
Menkes, Budi Gunadi Sadikin. Sumber. bing.com
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin kini tengah merencanakan program skrining kesehatan mental secara gratis pada bulan Februari 2025. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental dan memberikan akses lebih mudah bagi yang ingin memeriksa kondisi mentalnya tanpa biaya. Program skrining nantinya akan tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, baik rumah sakit maupun puskesmas, agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luas.
Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPSI) Jurusan Psikologi semester 14, Dhafiyah Zhafirah mengungkapkan, program seperti ini sudah cukup baik karena pemerintah mulai sadar terhadap kesehatan mental masyarakat. Program semakin menarik karena tidak memerlukan biaya, sehingga lebih banyak masyarakat yang antusias untuk berpartisipasi dan menyadari pentingnya menjaga dan merawat kesehatan mental.
“Kegiatan seperti ini sebaiknya tidak hanya dilaksanakan sebagai acara satu kali, melainkan perlu diadakan secara rutin setiap dua hingga empat bulan sekali, dengan tujuan untuk secara efektif mengurangi jumlah masyarakat yang berisiko mengalami gangguan mental dan meningkatkan kesadaran serta pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga kesehatan mental,” ungkapnya.
Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Jurusan Sastra Inggris (SAS-ING) semester enam, Dita Putri menuturkan, program seperti ini harus diiringi dengan seminar yang menjelaskan tentang betapa pentingnya kesehatan mental bagi diri sendiri, agar masyarakat lebih terbuka dan tidak acuh terhadap kesehatan mentalnya. Banyaknya kalangan orang tua yang beranggapan, gangguan mental itu terjadi karena faktor kurangnya ibadah. Namun enyataannya, tidak semua gangguan mental hanya karena faktor kurang ibadah, tetapi juga karena beberapa faktor lain, seperti biologis maupun lingkungan..
“Semoga dengan adanya program seperti ini dapat mengurangi stigma negatif terhadap gangguan mental, serta memberi pemahaman agar masyarakat tidak malu untuk meluapkan hal yang mereka rasakan. Selain itu, program ini harus diadakan secara merata, termasuk ke pelosok, agar masyarakat di sana juga ikut peduli terhadap kesehatan mental masing-masing,” tuturnya.
(Nayla Putri Kamila)