Ilustrasi adanya proses joki tugas dan skripsi. Sumber. Liputan6
Belakangan ini semakin marakpenyedia jasa joki tugas dan skripsi di kalangan mahasiswa. Hal ini merupakan ancaman besar terhadap integritas akademik. Ironisnya, mahasiswa tidak mengerjakan tugas dan skripsi secara mandiri. Akibatnya, kualitas lulusan yang dihasilkan dari perguruan tinggi patut dipertanyakan. Situasi ini berpotensi mengganggu produktivitas dan kompetensi di dunia kerja karena para lulusan tersebut tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk bekerja secara profesional.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos), semester delapan, Latifatul Latifa menjelaskan, mahasiswa yang menggunakan jasa joki untuk menyelesaikan tugas atau skripsi cenderung mengembangkan sifat malas yang berkelanjutan. Mereka kehilangan kesempatan untuk merasakan sendiri bagaimana sulitnya proses menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
“Dengan mengerjakan tugas sendiri, mahasiswa akan lebih siap saat diuji oleh dosen karena mereka telah menguasai materi yang dibahas. Selain itu, ada kepuasan tersendiri dan kebanggaan karena hasil tersebut merupakan buah dari jerih payah sendiri. Seharusnya pemerintah melakukan tindakan tegas untuk memberantas adanya penawaran jasa joki yang beredar di sosial media,” ungkapnya.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Hukum Pidana Islam (HPI), semester dua, Syahrani Eralraisi menjelaskan, alasan mahasiswa menggunakan jasa joki tidak semata-mata karena kemalasan, tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor lain, seperti tenggat waktu yang singkat dan kesibukan dengan berbagai organisasi yang mereka ikuti.
“Dampaknya, dalam dunia kerja yang akan datang, individu yang terbiasa menggunakan jasa joki akan mengalami penurunan keterampilan. Hal ini dapat menyebabkan kinerja mereka tidak sesuai dengan nilai akademik yang mereka peroleh saat kuliah, sehingga dapat menghambat karir mereka di dunia kerja nantinya,” pungkasnya.
(Edith Indah Lestari)