Pemerintah berencana luncurkan BBM rendah sulfur. Sumber. CNBC Indonesia
Terpantau di Jakarta pada (18/09), pemerintah berencana untuk mengganti Pertalite dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur. Hal ini menuai tanggapan beragam dari kalangan mahasiswa UIN Jakarta. Meski mendukung upaya menciptakan bahan bakar ramah lingkungan, mereka menuntut agar perubahan ini tidak memperberat ekonomi masyarakat, terutama mahasiswa. Melihat mayoritas yang ada di UIN Jakarta menggunakan kendaraan bermotor dengan Pertalite, kenaikan harga BBM dinilai akan menurunkan daya beli dan memicu inflasi.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Manajemen Dakwah (MD), semester sembilan, Farhanuddin menyatakan, kenaikan harga BBM menjadi ancaman bagi daya beli para masyarakat, terutama mahasiswa. Sebab, hal ini menimbulkan kekhawatiran biaya transportasi para mahasiswa meningkat. Salah satu kemungkinannya bahwa mereka akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
“Jika harga BBM naik, jelas akan mengurangi daya beli mahasiswa, terutama yang mengandalkan kendaraan pribadi, atau mereka akan mencari alternatif transportasi yang lebih murah, seperti angkutan umum (angkot), transjakarta (TJ), Kereta Rel Listrik (KRL) ataupun transportasi umum lainnya. Sayangnya, seringkali tidak efisien dan cenderung padat.” katanya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKom), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester sembilan, Fadel Muh Razak mengatakan, kenaikan harga BBM rendah sulfur diperkirakan akan berdampak pada harga kebutuhan pokok, sekunder hingga tersier. Dengan itu, pemerintah perlu mempertimbangkan solusi yang tidak membebani ekonomi masyarakat luas.
“Pemerintah harus memperhatikan beban ekonomi masyarakat, termasuk dengan tetap menjaga stabilitas harga BBM agar daya beli terjaga dan ekonomi Indonesia terkendali. Harus ada jaminan bahwa ini tidak akan memberatkan masyarakat, terutama mahasiswa yang sangat bergantung pada biaya hidup yang stabil. Mengingat begitu banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi,” pungkasnya.
(Asy Syifa Salsabila)