Salah satu tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sumber. Suara Surabaya
Perayaan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan moment yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat islam. Balamuda tahu nggak sih? Merayakan kelahiran Nabi Muhammad juga dijadikan sebagai bentuk rasa syukur yang dipanjatkan oleh seorang hamba kepada Allah. Mengapa demikian? karena Nabi Muhammad adalah seorang kekasih Allah yang menyebarluaskan kasih sayangnya di muka bumi ini.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan berbagai bentuk pengekspresian di setiap daerah seperti pengajian, ceramah, pembacaan shalawat, tasyakuran, pawai maulid, dan lain sebagainya. Setiap daerah memiliki ciri khas dan perayaan tersendiri dalam mengekspresikan kebahagiaan dalam menyambut datangnya Maulid Nabi Muhammad SAW.
Menurut ulama, terdapat sejumlah keutamaan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Imam Jalaluddin As-Suyuthi, seorang ulama besar, menyebutkan bahwa orang yang merayakan Maulid Nabi akan diberi pahala dan keberkahan. Dalam kitabnya, Husnul Maqsid fi Amalil Maulid, ia berkata: “Barang siapa yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, maka ia akan diberi pahala besar oleh Allah karena menunjukkan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW,”.
Selain hal yang disebutkan, keutamaan lainnya dalam perayaan Maulid Nabi adalah penguatan tali persaudaraan. Merayakan Maulid Nabi seringkali dilakukan dengan berkumpul bersama di masjid maupun di lingkungan sekitar. Hal itu menciptakan keeratan yang kuat dalam menjalin ukhuwah islamiyah di antara umat islam. Silaturahmi merupakan bagian dari ukhuwah islamiyah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Balamuda tau nggak, ya? Dalam perayaan Maulid Nabi, sering dibacakan dan diceritakan kisah-kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW. Hal itu dimaknai sebagai upaya yang memperkuat pemahaman umat tentang teladan hidup beliau. Imam As-Suyuthi mengatakan, bahwa melalui perayaan Maulid Nabi, umat bisa mengingat dan menghidupkan sunnah-sunnah Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Ibn Kathir dalam bukunya Al-Bidayah wa Nihayah menyatakan, bahwa melalui perayaan Maulid, umat bisa mengkaji lebih dalam sejarah Rasulullah sehingga lebih mudah mengikutinya.
Para ulama memandang Maulid sebagai momen yang tepat untuk mengenalkan sosok Nabi Muhammad dan nilai-nilai luhur yang diajarkannya kepada generasi muda. Melalui perayaan ini, kecintaan kepada Rasulullah dapat ditanamkan sejak dini. Imam al-Bajuri menekankan pentingnya menyampaikan kisah hidup dan keutamaan Nabi Muhammad dalam perayaan Maulid, agar generasi muda terinspirasi dan mampu meneladani akhlak mulia beliau.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi momen refleksi bagi umat Muslim untuk mengenang kelahiran sosok yang mulia, tetapi juga berfungsi sebagai media dakwah yang sangat strategis dalam menyebarkan ajaran Islam secara lebih luas. Imam As-Suyuthi berpendapat, bahwa Maulid merupakan bentuk dakwah yang efektif, karena umat dapat lebih mudah mengakses informasi tentang teladan hidup Nabi Muhammad, baik melalui ceramah, pembacaan kisah-kisah Nabi, maupun diskusi keagamaan yang menyentuh aspek penting dari akhlak beliau.
Banyak ulama yang juga menegaskan bahwa merayakan Maulid adalah ekspresi cinta kepada Rasulullah. Imam Ibn Hajar al-Haitami menyatakan, bahwa perayaan Maulid adalah bentuk penghormatan dan ungkapan cinta kepada Nabi Muhammad, yang sangat dianjurkan dalam Islam. Mengingat hadits yang artinya: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dia cintai daripada dirinya sendiri, orang tuanya, dan semua manusia.” (HR. Bukhari)
Dengan demikian, Maulid tidak hanya menjadi ritual peringatan, tetapi juga alat untuk memperdalam pengetahuan agama dan menanamkan kecintaan serta penghormatan kepada Rasulullah dalam hati setiap Muslim. Cinta kepada Nabi adalah bagian dari iman, dan Maulid adalah sarana untuk menunjukkan kecintaan tersebut.
(Gisska Putri Hidayat)