RDK FM

Mahasiswa yang terjun ke masyarakat guna bantu pencegahan stunting. Sumber. Lingkar Studi Pers


Perguruan tinggi di Indonesia diharapkan memegang peranan strategis dalam upaya penurunan angka stunting yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Melalui berbagai program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, perguruan tinggi menjadi kunci dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk mencegah stunting di masa depan. Kerja sama antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat diperlukan untuk memastikan keberhasilan program ini secara jangka panjang.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas), semester sembilan, Muhammad Irham Rabbani mengatakan, perlu adanya dorongan terkait inovasi dalam program pencegahan stunting, misalnya dengan pemanfaatan teknologi digital, seperti aplikasi pemantauan tumbuh kembang anak dan penyuluhan gizi. Pendekatan interdisipliner yang melibatkan berbagai fakultas di perguruan tinggi juga dinilai mampu menghasilkan solusi yang lebih komprehensif.

“Sebagai mahasiswa kesehatan, kami telah terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang gizi, kesehatan ibu hamil, dan tumbuh kembang anak. Selain itu, kita juga melakukan pemantauan kesehatan anak balita bersama tenaga medis lokal. Kerja sama yang terjalin baik antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat diyakini dapat menciptakan program yang efektif. Perguruan tinggi memberikan ilmu, pemerintah mendukung kebijakan, sementara masyarakat melaksanakan perubahan perilaku,” katanya.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Manajemen Dakwah (MD), semester tujuh, Achmad Khoirul Soleh menuturkan, peran perguruan tinggi sangat penting dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia. Dengan berfokus pada tri dharma perguruan tinggi, hal ini dapat menjadi motor penggerak inovasi dan solusi berbasis data untuk pencegahan stunting. Keterlibatan mahasiswa dalam program penanganan stunting, terutama melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan magang jelas sangat signifikan.

“Terdapat beberapa kendala yang dihadapi perguruan tinggi dalam mendukung program penurunan stunting. Keterbatasan dana dan sumber daya, terutama untuk riset dan implementasi program jangka panjang. Koordinasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan pihak terkait seringkali belum optimal. Kesadaran masyarakat terkait stunting juga masih bervariasi dan perlu peningkatan. Masih banyak warga yang belum memahami dampak jangka panjang dari stunting,” ujarnya.

(Asy Syifa Salsabila)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *