Demonstran mahasiswa UIN Jakarta saat berjalan menuju gedung DPR RI, pada Kamis (22/8).
Pada Kamis (22/8), sekelompok mahasiswa bersama golongan masyarakat menggelar demonstrasi besar di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Aksi tersebut dipicu oleh ketidakpuasan terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa hasil Pemilihan Umum (Pemilu) yang dianggap tidak adil. Para demonstran menuntut transparansi dan keadilan dalam proses hukum serta reformasi dalam sistem pemilu. Demonstrasi ini ditandai dengan berbagai orasi dan spanduk yang mengekspresikan tuntutan mereka.
Demonstran mahasiswa dari UIN Jakarta, Harits Hibatullah menyatakan, rasa peduli dan cinta tanah air sebagai cerminan sikap demokratis menjadi alasan utama mahasiswa turut serta dalam aksi ini. Menurutnya, semangat juang mahasiswa akan tetap menyala meskipun putusan tersebut dikabarkan akan dibatalkan.
“Pembatalan keputusan sebelumnya menunjukkan ketidakprofesionalan pemerintah. Sebagai badan legislatif yang seharusnya mengayomi rakyat, DPR diharapkan bisa menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pelindung, bukan malah menjadi pemicu kericuhan. Harapannya, semoga tuntutan para demonstran untuk keadilan bisa semakin bergema dan terealisasi tanpa menimbulkan kerusuhan,” tuturnya.
Salah satu demonstran dari masyarakat umum, Syarif Ibnu Al Kamil menambahkan, sebagai bentuk keberanian dan gebrakan masyarakat, orasi yang bersifat mengkritik para pemangku kepentingan harus disuarakan dengan keras. Partisipasi artis dan influencer dalam aksi ini mampu menarik lebih banyak orang untuk tergerak menyuarakan isu yang sedang terjadi.
“Sikap yang ditunjukkan oleh DPR menghasilkan pemerintahan yang tidak kompeten dan cenderung licik. Untuk Presiden Joko Widodo, alih-alih menjadi pengayom bangsa, justru merusak dan tidak memerdekakan Indonesia. Saya berharap semoga demonstrasi ini dapat mencapai kemenangan bagi masyarakat dalam menuntut keadilan,” pungkasnya.
(Rayhan Anugerah Ramadhan)