu bekerja sama dengan institusi terkait, melakukan pengawasan terhadap situs web yang rawan dengan aktivitas judi online, serta menyediakan edukasi dan rehabilitasi bagi para pemain judi online. Semoga masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk memulai kehidupan yang sehat dan produktif, serta menjauh dari perilaku adiktif yang merusak kehidupan,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Ilmu Hukum, semester empat, Aura Shabrina menanggapi, pemerintah masih kurang memperhatikan para pemain judi online. Ia menyoroti bahwa pencapaian dana dari judi online yang mencapai Rp 81 triliun adalah angka yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.
“Maraknya judi online di kalangan masyarakat disebabkan oleh tekanan hidup yang semakin berat, serta peningkatan standar hidup yang memberatkan warga miskin. Judi online sendiri dapat dihilangkan secara bertahap dengan peran aktif pemerintah yang memberikan subsidi dalam beberapa aspek, hingga menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dengan itu, masyarakat dapat sadar dan berusaha untuk mengubah pola hidup menjadi lebih baik,” jelasnya.
(Fadil Achmad Fauzi)