
Berlangsungnya roadshow yang digelar Kontras di depan Lobby FDIKOM UIN Jakarta.
Dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember, sekaligus mengenang pejuang HAM yang dibunuh pada 2004, yakni Munir,Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menggelar roadshow dengan tema “Merawat Ingatan, Menolak Lupa”. Kegiatan ini berlangsung pada tiga Universitas di Indonesia dan UIN Jakarta menjadi salah satunya. Roadshow dilaksanakan pada Rabu (20/11) di Lobby Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM).
Bagian Divisi Kampanye dan Jaringan Kontras, Aditya Gumay menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari roadshow yang diadakan di beberapa kampus. Tujuannya adalah untuk membangun kesadaran di kalangan mahasiswa tentang pentingnya HAM. Bukan hanya sekadar acara internal kampus, melainkan juga sebagai upaya untuk membangun jaringan antar berbagai organisasi mahasiswa dan komunitas yang memiliki perhatian terhadap isu HAM.
“Tujuan roadshow ini yakni guna menggugah semangat para mahasiswa dan masyarakat untuk memperjuangkan keadilan, serta mengingatkan bahwa pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu masih menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, tujuan lainnya adalah ingin membangun kesadaran bahwa HAM adalah hal yang fundamental dan dekat dalam aspek kehidupan. Mulai dari hak pendidikan, pekerjaan yang layak, hingga hak lainnya yang terkoneksi dengan HAM. Ini juga bukan hanya tentang Munir, tapi tentang kita semua,” jelasnya.
Koordinator Komite Mahasiswa dan Pemuda Anti Kekerasan (Kompak), Ainul Yaqin menuturkan, acara ini merupakan kolaborasi antara Kontras, Kompak, serta berbagai organisasi mahasiswa lainnya. Rangkaian acara yang digelar di UIN Jakarta mencakup berbagai kegiatan secara edukatif dan kreatif. Acara dimulai dengan pembukaan yang dilanjut dengan pemutaran film dokumenter Munir dengan judul Bunga yang Dibakar guna memberikan gambaran tentang perjuangan Munir.
“Acara ini juga diisi dengan diskusi publik, orasi, dan penampilan seni, seperti puisi dan musik, yang mengangkat tema perjuangan HAM. Dengan itu, agenda ini sebagai ajang untuk memperingati momen penting dalam sejarah HAM, salah satunya mengenang Munir sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan. Melalui acara ini, kami ingin mengajak teman-teman mahasiswa untuk terus mengingat dan memperjuangkan HAM, sehingga mampu menjadi inspirasi untuk menegakkan keadilan yang relevan di kalangan generasi muda Indonesia,” pungkasnya.
(Asy Syifa Salsabila)