Potret Mumtaz Nayla Wahid dengan beberapa pencapaian hebatnya.
Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPSI) program studi Psikologi, Mumtaz Nayla Wahid yang akrab dipanggil Mumtaz, berhasil tunjukkan kebolehannya dalam mengimbangi akademik dengan karir. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya prestasi dan pencapaian yang diraihnya, terkhusus dalam lingkup dunia kecantikan. Sudah terbiasa dengan modelling, Mumtaz kerap membagikan kegiatannya tersebut pada laman media sosial pribadi miliknya. Tidak hanya itu, dirinya juga berhasil menyabet gelar Duta Pelajar Rabbani (merk baju muslimah) pada periode 2021-2022, hingga juara dua Miss Muslimah Keke.
“Menjadi Duta Pelajar Rabbani dan Runner Up Miss Muslimah Keke, sangat mendatangkan banyak keuntungan untuk saya secara pribadi. Karena selain menjadi inspirasi banyak orang, tentu saya mendapat banyak pasokan pakaian hingga hijab gratis setiap bulannya,” pungkasnya ketika ditanya benefits menjadi Duta Pelajar Rabbani dan Runner Up Miss Muslimah Keke.
Beauty Blogger kelahiran Jakarta, 21 Oktober 2005 tersebut juga terbilang sukses dalam akademik. Terbukti dengan keberhasilannya menjadi mahasiswa Psikologi UIN Jakarta, dengan menggunakan prestasi sebagai jalur masuknya. Kebiasaan mengikuti lomba modelling sejak bangku sekolah menengah, menuntunnya kepada kemudahan meraih satu bangku dalam Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) terbaik di Indonesia tersebut.
“Dari tertolak Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), hingga tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) karena terlambat mendaftar, sama sekali tidak menyurutkan semangatku untuk meraih impian berkuliah di Psikologi UIN Jakarta. Merasa sangat diuntungkan dengan kebiasaan berlomba, sehingga hal tersebut aku manfaatkan untuk mendaftar pada seleksi jalur prestasi UIN Jakarta,” tambahnya.
Mumtaz yang saat ini sedang duduk di bangku perkuliahan semester dua program studi Psikologi UIN Jakarta turut menjelaskan kesibukannya saat ini. Selain aktif berkuliah, dirinya juga terbilang aktif dalam membeberkan rekaman tutorial berhijab dengan berbagai model, di laman Instagram pribadinya. Tidak main-main, kegigihan tersebut mampu membuat dirinya sukses dengan mendapatkan panggilan photoshoot katalog fashion, baik di dalam maupun luar kota.
“Biasanya sering mendapat sebanyak dua hingga tiga panggilan sekaligus untuk melakukan photoshoot beberapa brand pakaian. Menjadi kreator konten sangat mendatangkan banyak keuntungan dan pengalaman indah untukku,” ucapnya ketika ditanya kegiatan sehari-hari.
Dirinya membagikan cara bagaimana menyeimbangkan kebutuhan akademik, karir, hingga pribadi. Ketika dihadapkan dalam satu hal penting, Mumtaz akan memilih untuk lebih fokus pada satu hal tersebut terlebih dahulu. Karena menurutnya, kunci dari keberhasilan menyeimbangkan banyak hal dan kegiatan adalah kemampuan manajemen waktu yang baik. Saat panggilan photoshoot sedang tidak begitu menumpuk, tentu dirinya akan lebih fokus dengan perkuliahan, begitupun sebaliknya.
Dan untuk memenuhi kesenangan pribadi, Mumtaz tentu memiliki kegiatan yang digemari yaitu melukis dan membuat kaligrafi. Kegemaran tersebut sudah dirinya lakukan sejak menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Banyak karya yang sudah dihasilkan seperti lukisan watercolour, kaligrafi bahasa Arab, hingga alfabet.
“Caranya cukup betul-betul fokus dalam menuntaskan satu hal yang sudah dikerjakan terlebih dahulu. Saat photoshoot sedang padat, tugas akan diselesaikan setelahnya atau mencari hari yang tepat sebelum deadline. Selain itu, ada hobi yang cukup sering dilakukan seperti melukis dan membuat kaligrafi. Hal ini biasa diaplikasikan untuk memberikan ketenangan pribadi sejenak,” ucapnya.
Dalam perjalanan karirnya yang terbilang cukup panjang, peran orang tua tentu sangatlah berarti bagi Mumtaz. Izin dan restu mampu menentukan bagaimana keberhasilan dapat berjalan dengan mulus. Semakin besar pintu izin terbuka, semakin besar pula peluang kesuksesan dapat diraih. Sebagai anak yang patuh, dirinya tentu selalu menuruti apa yang orang tuanya kehendaki. Hal tersebut membuat dirinya berkeyakinan, bahwa jika seorang anak patuh terhadap orang tua, maka alur kehidupan akan terasa mudah dan lancar.
“Pernah berada di situasi dimana aku mengikuti Pageant yang mengharuskan aku pergi hingga luar kota. Pada saat itu, sebetulnya orang tua tidak begitu merestui, walaupun pada akhirnya tetap diperbolehkan untuk mencoba mengikuti Pageant tersebut. Namun seperti yang sudah bisa ditebak, bahwa restu orang tua sangat mempengaruhi hasil usaha yang dilakukan. Dalam Pageant tersebut, aku tidak mendapat kesempatan lolos,” tanggapnya.
Dirinya berharap, kedepannya Mumtaz akan tetap konsisten dalam mengimbangi pendidikan dan karir, karena Mumtaz memiliki keinginan untuk menjadi seorang psikolog klinis, hingga lulus kuliah tepat waktu. Menjadi seorang muslimah yang taat dan Istiqomah, juga menjadi harapan yang besar bagi dirinya untuk jangka kehidupan yang lebih panjang kedepannya.
“Mohon doa nya agar mampu menggunakan hijab dengan tata cara yang sempurna. Walaupun saat ini memang merasa belum sempurna dalam berhijab, karena masih merasa nyaman dengan style saat ini. Dan terakhir, semoga cita-citaku menjadi seorang psikolog klinis yang lulus kuliah tepat waktu dapat terwujud nantinya,” tutup Mumtaz.
(Keyzar Devario)