Seorang anak yang sakit DBD, cerminan meningkatnya kasus DBD hingga tiga kali lipat. Sumber. CNN Indonesia
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga tiga kali lipat. Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Imran Pambudi, bahwa pada minggu ke-12 tahun 2024, DBD telah memakan korban hingga 43.271 dengan kematian 343 jiwa. Untuk laporan pada Maret 2023, DBD telah memakan korban hingga 17.434 kasus dengan kematian 144 jiwa. Dengan itu, melonjaknya kasus DBD perlu disikapi dengan upaya mitigasi dari berbagai pihak.
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (FU), jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), semester enam, Rlen Herdiani Alfian menjelaskan, jika kasus DBD terus meningkat, hal tersebut akan sangat merugikan dan banyak menjangkit masyarakat. Terlebih, kasus ini sudah banyak menyerang nyawa.
“Perlu adanya tindakan dari pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi hal ini. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan, bahkan ke dalam sungai hingga tertumpuk. Air yang tergenang akan menjadi sarang bagi nyamuk demam berdarah, yakni Aedes Aegypti. Mungkin pemerintah setempat dapat memberikan fogging untuk membunuh nyamuk tersebut dengan merata dan efektif,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Kimia, semester empat, Muhammad Ridwan menuturkan, kesadaran dan karakter sangat penting ditanamkan masyarakat terkait dampak yang dihasilkan dalam menjaga kebersihan. Sebab, kasus tersebut sangat melekat dengan kondisi lingkungan sekitar.
“Semoga pemerintah dapat mensosialisasikan terkait penyakit DBD ini dari berbagai aspek kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar mereka dapat informasi yang lengkap terkait pencegahan dan solusi yang dapat dikerahkan. Dengan itu, masyarakat dapat memiliki himbauan dan pengetahuan yang lebih optimal guna menurunkan kasus DBD,” jelasnya.
(Edith Indah Lestari)