
Potret Lintang Ayu sebagai salah satu Duta UIN Jakarta 2024.
Lintang Ayu Taufiqoh, mahasiswa UIN Jakarta kelahiran Magelang, 6 September 2002 berhasil terpilih sebagai Duta UIN Jakarta 2024 berkat motivasi kuatnya untuk berkontribusi positif di lingkungan kampus. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, ia memiliki semangat untuk menjadi jembatan antara mahasiswa baru dan komunitas kampus, sehingga membantu mereka merasa diterima dan berprestasi. Menurutnya, UIN Jakarta memiliki berbagai keunggulan yang perlu dikenalkan kepada masyarakat luas.
“UIN Jakarta unggul dalam mengintegrasikan ilmu agama dan sains serta memberikan pendidikan yang berfokus pada pengembangan karakter dan spiritual. Kampus yang inklusif dan multikultural ini memberikan pengalaman yang kaya bagi mahasiswa. Kombinasi antara lingkungan akademik dan sosial ibu kota juga menjadikan UIN Jakarta memiliki ciri khas tersendiri dengan jejaring yang luas,” tuturnya.
UIN Jakarta adalah miniatur Indonesia, dengan keragaman budaya dan agama yang sangat kaya. UIN Jakarta juga mengedepankan nilai keislaman yang mengajarkan toleransi dan menghargai semua perbedaan, baik suku dan agama. Hal ini menjadi menarik, dimana UIN Jakarta bisa menerima mahasiswa non Muslim di kampusnya meskipun masih sangat minoritas. Hal ini mencerminkan betapa indah islam mengajarkan keluwesan.
“Sebagai Duta, kami berperan aktif dalam mendukung kerukunan dengan mempromosikan dialog antarbudaya melalui berbagai acara dan diskusi yang melibatkan beragam kelompok mahasiswa dari latar belakang budaya dan agama yang berbeda. Melalui kegiatan-kegiatan ini, kami menciptakan ruang untuk saling memahami, bertukar pandangan, dan mengenal perbedaan sebagai kekayaan, bukan sebagai penghalang,” ujarnya.
Duta UIN Jakarta memiliki peran penting dalam memperkenalkan program-program akademik dan non-akademik yang ditawarkan oleh kampus. Lintang dan timnya mengadakan presentasi di berbagai acara dan membuat konten promosi yang menarik, sehingga mahasiswa baru dapat memahami pilihan yang tersedia dan terinspirasi untuk terlibat. Selain itu, mereka juga dituntut aktif di sosial media maupun di real life sebagai bentuk representasi mahasiswa UIN Jakarta di muka umum.
“Kami melakukan banyak kegiatan, seperti terlibat dalam kegiatan skala prioritas di universitas, orientasi mahasiswa baru, menerima kunjungan, berperan sebagai Master of Ceremony (MC), serta berpartisipasi dalam pameran pendidikan. Melalui kegiatan ini, kami berupaya menarik minat calon mahasiswa dan menunjukkan keunggulan UIN Jakarta,” jelasnya.
Lintang mengungkapkan, bahwa proses seleksi menjadi Duta UIN sangat menantang. Rangkaiannya terdiri dari berbagai tahap seleksi, mulai dari seleksi administrasi hingga wawancara dan presentasi. Setiap tahap memberikan pengalaman berharga yang memperkaya wawasan diri serta meningkatkan keterampilan komunikasi dan kepemimpinan. Lintang merasa bangga dapat melewati semua proses ini hingga akhirnya terpilih sebagai Duta.
“Setiap tahap memberikan pengalaman berharga yang memperkaya pemahaman saya tentang diri sendiri sekaligus meningkatkan keterampilan komunikasi dan kepemimpinan. Rasa bangga saya semakin bertambah saat berhasil melewati semua proses tersebut hingga terpilih menjadi Duta. Saya menyadari bahwa pencapaian ini tidak hanya untuk saya sendiri, tetapi juga untuk membawa nama baik kampus dan mempersembahkan yang terbaik untuk UIN Jakarta,” ungkapnya.
Tidak hanya menjalankan tugas sebagai Duta Kampus, Lintang juga aktif mengikuti berbagai organisasi yang berfokus pada keterampilan komunikasi dan kepemimpinan, baik di dalam maupun luar kampus. Pengalaman ini, bersama dengan diskusi bersama rekan-rekan Duta sangatlah membantunya dalam mengasah keterampilan.
“Salah satu kegiatan yang saya ikuti adalah program Sustainable Development #1 oleh Participatory Community Development. Kegiatan tersebut berfokus pada pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta lingkungan. Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi saya. Ini adalah bagian dari hobi saya, yaitu berkunjung ke pulau2 dengan masyarakat tertinggal di Indonesia,” tambahnya.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya dalam menjalani peran sebagai Duta UIN Jakarta adalah mengelola waktu antara berbagai tanggung jawabnya sebagai Duta dan kegiatan akademisnya sebagai mahasiswa. Menyeimbangkan dua aspek penting ini bukanlah hal yang mudah, karena masing-masing menuntut perhatian dan waktu yang cukup.
“Menjaga keseimbangan antara tugas sebagai Duta dan akademis adalah hal yang krusial. Saya membuat jadwal harian yang jelas, memisahkan waktu untuk belajar, berpartisipasi dalam kegiatan kampus, dan bersosialisasi. Disiplin dan komitmen adalah kunci untuk mencapai keseimbangan ini,” jelasnya.
Lintang berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam kegiatan yang mendukung pengembangan komunitas serta mempromosikan nilai-nilai positif kampus. Dengan kerja sama yang solid antara mahasiswa, dosen, dan pihak manajemen, Lintang yakin visi tersebut dapat tercapai dengan baik. Ia juga yakin bahwa UIN Jakarta akan terus berkembang sebagai pusat pendidikan yang unggul, serta turut menciptakan masyarakat yang toleran dan inovatif.
“Jangan ragu untuk terlibat aktif di kampus. UIN Jakarta menawarkan banyak peluang untuk belajar dan berkembang, serta ruang untuk berinovasi dan berkontribusi. Saya berharap UIN Jakarta terus berkembang dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang toleran dan inovatif,” pungkasnya.
(Gisska Putri Hidayat)