Siswi-siswi Pesantren yang kerap mengikuti kegiatan Pramuka. Sumber. NU Online
Pada Rabu (20/11), Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI), Nasaruddin Umar mengatakan akan mewajibkan kegiatan kepramukaan di seluruh lembaga pendidikan madrasah dan Pondok Pesantren, termasuk semua lembaga pendidikan yang berada di bawah Kementerian Agama (Kemenag). Rinciannya mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), dan Madrasah Aliyah (MA). Sebab, Pramuka merupakan tradisi yang positif dan patut dipertahankan hingga masa mendatang.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), semester tiga, Aizt Istiqomah menuturkan, Pramuka memiliki peran penting dalam pendidikan santri di pesantren dan madrasah. Sebab, Pramuka mengajarkan nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, dan kepedulian yang sejalan dengan ajaran Islam.
“Pramuka berperan penting dalam pembentukan kepemimpinan di pesantren dan madrasah. Selain itu, kegiatan kelompok seperti perkemahan dan latihan tim memperkuat ikatan persaudaraan di antara santri, menciptakan rasa saling percaya dan kerjasama. Di samping itu, kegiatan Pramuka tidak hanya membentuk karakter individu, tetapi juga memperkuat hubungan sosial, ” tuturnya.
Ketua Dewan Kerja Ranting Tingkat Wilayah Kecamatan Pesanggrahan, Fauzan Firdaus menjelaskan, Pramuka merupakan organisasi kaderisasi yang kompleks dan berperan penting dalam membentuk sikap mandiri. Kegiatan Pramuka tidak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral seperti tanggung jawab, dan penghargaan terhadap orang lain.
“Pramuka dapat menjadi ekstrakurikuler wajib di madrasah dan pesantren, salah satunya melalui tiga binaan, yakni bina diri, satuan, dan bangsa, sehingga siswa dapat meningkatkan ketertarikan mereka terhadap Pramuka dan menerapkan nilai-nilai yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Kedepannya, maka Pramuka akan berkontribusi signifikan dalam pengembangan karakter siswa,” jelasnya.
(Azaria Suci Fernada)