Masyarakat berdesak-desakan dalam salah satu rangkaian gerbong kereta di Jakarta. Sumber. Tempo
Keluhan dan tuntutan masyarakat serta mahasiswa kian meningkat terkait kemacetan yang tak kunjung menemui solusi, fasilitas yang kurang memadai, dan layanan transportasi yang masih jauh dari harapan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta untuk segera mengambil tindakan nyata demi meningkatkan kualitas hidup warga ibukota.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Matematika (PMAT), semester empat, Taufik Fajriansyah menjelaskan, transportasi umum (transum) di Jakarta sudah sangat baik jika dibandingkan dengan kota lain di Indonesia. Akan tetapi, masih belum bisa dikategorikan sempurna. Masih ada aspek yang perlu diperbaiki dan ditambahkan.
“Mahasiswa yang mengandalkan transportasi umum untuk sehari-hari masih kurang nyaman karena jam keberangkatan yang sering tertunda, jarangnya armada, dan membutuhkan waktu lebih lama daripada menggunakan kendaraan pribadi. Selain permasalahan tersebut, Jakarta masih memerlukan perluasan jalan dan edukasi lebih terhadap masyarakat agar mau menggunakan transportasi umum,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), semester empat, Rakha Rif’at Aryaputra menerangkan, dengan adanya program integrasi transportasi umum dengan maksimal 10 ribu dalam waktu 3 jam, hal ini sangat membantu masyarakat, terutama mahasiswa, pekerja, dan pengguna harian yang mengandalkan transum tersebut.
“Fasilitas pendukung lainnya juga sudah sangat baik, seperti pedestrian, ruang terbuka, dan taman. Namun, masih terdapat banyak sekali pungutan liar (pungli) di tempat-tempat wisata dan minimarket, khususnya parkir. Tidak hanya di tempat-tempat tersebut, bahkan hingga ke administrasi pemerintahan, banyak sekali oknum yang memanfaatkan momentum masyarakat, contohnya saat mengurus perizinan, atau membuat surat izin mengemudi (SIM),” pungkasnya.
(Rayhan Anugerah Ramadhan)