RDK FM

Potret bahan pokok yang dijual di pasaran. Sumber. Lombok Post


Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta masyarakat agar tidak panic buying jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN). Bukan tanpa alasan, fenomena tersebut seringkali terjadi ketika dekat dengan bulan Ramadhan. Hal tersebut mengakibatkan persediaan pasar menjadi terancam, serta harga jual yang berpotensi buruk. Dengan itu, masyarakat diharapkan dapat berbelanja dengan bijak, serta menyesuaikan kebutuhan pribadi tanpa konsumsi yang berlebihan.

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), jurusan Sistem Informasi (SI), semester delapan, Dela Nafia Ramadhan menjelaskan, masyarakat perlu berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Sebab, segala hal yang bersifat konsumtif tidak terbilang baik bagi keberlangsungan hidup masyarakat itu sendiri.

Panic buying juga akan berdampak pada kelangkaan barang yang diincar. Semoga masyarakat bisa lebih bijak dalam memutuskan sebelum berbelanja. Utamakan kebutuhan yang sangat berguna dan dibutuhkan, tanpa bersikap konsumtif,” ujarnya.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), semester enam, Adel Aulia mengatakan, beberapa dari masyarakat mungkin menyiapkan persediaan barang dengan skala yang banyak. Hal tersebut bertujuan untuk efisiensi kebutuhan selama Ramadhan.

“Banyak dari masyarakat menjadi panic buying untuk menghindari harga bahan pokok yang mahal kedepannya. Padahal, panic buying itu sendiri yang akan menyebabkan kelangkaan barang dan naiknya harga barang yang ditargetkan. Jadi, masyarakat perlu tetap waspada dan mencari alternatif bahan pokok lain yang hendak dibelanjakan tanpa berlebihan,” jelasnya.

(Keyzar Devario)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *