Erizal adalah Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Laki-laki kelahiran Batam, 17 Maret 2005 tersebut merupakan mahasiswa aktif yang berhasil menjadi Juara 2 Kontes Video Suara Anak Safer Internet Day International 2024. Berbekal keinginan dan semangatnya dalam menyuarakan hak-hak, serta perlindungan anak dalam ranah daring. Erizal berhasil mengalahkan 150 peserta yang tersaring menjadi 6 finalis.
Pada awalnya, Erizal mengikuti pendaftaran organisasi Aku Aman Aku Nyaman (AMAN) Warrior ECPAT Indonesia. Terinspirasi dari kakak fasilitator yang telah berpengalaman untuk meng-influence banyak anak, dan Gen Z di seluruh Indonesia. Terlebih, keinginannya ini cukup berkesinambungan dengan sosok dirinya sebagai mahasiswa yang memiliki ketertarikan permasalahan anak dan Gen Z saat ini.
Kegiatan tersebut diinsiasi oleh End Child Prostitution in Asian Tourism (ECPAT) Indonesia, bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (KEMENPPA), dan Most Effective Tactics Available (META) Facebook, dengan membahas perihal anti eksploitasi seksual pada anak dalam ranah daring, dan literasi digital.
“Awalnya, aku nggak tahu banyak terkait hal tersebut. Namun, setelah mengikuti empat hari acara, aku mulai menemukan jati diriku melalui pelopor dan pelapor muda. Angka eksploitasi seksual pada anak di Indonesia yang melonjak setiap tahunnya. Selain itu, aku juga ingin meningkatkan literasi digital kepada masyarakat, guna mewujudkan masyarakat yang penting akan literasi,” Tuturnya.
Setelah mengikuti rangkaian acara tersebut, Erizal berkesempatan sebagai Speaker untuk dua kota di Indonesia, yaitu Jambi dan Kediri. Erizal membawakan materi tentang aplikasi yang aman dalam ranah digital. Tidak hanya itu, Erizal juga aktif menjadi anggota Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) UIN Jakarta, sebagai Probies di External Relation and Business Development. Saat ini, ia juga menjafi Co–Founder organisasi komunitas New Levelu U.
Erizal mengungkapkan, selama berproses terdapat kendala. Ia merasa sering menunda banyak hal. Oleh karena itu, dirinya merasa pekerjaan yang ia punya semakin menumpuk. Adapun, saat proses shooting video suara anak, Erizal kesulitan mengajak partner untuk bergabung dalam proyek video tersebut. Maka, teks yang ia buat mengalami revisi beserta penyesuaian relevansi masalah.
“Selama aku berproses, aku mendapat dukungan penuh dari keluarga, dan teman. Sebenarnya, proyek video ini aku laksanakan secara tertutup tidak banyak yang tahu, aku sedang membuat proyek lomba ini sendirian. Setelah pengumuman lomba, aku baru mengatakan kepada keluarga dan temanku,” pungkasnya.
Pencapaian yang pernah diraih Erizal ternyata tidak hanya sampai disitu. Erizal pernah meraih Juara 4 If I Were G20 Degates Video Contest, yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau PPN/Bappenas. Dalam waktu dekat, Erizal akan mengikuti lomba debat. Pada saat SMA, dirinya kerap mengikuti lomba debat. Dengan itu, Erizal akan tetap mengasah potensi diri, sehingga menginspirasi banyak mahasiswa untuk terus melangkah dan berkarya.
“Selalu berani mengambil kesempatan dan membagi waktu sebaik mungkin adalah kiatku. Melalui klasifikasi prioritas, hingga mulai dari apa yang diminati. Inspirasi tidak pernah datang sendiri layaknya mahasiswa yang selalu menjadi sebuah inspirasi. Oleh karena itu, seiring meraih cita dan melebarkan sayap untuk mahasiswa Indonesia yang lebih maju. Berproseslah. Karena proses setiap harinya untuk masa lalu, masa depan, sebulan yang akan datang, atau mungkin seminggu yang akan datang. Teruslah tumbuh untuk berproses dan tetaplah menginspirasi,” ungkapnya.
(Azaria Suci Fernada)
Kerennnnn bangettt semoga selalu menginspirasi 😍😍😍